12. Sebuah Pengakuan

21 6 1
                                    

"aku akan mengutarakan perasaanku." tegas Park Lian. Ia berkata seolah tak ada keraguan atau ketakutan saat mengatakan hal itu.

Baekhyun menghela napas sebentar. Ia bingung harus dengan kata-kata apa lagi supaya Lian mau membatalkan aksinya itu. Park Lian akan mengutarakan perasaannya kepada Do Kyungsoo.

Ia bersikeras untuk tetap berbicara pada Kyungsoo soal perasaannya itu. Tak peduli Kyungsoo akan menilainya buruk, murahan, atau sebaginya. Yang terpenting ia lega karena sudah mengungkapkannya.

" kau tau kan apa yang akan kau peroleh jika kau tetap ingin mengungkapkan perasaanmu pada Kyungsoo? " tanya Baekhyun.

" iya, aku tau. Tetapi apa salahnya jika aku mencoba? Kau tau? Seseorang yang rela berjuang untuk orang yang ia cintai pasti akan mendapatkan balasan atas perjuangannya selama ini. Dan saat ini aku ingin berjuang. " jelas Park Lian tetap ingin melancarkan aksinya.

Baekhyun lelah. Ia sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Park Lian. Semua menjadi buntu ketika kita mencintai seseorang. Semua menjadi rumit. Kita tidak bisa berpikir jernih. Yang ada di pikiran kita hanya bagaimana cara mendapatkannya untuk menjadi milik kita. Begitulah yang sedang dialami Park Lian.

" dan.. hasil tidak akan mengkhianati usaha. Kau tau, baek? " lanjut Park Lian.

Baekhyun menatap bola mata milik Lian. Dalam tatapan Baekhyun berharap jika Lian mau berubah pikiran dan tidak jadi mengutarakan perasaannya. Namun, dari tatapan Lian menyiratkan jika ia tak kan menyerah. Ia begitu semangat. Seperti ada kobaran api yang begitu besar berada dalam diri Park Lian.

" tetapi, Kyungsoo tidak menyukaimu. Dia menyukai Kim Zara. Dan kau tau, saat kau berjuang untuk mendapatkan hati Kyungsoo, disisi lain Kyungsoo juga sedang berjuang mendapatkan hati Kim Zara. Kalian sedang sama-sama berjuang. Namun, yang kalian perjuangkan tidaklah sama. Berbeda. Kau seperti mengejar sesuatu yang menjauhimu. " ucap Baekhyun supaya Park Lian sadar tentang posisinya saat ini.

Mata Park Lian berkaca-kaca. Ia tau. Sungguh. Ia sangat tau itu. Tetapi apa salahnya untuk mencoba? Selagi kita bisa untuk mengutarakannya kenapa tidak? Air mata Park Lian jatuh ke pipinya.

Kemudian, ia menghapus air mata itu lalu berkata dengan lantang pada Baekhyun " aku, akan tetap mengutarakan perasaanku. Dan...aku juga akan menerima apa yang nanti akan terjadi. Aku akan menerima konsekuensinya."

Baekhyun langsung memeluk Park Lian. Ia membawa Park Lian kedalam pelukannya. Menyalurkan kasih sayang kepada sang sahabat.

"aku akan selalu ada disamping mu. " ucap Baekhyun pelan tepat di telinga Park Lian.

Baekhyun melepaskan pelukannya."apa kau lapar? Ayo, kira ke kantin. Hari ini aku yang membayar." kata Baekhyun sambil tersenyum. Park Lian mengangguk semangat.

~~~

Suasana kantin masih sangat sepi. Bisa dikatakan jika hanya ada dua pengunjung, yakni Park Lian dan Baekhyun. Seharusnya, mereka masih berada di kelas. Ini belum saatnya untuk istirahat. Tetapi, dikarenakan Lian sangat bosan mendengarkan pelajaran dari guru, akhirnya ia mengajak Baekhyun untuk membolos. Sedangkan yang diajak sangat semangat. Dasar.

Oke lanjut. Lian memilih bangku dipojok kantin. Dikarenakan tempatnya yang strategis karena tidak terlalu terlihat jika ada orang yang datang ke kantin.

Selagi menunggu Baekhyun kembali, Lian merogoh saku rok nya untuk mengambil ponsel. Tidak ada yang menarik di ponselnya. Ia menaruh ponselnya diatas meja. Kemudian Lian menidurkan kepalanya menghadap arah samping.

2 Badgirls (ff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang