"Aku mencintaimu."Wonwoo mengerjap, terdiam sesaat lalu mendorong pelan bahu Mingyu usai memperoleh kembali kesadaran dari lamunannya. Ia mengedip cepat beberapa kali. "Me-mencint..."
"Kenapa? Aku mencintaimu."
Hening kembali.
Wonwoo menahan napas.
Masih hening beberapa saat.
Lalu--
"ha...HAHAHAHHAHASHAHAJAHAHAHHAH!!!"
Mingyu mengernyit kesal. "Apa? Ada yang salah?!"
"AHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAH-- uhuk! Uhuk!!"
"A-air!!" Mingyu bergegas meraih gelas air hangat dari atas meja makan, lalu menyodokkannya ke mulut Wonwoo untuk memaksa gadis itu minum.
Wonwoo menenggaknya sambil membelalak kaget, segera mendorong gelas itu sebelum tenggorokannya semakin tersedak karena Mingyu. Napasnya terengah-engah, seketika ia mendelik tajam pada pemuda itu. "Kau mau aku mati ya?!!" kicaunya, lalu mendengus pelan dan melipat tangan di depan dada. "Sekarang, jelaskan padaku apa yang sudah terjadi padamu."
Mingyu mengernyit. "Apa?"
"Wajahmu! Ini pertama kalinya aku melihat wajahmu sampai begitu! Kau habis bertengkar dengan siapa sampai kau bonyok begitu! Atau jangan bilang kau dibegal di jalan?!"
"Kenapa memangnya? Kau mau tahu sekali."
Perkataan Mingyu memancing Wonwoo untuk memukul keras kepala lelaki itu. "Aku khawatir, bodoh!! Kalau kau dipukuli orang jahat dan kepalamu terbentur lalu kau jadi tidak pintar lagi, siapa yang akan jadi tentorku?!!"
"Kalau aku tiba-tiba jadi bodoh artinya itu karena kau yang barusan memukul kepalaku!!"
"Maaf." Wonwoo mencebikkan bibirnya, menatap jenuh pada Mingyu yang kini beralih menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
"Aku akan mengatakannya. Tapi jangan marah padaku." Mingyu memindahkan kompres di atas meja ke daerah lebam di pipinya, melirik Wonwoo dengan tak acuh. "Aku berkelahi dengan mantan kekasihmu."
Wonwoo melebarkan matanya. "Kau cari gara-gara dengannya?!"
"Tidak. Dia yang memulai."
Wonwoo mengedip.
"HAAHHAHAHAHAH Bagaimana rasanya dipukul ketua grup Taekwondo, Kim Mingyu-shi? Pasti sakit sekali, ya? Kau sangat malang..." Wonwoo berdecak, menggeleng kepalanya kasihan, menatap Mingyu dengan mata sayunya yang seolah mengejek.
Detik setelahnya, derit pintu yang tiba-tiba terdengar membuat keduanya menoleh serentak pada Bibi Lee yang masuk dengan nampan berisi air jeruk hangat, mangkuk bubur gandum, sup jagung, dan olahan telur. Ia letakkan di atas nakas, lalu mengambil gelas minuman yang sudah kosong dari sana. "Waktunya makan malam, Nona."
"Terima kasih." Wonwoo tersenyum manis. "Oh! Bisakah kau bawakan juga untuk Mingyu? Dan handuk dingin."
Bibi Lee mengiyakan permintaan gadis itu tanpa ragu, meninggalkan kamar untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Sementara menunggu handuk dingin dari Bibi Lee, Wonwoo mengompres wajah lebam Mingyu dengan handuk miliknya yang sudah pada suhu normal. Ia tak mengindahkan mata si pemuda Kim yang tak henti melayangkan pandangan padanya walau mereka sedang dalam jarak yang begitu dekat. Gadis itu sibuk berceloteh perihal ini dan itu, sebagian besar tak begitu penting.
"Kau ya! Aku tahu kalian berdua sedang memperebutkanku tapi memangnya harus berkelahi begini?? Kalau aku sih tidak masalah bertengkar dengan siapapun di sekolah, karena aku memang dikenal seperti itu! Tapi kau?! Seorang Kim Mingyu terlibat perkelahian karena seorang perempuan?! Konyol!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Cat • meanie gs
FanfictionMempesona, memikat, bergelimang uang. Sayangnya Wonwoo hanyalah kucing liar yang naif, agresif, dan mampu melukai siapapun kapan saja. Tetapi pemuda itu datang dengan pandangan hangat, menjinakkannya secara perlahan. 📆Apr 3, 2018