June benar. Tidak ada yang mampu menolak pesona seorang Ong, tidak dirinya, tidak juga orang lain. Pertahanan Earthea mulai runtuh seiring berjalannya waktu. Seolah-olah memberi kesempatan untuk membuktikan siapa Ong sebenarnya. Namun kembali lagi, apakah Ong yang manis ini hanya dibuat-buat atau memang tulus dari hati?
Semilir angin musim semi menerbak kulitnya yang pucat. Tulang-tulang di sekujur tubuhnya tiba-tiba terasa ngilu. Wajar saja karena tubuhnya hanya dilindungi dengan tank top berbahan silk dan celana tipis berwarna hitam. Ia merutuki dirinya karena berpakaian dengan bodoh, pedahal ini masih terlalu awal untuk memakai pakaian kurang bahan.
Kaki yang dibalut heels berwarna baby pink menggiringnya ke sebuah bar yang selalu ia kunjungi di waktu senggangnya—atau jika suasana hatinya sedang buruk seperti saat ini.
Ia menyesalkan satu hal dari tempat ini. Tempat yang biasanya dapat menenangkan hatinya harus menjadi tempat yang menyimpan kenangan buruk. Karena di sinilah Earthea bertemu dengan Maniak Seks yang Tampan dan Kaya
Ia mendudukan diri di salah satu kursi di hadapan bartender, lagi-lagi Earthea menghembuskan napas lelah untuk kesekian kalinya.
Seorang lelaki berawak jankung mendekatinya, "sendirian?" Tanyanya
Tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya, Earthea menggeleng dan menjawab, "nope. I'm waiting for Lucas and Rosè."
Lelaki yang biasa dipanggil Derek itu tidak menjawab. Ia sibuk bermain dengan botol-botol yang ada di atas meja. Sesekali melakukan atraksi dengan melempar-lemparnya tanpa kenal takut jatuh. Earthea selalu ingin mencoba pekerjaannya, itu tampak keren tapi pasti merepotkan. Dan yang lebih buruknya, ia bisa mengacaukan cita rasa sebuah minuman.
"Sauvignon Blanc sepertinya enak." Gumam Earthea.
"Kenapa? Lu mau?" Tawar Derek.
Earthea mengangguk, "give me something sweet and fresh."
"Lemonade or citrus?" Tanya Derek.
Ah, keduanya begitu segar, tidak bisakah si Derek ini mencampur keduanya saja? "Lemon." Kata Earthea pada akhirnya.
"Perfect!"
Tak lama, segelas cocktail tersuguh di depan wajahnya. Warna kuning yang ada di dasar gelas membuat harinya menjadi sedikit cerah, setidaknya... Hari ini ia sungguh tak bersemangat, Ong dengan mudahnya membalikan suasana hatinya. Biasanya ia akan mudah mengontrol emosinya, mungkin karena ini adalah kejadian yang cukup serius—dalam kasusnya, Earthea sedikit kewalahan menanganinya.
The power of love, huh?
Mungkin Rosè apalagi Lucas akan menertawakannya nanti. Bahwa ia terjebak dalam perasaan ini sendirian, dan ini sangat tidak nyaman, tidak menyenangkan, terlebih lagi amat menyakitkan.
Sampai gelas keduanya habis, barulah Rosè dan Lucas datang. Menatap Earthea bergantian sengan sorot mata mereka yang khawatir
"Are you okay?" Tanya Lucas
"Do I look okay?" Tanya Earthea balik.
"Enggak kok. Basa-basi aja." Jawab Lucas santai.
Dan entah kenapa tangannya jadi terasa ringan untuk melemparkan gelas yang ada di genggamannya pada Lucas.
"Jadi, ada apa?" Tanya Rosè
Tangan Earthea beralih dari gelas yang sedari tadi dimainkannya. Kini tangan itu ia gunakan untuk menopang wajahnya, menatap cangkir berukuran mini yang berdiri kokoh di meja. Mulutnya entah sejak kapan berguman tidak jelas. Menggumamkan omong kosong tentang dirinya yang amat bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ong Night Stand | Ong
RomanceTahukah kalian? Seberapa besar kemungkinan pasangan cinta satu malam bertemu kembali? atau saling mengenal satu sama lain? atau bahkan memadu kasih kembali? Jawabannya, di bawah 1%. Ong, seorang spesialis cinta satu malam di daratan New York City...