Chapter 20

505 37 29
                                    

"Aku penasaran, apakah gadis lain kelelahan sepertiku atau akunya yang masih amatiran?" Celetuk Earthea.

Ong terkekeh mendengarnya, "kau akan segera terbiasa."

"Besok aku akan bertanya kepada Lucas, apa dia segila ini diranjang." Kata Earthea seraya menghela napas.

"Jangan bertanya yang aneh-aneh, Earth. Kau akan menimbulkan kesalahpahaman." Ujar Ong.

"Aku hanya akan bertanya kepada Lucas." Jawab Earthea.

"Terserah." Ujar Ong.

Ong mengubah posisi tidurnya, ia berbalik menghadap Earthea dan menatap gadis itu lembut. Berbagai hal berkecamuk di dalam pikirannya, memberontak untuk dikeluarkan melalui mulutnya.

"Aku tidak tahu apakah aku pantas menanyakan ini atau tidak, tapi..."

"Tanyakan saja." Sambung Earthea sambil mendekat ke arah Ong.

Ong menatap Earthea ragu, "where are you come from?"

Gadis yang berada dipelukannya terdiam sebentar, ia tampak sedikit kebingungan sehingga membuat Ong agak sedikit panik.

"I mean, before you stay in NYC." Jelas Ong.

Kepalanya mengangguk ketika menangkap apa yang Ong maksud, "I was born in New Jersey, grow up there—without my Mom since I was five."

Helaan napas berat milik Earthea terdengar jelas membuat Ong tanpa sadar menahan napasnya. Ia tidak menanggapi dan memberikan kesempatan kepada Earthea untuk menyelesaikan kalimatnya.

"Dia meninggal karena depresi yang dialaminya. Itu bukan sebuah cara meninggal yang luar biasa terhormat. Aku hanya tidak ingin mengerti kenapa Mom bunuh diri. Well, I guess I'm understand the reasons but..."

"I'm sorry to hear that."

"It's fine. Hanya saja, semakin aku tumbuh dewasa, semakin aku menyalahkan kematian Mom—pada Dad tentunya. Pedahal dia sudah membesarkanku. Tapi ya, bajingan tetaplah bajingan."

"Jadi... yang bajingan adalah..."

"Dad." Jawab Earthea, "dia agak mirip denganmu, dia suka main wanita, berjudi, mabuk, semena-mena—"

"Aku tidak suka berjudi, Earth." Sela Ong.

"Ah benarkah?" Kata Earthea, "yang pasti, dia suka main wanita, dan itu membuat ibuku sangat sedih, hingga depresi, lalu mati." Lanjutnya, "Aku melihat wanita yang berbeda-beda keluar-masuk hampir setiap harinya. Awalnya aku tidak peduli, tapi lama kelamaan aku muak, itu terlalu menjijikan untuk ditonton."

"Makanya kau kuliah di New York?" Tanya Ong memastikan.

Kepala Earthea mengangguk dalam dekapannya, "and I guess you know him, Ong."

Ong terdiam sejenak, "ah really?"

Earthea mengangguk kembali dalam dekapannya. Ini mungkin terlalu cepat jika memberi tahu siapa ayahnya—dan lagi bukan sebuah kebanggaan memiliki ayah macam itu.

"Aku yakin kau akan segera mengetahuinya." Timpal Earthea

Yah... Ong juga tidak mau memaksakannya, meskipun harus ia akui ia cukup penasaran dengan sosok ayah Earthea. Terlalu banyak kenalannya yang juga brengsek—dan tidak sedikit nama Lee di dunia ini. Bisa saja nama Lee pada Earthea adalah nama Ibunya? Jadi, Ong memutuskan untuk mendengarnya langsung dari Earthea, mencarinya akan terlalu merepotkan.

"Apakah kalian masih sering berbicara?" Tanya Ong

"Kurasa sudah 2 tahun aku tidak menghubunginya." Jawab Earthea.

Ong Night Stand | OngTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang