2 tahun kemudian.
Aku memandang ponsel ku, menggerakan ibu jari ku ke atas lalu ke bawah pada layar. Ucapan-ucapan selamat terus mengalir seperti air dari dataran tinggi ke rendah. Tapi jangan lupakan kalau dalam aliran air pun pasti akan ada bebatuan yang menghambat.
Sama, dari sekian banyak ucapan selamat juga masih ada yang mencemooh.
Sekitar enam bulan yang lalu, atas izin pihak agensi dan forum kecil-kecilan bersama para hyung, aku resmi mengkonfirmasi hubungan ku dengan sang kekasih.
Saat itu kehebohannya tak kalah ramai dari kejadian 1.5 tahun lalu saat EXO resmi bubar. Banyak penggemar yang langsung menghina habis-habisan dengan pilihan wanitaku. Terutama para penggemar yang sering men-ship aku dengan idol lain.
Apa salahnya berkencan dengan wanita yang bukan dari kalangan idol? Hanya karna wanita ku bukan datang dari kalangan entertain, ia tak layak bersanding dengan ku, begitu?. Lucu sekali.
Menurutku, hanya dia lah yang pantas berada di altar dengan seorang Oh Sehun.
Penggemar penganut Bias is Mine tak kalah menyeramkan. Setelah bertahun-tahun berlalu, aku kira mereka sudah tumbuh dewasa dan mengerti artinya hidup. Tapi ternyata belum, mereka masih menganggap aku miliknya. Mereka bahkan mengancam akan bunuh diri jika aku tak mau menyelesaikan hubungan ini.
Oke, kalau kau melakukan hal itu karna EXO berpisah aku bisa memaklumi. Tapi karna aku memiliki kekasih? Yang benar saja. Aku tidak mau hidup sendiri selamanya.
6 bulan belakangan ini juga wanita ku terus mendapat penjagaan ketat. Walau ia risih diikuti beberapa pengawal saat ingin berjalan-jalan santai, tapi aku tak peduli. Orang yang ingin melukainya cukup banyak.
Dan jujur aku sedikit kecewa karna mereka adalah orang-orang yang menyebut dirinya Aeri.
Aeris bilang mereka sayang dengan ku, lalu mengapa mereka menyakiti sumber kebahagiaan ku?
"Sehunnie, sekarang waktunya," ujar ayah ku.
Aku memandang refleksi ku di kaca sekali lagi, menarik napas sedalam-dalamnya sebelum bergabung dengan pendeta di atas altar. Jas dan celana putih membuatku semakin merasakan euphoria kesakralan dalam acara pernikahan ini.
Dari sini terlihat para hyung ku pada barisan paling depan. Kompak dengan jas hitam berbahan bludru dan senyum yang terpampang pada wajah masing-masing.
Para hyung dan wanita ku benar, walau EXO sudah tidak ada, bukan berarti hubungan kita juga hilang. Buktinya selama dua tahun belakangan, tak pernah sekali pun kita absen untuk sekedar bersendau gurau di salah satu rumah kita pada saat semua mengambil cuti.
Dua tahun belakangan ini juga mereka tetap menjadi keluargaku dan akan terus seperti itu.
•••
"SM menemukan Sehun itu di kedai jajanan kue beras, loh! Beruntung sekali suami mu ini"
"Iya, dan pertama kali aku melihatnya, astaga! Anak ini kurus sekali seperti tak pernah mendapat asupan gizi!"
"Oh iya, Sehun juga cadel. Aku bingung sendiri bisa-bisanya wajah mendekati sempurna itu mempunyai lidah yang kurang benar"
"Coba ingat bagian yang selalu dia nyanyikan dulu, apa itu? E-X-O?"
Semua tergelak mendengar hinaan demi hinaan dari hyungku. Bahkan wanitaku yang masih menggunakan gaun pengantinnya juga ikut tertawa. Ya, walau ia sudah tau tentang semua hinaan itu.
Aku tentu tak marah, justru senang karna mereka masih ingat setiap detail dari hidup ku. Sama seperti aku yang masih mengingat setiap rinci kehidupan mereka.
Disinilah kita sekarang.
Di salah satu meja bundar yang cukup besar. Ditemani langit malam dan para bintang yang tersebar tak rata. Serta sisa barang-barang acara yang sudah selesai sejak dua jam lalu. Biasanya akan terdengar suara serangga jika malam seperti ini, terlebih acara yang aku gelar bertema garden party.
Tapi, suara makhluk kecil itu tertutup oleh tawa bahagia kita.
Pasangan suami istri akan langsung menuju kamar dan menyelesaikan malam pertamanya sesaat setelah acara resepsi selesai, kan? Namun tidak dengan ku.
Aku masih betah di sini. Dengan 9 orang yang aku temukan di tempat berbeda dalam kondisi beragam namun sekarang sama berharganya.
Untuk ku ini adalah momen paling bahagia. Dan lagi-lagi momen penting ini disaksikan langit malam. Sepertinya, malam akan jadi waktu favorit diriku.
Waktu paling romantis serta berharga.
Pandanganku mulai menerawang, mengitari setiap wajah bahagia manusia-manusia di hadapanku.
Junmyeon hyung dengan pipinya yang glowing setiap kali ujung bibir itu terangkat.
Chanyeol hyung dengan gaya khas tertawanya yang tak bisa diam.
Baekhyun hyung dengan mata bulan sabit yang akan muncul ketika tertawa.
Jongdae hyung dengan suara tawa yang sangat khas.
Kai, si hitam yang sebenarnya tak hitam juga. Justru ia eksotis dan terlihat beribu lipat lebih manis saat tertawa dibanding kita.
Kyungsoo hyung, senyum berbentuk love yang tak pernah mengecewakan para penikmat.
Xiumin hyung dengan tawa lebar yang membuatnya terlihat jauh lebih muda dari ku.
Lay hyung, ah ini dia, pangeran Cina kita. Hyung yang selalu mengajarkanku bahwa kerja keras tak akan menjadi pengkhianat.
Dan wanitaku, perlu kah aku menjelaskan lagi tentangnya? Kurasa akan butuh waktu berhari-hari untuk itu.
Ah! Aku senang sekali melihat wajah bahagia mereka. Terutama wanita yang sedari tadi aku dekap pinggangnya. Wanita yang sedikit banyak telah merubah hidup ku.
Wanita hebat yang telah menemaniku dan akan terus berada di sampingku. Kalian tak perlu tau siapa namanya, cukup tau saja ia membuatku bahagia.
Cukup panggil saja ia wanita ku.
Tentu ini bukan akhir kisah ku. Masih ada banyak hal yang harus ku lakukan. Aku belum mempunyai anak, ingat? Tapi hanya sampai sini saja yang ingin aku bagikan dengan kalian. Selebihnya, biar aku, istriku, dan keluargaku yang tau.
Untuk kalian yang masih belum mengikhlaskan masa lajang ku berakhir, sadarlah bahwa manusia hanya makhluk sosial. Aku hanya makhluk sosial biasa yang membutuhkan orang lain untuk menjalani hidup.
Aku membutuhkan pendamping.
Mungkin untuk sebagian penggemarku, aku yang lebih dulu berada di altar mengucap janji suci. Tapi kalian harus tau, kalian juga akan mendapatkan pengalaman yang sama. Seiring umur kalian yang bertambah, aku percaya kedewasaan kalian juga ikut mematang.
Aku yakin kalian bukan tak rela, hanya saja belum. Cukup ubah cara berpikir kalian kalau aku adalah milik kalian. Karna pada dasarnya manusia bukan sebuah barang yang ada hak miliknya.
Aku bukan milik kalian, begitupula kalian yang bukan kepunyaanku. Aku tak akan menentang kalian yang sudah berpendamping atau mempunyai fokus lain lalu sedikit demi sedikit melupakan ku. Justru aku senang, karna itu artinya kalian sudah tumbuh dewasa.
Penggemarku selalu bilang aku adalah Peterpan dan kalian, Aeris, adalah Tinkerbell. Sebelum berkata seperti itu, aku harap kalian sudah mengerti kisah Peterpan dan Tinkerbell yang sebeneranya.
Karna kalau kalian sudah mengerti, sekarang kalian pasti mengikhlaskan ku dengan orang lain. Wanita yang bisa kalian anggap Wendy ku.
Dan sekarang, untuk menutup kisah hidup ku, biarkan aku bertanya.
Aku saja sudah mulai membuka lembaran baru hidup ku, lalu kalian kapan? Tugas ku membuat kalian bahagia cukup sampai disini, seterusnya cobalah cari kebahagianmu sendiri.
Sebuah kebahagiaan yang kekal.
Chapter Sehun after today FINISH
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of The Maknae [Private]
FanfictionFor our beloved Maknae The journey turns on 1994