Untuk pertama kalinya dalam sejarah kehidupan seorang sulung cerdas Kim Mingyu, ia merasa sel-sel otak jeniusnya tiba-tiba tak berfungsi benar dan kerja fokusnya berulang-kali buyar mencuat kesana-kemari sementara Guru Yoon di depan kelas sedang menjelaskan ulang materi grafik parabola pada murid-murid yang mengaku belum mengerti. Entah kebetulan atau memang takdir yang disengaja, penjabaran rumus titik puncak Guru Yoon saat ini betul-betul mendeskripsikan alam sadar Mingyu bahwa dirinya memang sedang berada dalam kondisi sakit kepala pada titik puncaknya.
Sakit kepala di sini bukan diartikan bahwa dia benar-benar pusing atau migrain atau kepalanya sedang berdenyut-denyut pening, melainkan karena ia terus-menerus terpikirkan oleh bayang-bayang sosok wanita tak jelas bernama Jeon Wonwoo yang sampai saat ini belum menapakkan kaki sama sekali ke dalam kelas sejak kemunculannya di lapangan basket tadi pagi.
Berulang kali Mingyu berusaha mengulang konsentrasi penuh pada guru matematika paling menawan di depannya itu, tetapi wajah menyebalkan Wonwoo selalu tiba-tiba menjadi pilar penghalang dan tahu-tahu menjajah isi kepalanya.
Mungkin ini terjadi karena tanggung jawabnya terhadap sang wali kelas Choi belum terealisasikan. Guru Choi beberapa waktu sebelumnya telah memerintahkannya untuk menagih buku tugas Wonwoo saat gadis itu masuk kelas. Tapi jika dipikir-pikir berulang sepertinya si betina pembawa biang keladi itu tak akan sudi menginjakkan sepatu mahal wah-nya pada keramik kelas berdebu yang belum disapu oleh petugas piket harian yang tak bertanggungjawab.
Mingyu melirik ke belakang, tepat ke arah Seokmin yang memperhatikan serius pada papan tulis bersama kacamata minus yang bersarang di hidung besarnya. Dari luar memang Seokmin terlihat sedang dalam konsentrasi penuh, tapi sebenarnya jauh di dasar otaknya potret Wonwoo sedang menguasai. Berkebalikan dengan Mingyu yang ingin sekali mengusir Wonwoo dari kepalanya, Seokmin justru sengaja terus memikirkan Wonwoo karena terlewat rindu.
Beberapa detik merasa diperhatikan, mata Seokmin akhirnya bertemu dengan sepasang mata gusar Mingyu di depan sana. Seokmin mengernyit, memberi ekspresi seolah bertanya pada Mingyu tentang apa hal yang membuat Mingyu melirik ke arahnya.
Mingyu lalu membuat suatu gesture untuk menjawab raut tanda tanya Seokmin, mengkomat-kamitkan mulutnya tanpa suara agar tak terdengar oleh Guru Yoon. Dan Seokmin seketika melepaskan senyuman lebar bahagia saat mengetahui arti isyarat Mingyu.
'Panggil. Wonwoo. Ke kelas. Cepat.'
Tanpa ancang-ancang, Seokmin beranjak dari kursi menghampiri Guru Yoon, meminta izin keluar untuk membawa Wonwoo ke kelas. Guru Yoon mengiyakan saja walaupun hatinya dipenuhi rasa keraguan dan seratus persen yakin jika Wonwoo tak akan mau melangkahkan kakinya ke dalam kelas untuk duduk rapi mengikuti pelajaran.
Sedangkan Mingyu, ia kini menyenderkan punggungnya berdengus lega. Ia tak henti bersyukur pada Tuhan karena telah menakdirkan manusia jenaka bernama Lee Seokmin menjadi wakilnya dalam mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin kelas. Karena berkat Seokmin, sejak lahir hingga sekarang Mingyu tak pernah sama sekali berurusan dengan makhluk astral tak kasat mata -karena jarang terlihat di kelas- yakni tuan putri Jeon.
Mingyu sebagai ketua kelas tentu tahu bahwa wakilnya, Seokmin, selama ini telah melewati masa remaja dengan tergabung dalam komplotan penggemar fanatik Red Velvet dan sejak tahun ini berubah haluan menjadi penggila sejati wanita yang diklaimnya punya kemiripan dengan Seulgi anggota Red Velvet kesukaannya, yakni Wonwoo.
Jangan kira. Jeon Wonwoo si ramping angkuh punya grup penggemar tersendiri di sekolah elit yang luas ini dikarenakan wajahnya satu banding dua dengan Seulgi si artis keluaran label terkenal seantero Asia, dan salah satu pengikut setia grup penggemar itu adalah Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Cat • meanie gs
FanficMempesona, memikat, bergelimang uang. Sayangnya Wonwoo hanyalah kucing liar yang naif, agresif, dan mampu melukai siapapun kapan saja. Tetapi pemuda itu datang dengan pandangan hangat, menjinakkannya secara perlahan. 📆Apr 3, 2018