3. Seleksi

64 9 0
                                    

Cahaya matahari yang masuk ke dalam kemar seorang yeoja membuatnya membuka mata dari tidurnya. Ya,siapa lagi jika bukan Park Lian. Dia selalu bangun pagi, olahraga, mandi, sarapan, dandan, dan kerumah Yana Kim lalu berangkat sekolah. Rutinitasnya setiap hari.

Lian sedang mengumpulkan nyawanya yang sebagian masih dialam mimpi dengan mengucek kedua matanya. Namun, suara ponselnya sudah membuatnya membuka mata lebar lebar.

Tertera nama Yongi diatas layar. Lian bingung. Mengapa Yongi tiba tiba menelponnya sepagi ini? Tanpa berpikir lebih panjang lagi, ia menerima panggilan itu lalu mendekatkan ponsel ke telinga kananya.

"ada apa?" tanya Lian pada Yongi dengan suara masih seperti baru bangun tidur. Apa pedulinya? Siapa suruh menelpon sepagi ini.

"ku jemput kau sekarang" ucap Yongi dengan nada datar.

"hah? Ada apa? Aku baru saja bangun tidur. Aku belum apa apa. Ish, kau ini" kesal Lian

"cepatlah bersiap, 15 menit lagi aku sampai" ucap Yongi langsung menutup panggilan tersebut secara sepihak.

"apa maksudnya?? 15 menit lagi?? Aku bahkan belum mandi. Ahh, ada apa dengannya?" teriak Lian frustasi pada dirinya sendiri. Ia langsung beranjak dari tempat tidur dan masuk kedalam kamar mandi.

Lian bersiap siap dengan gerakan super cepat bak kilat. Ia hanya mengucir rambutnya asal lalu memakai sepatu sekolahnya. Tak lupa, ia mengambil tas di meja belajarnya dan memakai jam tangan di perelangan tangan kirinya.

Ting tong

Suara bel rumah. Itu pasti Yongi. Lian langsung bergegas menuruni tangga dengan cepat. Hampir saja ia terjatuh.

Di rumah Lian memang tidak ada siapa siapa. Hanya ada pembantunya. Ayah dan ibunya pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Dan pulang 1 bulan sekali. Dan dia hanya anak tunggal.

Lian berlari kecil kearah pintu lalu membukukan pintu untuk seseorang yang akan masuk.

"kau sudah selesai?" pertanyaan Yongi setelah Lian membukakan pintu.

"sudah. Ayo berangkat" ucap Lian sedikit masih merasa kesal.

"bibi, aku berangkat. Nanti aku sarapan disekolah" pamit Lian pada pembantunya sebelum berangkat

"iya. Hati hati" pesan bibi

Lian berjalan dengan gontai kearah Yongi. Ia masih merasa ngantuk. Bahkan, ia belum memakan sebiji nasi atau meminum setetes air sejak bangun tadi.

"kau bisa cepat?" ucap Yongi dengan ekspresi kesal.

Lian tak menjawab. Ia mempercepat langkahnya supaya tidak menambah kemarahan Yongi.

Mobil Yongi terparkir didepan gerbang rumahnya. Ia berjalan bersampingan dengan Yongi. Setelah sampai dipintu mobil, Lian langsung masuk kedalam mobil dan memberi pesan pada Yana Kim kalau ia sudah berangkat duluan bersama Yongi.

Di dalam mobil suasana hening. Tak ada yang memulai pembicaraan. Hanya alunan musik dari ponsel Yongi yang mengisi keheningan ini.

Lian tidak suka dengan suasana seperti itu. Ia mendengus kasar lalu menyandarkan punggungnya ke belakang.

"akan ada turnamen basket. Kita harus membicarakan ini dengan guru guru dan murid lainnya" ucap Yongi panjang lebar. Bahkan, itu adalah kalimat terpanjang yang Lian dengar dari Yongi.

"kau bicara sepanjang itu hari ini" kata Lian sambil tersenyum jail.

"mengapa kau tak sekalian mengajak Yana Kim? Dia juga ikut ekskul kan?" tanya Lian lagi penasaran.

2 Badgirls (ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang