Tiga bulan, bagi Sehun itu adalah waktu yang sangat amat singkat mengingat dirinya yang belum bisa apa-apa. Ia terus berlatih setiap hari, mempelajari gerakan-gerakan dance dari idol yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia hiburan.
Tiga bulan itu ia selalu menghabiskan waktunya dengan belajar sekolah, mengerjakan tugas, berlatih untuk audisi. Hanya itu, ia sama sekali tak bermain dengan teman-teman nya.
Ia harus lolos audisi kali ini, ia harus menepati janjinya pada bibi kacamata hitam yang menemui nya dua tahun lalu. Bibi yang dalam sekejap membuat ia merubah cita-cita nya dari seorang presiden menjadi seorang idol.
Ibu Sehun yang melihat anaknya selalu asyik sendiri di kamar untuk belajar mati-matian agar dapat lolos audisi menitikkan air matanya.
Keinginan Sehun benar-benar kuat, sang ibu tak mampu mengusahakan apapun. Yang ia bisa hanya mendukung sang anak dari moril maupun materil semampu yang ia bisa.
Sehun yang tengah berlatih menyadari ibunya yang tengah berdiri di ambang pintu kamarnya dengan pipi yang di aliri air mata. Spontan Sehun langsung berlari menghampiri ibunya, memeluk ibunya di depan pintu.
"Bu.. Ibu kenapa? Ibu mengapa menangis? Apa Sehun berbuat nakal?" tanya Sehun pelan pada ibunya.
Ibu Sehun memeluk anaknya, mengelus punggung putra bungsu nya yang basah oleh keringat perjuangannya.
"Ibu bangga padamu, jikalau kau gagal dalam audisi kali ini, kau harus terus berjuang. Jangan menyerah nak, ibu yakin kau mampu," cicit Ibunya.
Sehun merasakan tubuh sang ibu yang bergetar merasakan panas di mata nya, dadanya terasa sesak, air matanya menyeruak keluar.
Ibunya berharap padanya, ibunya yakin padanya. Dan itu artinya ia harus berjuang lebih keras.
Hari ini Sehun sudah siap untuk menunjukkan pada dunia bahwa ia bisa, ia mampu, hasil kerja keras nya tak akan sia-sia. Berbekal doa restu dan dukungan dari ayah, ibu, serta hyung nya, Sehun izin untuk tak masuk sekolah dan mengikuti audisi di gedung SM.
Oh Sehun menuju gedung SM dengan bus umum disana, sepanjang perjalanan Sehun terus menerut berdoa pada Tuhan agar dirinya diberi kelancaran dan kemudahan saat mengikuti audisi nanti.
Ia akan menemui bibi berkacamata hitam untuk berterimakasih karena telah mengajaknya dan memberi kartu nama untuk mengikuti audisi ini, meski ia sadar dirinya terlambat dua tahun.
Begitu memasuki gedung SM yang besar, Sehun tak ada hentinya berdecak kagum. Ia membayangkan ketika dirinya menjalani masa trainee sebagai idol dan menjadi seorang inspirasi dari gedung ini.
Oh Sehun menghampiri seorang wanita di dekat lobby, ia mencoba bertanya. "Permisi, aku akan mengikuti audisi. Bisa beri tahu padaku dimana ruangannya?"
"SM casting system ya? Itu ada di lantai dua, dari lift belok kanan ruangan paling ujung."
"Apa ada jalan lain selain lift?"
"Ada tangga di sebelah sana, sama sama belok kanan ruangan paling ujung."
"Terimakasih," ucap Sehun lalu membungkukkan badannya.
Oh Sehun berjalan menaiki tangga dan menyusuri jalan yang telah diberi tahu tadi, ia meremas jari-jarinya gugup. Harapan ibunya, ayahnya dan hyung nya, cita-citanya sedang ia perjuangkan disini.
Begitu ia sampai di depan ruangan yang dimaksud, Sehun melihat banyak peserta audisi yang lain. Tubuh mereka bagus, mereka sangat cantik dan tampan. Tak jarang orang tua mereka ikut mendampingi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of The Maknae [Private]
FanfictionFor our beloved Maknae The journey turns on 1994