👑 - Tersenyum paksa

46 5 0
                                    

Dan gunting itu lolos menusuk bagian perut ku tepat sekali pada perut ku. Aku masih bisa bertahan dengan tangan yang menutup tusukan tajam itu, seragam ku otomatis berlumuran darah segar. Aku masih bisa melihat Alexa sedikit terkejut sambil menyunggingkan senyum nya lalu ia pergi tanpa peduli.

Aku tak menyangka hari pertama ku sekolah setelah sakit karena kecelakaan kini aku akan masuk ke rumah sakit lagi sungguh naif nasib ku.

Aku tak melihat Kenzie di kerumunan itu orang-orang yang melihat kejadian ini berteriak histeris ada yang diam aja sambil menutup mulut ada juga yang berlari karena takut. Tapi aku membalas mereka dengan senyuman. Guru-guru berdatangan dengan rasa khawatir mereka dan mereka langsung memanggil pihak rumah sakit.

Terdengar suara kaki anak perempuan dari arah belakang ku aku membalikkan badan dan aku tersenyum pada mereka ya aku tersenyum paksa agar aku terlihat kuat dimata mereka.

Aku sudah tak tahan lagi aku ambruk di lantai dengan darah yang terus keluar dari dalam perut ku untung saja Riorra,Melba,dan Stella sudah mendekat pada ku.

"Kayley ayo tahan jangan nyerah Kay" ucap Stella menangis sambil menggoyang-goyangkan badanku yang sudah lemas sambil tersenyum.

"Kay apa sih lo? Gausah sok senyum kalo masih ga kuat! Eh kalian cowo kan? Bantuin tolong banget! Cepetannn yang ngga bantuin berarti bencong!" Ucap Melba sambil melotot kearah cowo yang sedari tadi melihat aku yang sudah lemah.

Aku tak sadarkan diri saat aku tengah di gotong oleh anak laki-laki tadi. Aku pasrah saja pada Allah aku sudah tak kuat lagi.

***

5 hari pula aku tak sadarkan diri alias koma. Saat aku membuka mata terlihat Bang Nata menggenggam erat tangan ku ia tertidur pulas karena jam menunjukan pukul 3 pagi.

Aku tersenyum mendapati Abang ku begitu biasanya kalau dirumah aku dan Bang Nata selalu bertengkar lalu dilerai oleh bos kecil, Reza. Bersyukur aku mempunyai Abang seperti nya. Aku sayang Abang aku lagi-lagi tersenyum sendiri.

Keadaan dikamar teramat sepi. Seperti nya Mama, Papa, dan Reza pulang dulu mengambil pakaian untuk ku dirumah sakit yah entah lah. Aku masih terbaring lemas di ranjang rumah sakit tapi aku masih sempat-sempat nya tersenyum.

Bang Nata bangun tidur nya dan mengucek mata nya sembari mengumpulkan nyawa yang tadi di bawa tidur. Saat sudah terkumpul nyawa nya Bang Nata membelak kaget sambil membuka mulut nya lebar-lebar. Aku mengernyit bingung pada Bang Nata yang seperti itu.

"Ha.. Ha.. Ntuu" Bang Nata berucap seperti itu dengan ekspresi yang sama seperti tadi. Aku bertambah bingung lho tadi aku udah sayang-sayang nya sama dia eh malah di bilang hantu gimana sih? Kesal ku dalam hati.

"Apaan sih hantu dari mana? Gada hantu! Kebanyakan micin kaya gini" ucap ku malas sambil menempelkan tangan ku pada kening Bang Nata aku sambil menggeleng-geleng.

"L-o Kay?" ucap nya terbata masih dengan ekspresi terkejut nya.

"Yaiyalah emang nya hantu? Hah?" ucap ku sambil mengangkat dagu tinggi-tinggi. Ekspresi Bang Nata yang tadi terkejut kini datar. Datar banget lebih dari datar nya aspal.

Bang Nata diam cukup lama sambil menatap mata ku yang tak lepas dari mata Bang Nata lama sekali tapi ekspresi nya tetap datar bukan nya seneng adik cewe nya bangun itu malah di ekspresikan datar sedatar datar nya.

"KAYLEY! ALLAHUMA ADIK GUE KEMBALI LAGI! YALLAH MAKASIH ALHAMDULILLAH" ucap Bang Nata sambil memeluk erat diriku yang masih menganga bahkan Bang Nata juga lupa bahwa aku masih luka di bagian perut.

"Oh aku faham pasti nya abang ku ini kangen berat sama gue yang cantik ini" ucap ku sambil menepuk dada ku sendiri.

"Ga ga kangen" ucap nya sambil melepaskan peluka nya

My Diary BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang