Mingyu tak merasa hidupnya pernah dipermainkan seperti ini sebelumnya.
Pemuda itu berulang kali menggerutu kesana-kemari dengan membawa tumpukan buku dan harus rela menyianyiakan jam makan siang hanya untuk mencari gadis sialan itu, mengelilingi penjuru sekolah yang megah dan amat luas ini.
Dan akhirnya setelah sekian lama menjelajahi tiap koridor, langkahnya terhenti dengan dengusan lega di kala matanya menangkap sosok Wonwoo yang sedang terbengong di gazebo halaman belakang.
"Kau menyusahkan." Mingyu mendekat, mendengus seraya melemparkan beberapa buku ke sebelah gadis itu. "Seumur hidup, aku tak pernah menemukan tulisan seburuk itu."
Perhatian Wonwoo melirik tanpa minat pada buku miliknya, lalu ia menghela napas malas dan kembali mengunyah chips kentang dengan pandangan kosong.
"Wonwoo, aku tahu kau itu bodoh. Tapi aku tak menyangka kau sebodoh ini. Kau bahkan salah dalam rumus-rumus dasar yang seharusnya dapat dikerjakan anak SMP!" Mingyu yang telah duduk di sebelahnya, kini mengeluarkan celotehan intimidasi sembari membolak-balikkan kasar buku tugas gadis itu.
"Kenapa ya, kira-kira..."
Mingyu menoleh tajam. "Kau tanya kenapa?! Karena kau terlalu banyak bermain-main."
"Jadi menurutmu, aku mempermainkan Jun?" Wonwoo mencebikkan bibirnya, menatap Mingyu dengan lengkungan alis memelas.
"Wonwoo, aku kesini tidak untuk membicarakan--"
"Menurut pendapatmu, apa Jun sudah bosan denganku?!" Kini Wonwoo meninggikan nada panik.
"Aku yang sudah bosan denganmu! Bisa kau diam dulu?"
Wonwoo membungkam, mengerjap-ngerjap dengan berdehem pelan, membenarkan posisi duduk serta menyibak rambutnya dengan raut canggung. "Ehm. Jadi, mau apa kau kesini?"
"Mau apa aku kesini? Kau melupakan siapa aku?"
"T-tidak, tuh..." Jawab Wonwoo ragu-ragu, mencuri-curi pandang pada tag di seragam Mingyu. "Kim Mingyu... kan? Aku ingat namamu, kok."
"Ya. Hampir benar. Lebih lengkapnya, aku ketua kelas dan study guide yang akan bertanggung jawab dengan semua tinta merah di lembar ujianmu. Sudah mengerti?"
Wonwoo mengernyit, membuka mulutnya tanpa mampu berkata-kata karena jujur, ia melupakan itu, fakta bahwa pria dihadapannya ini adalah tentor belajarnya, pria yang beberapa saat lalu ia paksa untuk mengerjakan tugas sekolahnya.
"Iya, aku tahu! Mana PRku?"
Mingyu memicing, mengacungkan buku catatan Wonwoo ke hadapan wajah sang pemilik. "Apa kau selalu seperti ini? Lalu kau sekolah untuk apa?!"
"Euh... untuk... uhm..."
"Pacaran?!"
"Tidak juga."
"Popularitas?!"
"Y-ya, sedikit..."
Mingyu mendecih. Dari introgasi dadakan barusan, dapat disimpulkan bahwa gadis di hadapannya saat ini bukan gadis biasa. Dia gadis yang tak punya rasa malu.
"Dengar. Choi ssaem akan dipecat jika aku gagal mengajarimu."
"Ah~ Begitu?" Wonwoo menyandarkan punggungnya pada dinding kayu gazebo, tersenyum miring dan mengangguk pelan. "Mingyu, jangan terus-menerus menjadikan Choi ssaem sebagai alasan. Tidak bisakah kau jujur sedikit saja kalau kau sebenarnya hanya sedang ingin berdua-duaan denganku?"
"Hey--"
"Diam." Wonwoo seketika meletakkan telunjuk tepat di bibir Mingyu, menatap lama manik pria di depannya sedalam mungkin. "Kau memang licik, tapi caramu... manis juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Cat • meanie gs
Fiksi PenggemarMempesona, memikat, bergelimang uang. Sayangnya Wonwoo hanyalah kucing liar yang naif, agresif, dan mampu melukai siapapun kapan saja. Tetapi pemuda itu datang dengan pandangan hangat, menjinakkannya secara perlahan. 📆Apr 3, 2018