11. Espresso

2.5K 370 45
                                    

"Mingyu."

"Mingyu!"

"Oy!"

Wajah Mingyu meringis ketika sebuah snack cokelat melayang tepat mengenai kepalanya. Pemuda itu melepas headphone dan mengalihkan pandangan dari buku ilmiah yang ia baca ke arah Minghao yang memangku tangan di pagar balkon kamar. Dari senyuman lebar yang diberikan Minghao, Mingyu menebak bahwa gadis itu pasti memiliki bahan obrolan yang harus diceritakan.

"Mingyu."

"Hm."

"Tadi eomma menyuruhku menemanimu ke dokter. Ayo pergi!"

"Tidak. Aku baikan. Karena-"

Kim Mingyu. Kau tidak berencana membongkar pada Minghao bahwa Wonwoo baru saja menghabiskan waktu di kamarmu, bukan?

"Karena...?" Minghao mengernyit, menunggu.

"Kau tahu. Hanya flu biasa. Terlalu berlebihan jika harus ke dokter."

Minghao mengangguk paham, cukup mempercayai jawaban Mingyu. "Jadi kau akan ke sekolah besok?"

"Sepertinya."

"Okay... Ah, omong-omong. Coba tebak. Darimana aku seharian ini?"

"Kau bilang hari ini kau menonton pertandingan basket."

"Benar... Setelah itu?"

Mingyu mengangkat bahu. "Entah?"

Minghao tertawa kecil. "Bioskop!"

Awalnya, Mingyu tak paham mengapa bioskop menjadi alasan dari senyuman bahagia itu. Setahunya tak ada yang spesial dari menonton bioskop, kecuali-

"Kau bersama Jun?"

Minghao mengangguk semangat.

"Berdua?"

"Hanya kami berdua!"

Mingyu mendengus ringan, tanpa menghilangkan ulasan senyum simpul dari wajahnya.

Curang. Entah bagaimana Jun bisa semudah itu menyeret gadis lain pada kencan tidak langsung. Dan entah bagaimana Minghao selalu menampik kenyataan bahwa Jun bukan miliknya.

Mingyu berpikir bahwa hubungan kedua orang itu semakin tidak wajar.

Tetapi lelaki itu hampir melupakan bahwa ia jauh lebih curang dari mereka berdua, karena bagaimanapun, berciuman dengan mesra jauh lebih tidak wajar dibandingkan menonton film aksi di bioskop.

"Mingyu, kau baik?" Minghao memperhatikan Mingyu melamun dengan sedikit gelisah tanpa mengindahkan semua cerita yang ia tuturkan panjang lebar. Gadis itu tak merasakan bahwa Mingyu sedang menyembunyikan suatu hal, sebab yang ada di benaknya hanyalah kekhawatiran melihat kantung mata tebal pada wajah pucat lelaki itu. Pikirnya, mungkin Mingyu belum begitu pulih. "Udaranya tidak bagus. Istirahatlah di dalam."

Mingyu mengangguk, lalu beranjak. Sebelum menutup pintu balkonnya, ia membalas senyuman Minghao yang melambai kecil, hingga pandangan mereka berdua terhalang oleh tirai yang menutup kaca pintu.

Pemuda itu mengenakan kembali headphone ke telinga, bersantai di atas tempat tidurnya seraya menatap udara kosong.

Sialnya alunan nada violin dari lagu yang didengarnya tak membuat suasananya membaik sama sekali. Suara-suara dalam benaknya terpecah meributkan persoalan tentang Jun dan Minghao, juga Wonwoo dengan dirinya sendiri.

Matanya melirik pada notifikasi ponsel, tertuju tepat pada kontak Wonwoo yang tertera di sana.

(tolol)
[gambar]
Aku punya kupon espresso! Ayo kita pergi saat kau sudah baikan!

Stray Cat • meanie gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang