2 tahun kemudian
"Aku tidak akan memaksa dengan umur kalian yang semakin dewasa. Aku tau kalian sudah tau apa yang baik untuk diri masing-masing,
Jadi sekarang akan ku serahkan pertanyaan ini pada kalian." Pria berumur sekitar 40an menarik napasnya dalam, "apa EXO masih bisa kalian pertahankan?"
Semua senyap.
Junmyeon hyung menunduk, begitu pula dengan anak-anaknya. Lucu sekali bagaimana selama pihak agensi berbicara, kami hanya memperhatikan sekilas saja. Sibuk berkutat dengan kegiatan masing-masing seolah ini bukan hal penting.
Dan kini, saat pertanyaan keramat itu terlontar, lantai putih salah satu ruangan di gedung SM Entertainment menjadi hal paling menarik.
Bahkan Chanyeol hyung yang tak pernah menelantarkan ponselnya saja kini benda tak bernyawa itu sudah tergeletak di atas meja.
Baekhyun dan Chen hyung yang mulutnya tak pernah bisa diam, sudah tertutup rapat dan menghasilkan garis lurus.
Lalu bagaimana dengan ku? Aku ingin berteriak. Aku ingin berkata bahwa kita masih bisa mempertahankan keluarga kecil ini. Tapi, apa jawabanku benar?
Lupakan tentang kesibukan para hyung-ku, diriku saja sudah dipadati jadwal comeback solo ku. Kemudian, apa EXO masih bisa di pertahankan?
Dengan kondisi ku menjalankan konser di Seoul, Junmyeon hyung sibuk dengan drama musikalnya, Chanyeol hyung sibuk dengan drama barunya di Jepang, Kyungsoo hyung sibuk dengan projek film barunya, dan sisanya yang tak kalah sibuk mengurus solo karir masing-masing.
Aku tanya sekali lagi, apa bisa?
Otak ku sudah menyuarakan jawabannya, tapi hatiku masih enggan menerima.
"Kurasa.." Suara Kyungsoo hyung muncul dengan nada yang beroktaf lebih rendah, "kurasa.., t-tidak"
Demi Tuhan, kaki ku serasa lemas!
"Aku berpikir rasional disini," mulai Kyungsoo hyung, "kita sudah sangat sibuk. Bahkan aku yakin jika rapat ini tak membicarakan kontrak, aku tak bisa melihat delapan wajah sahabatku"
Sekilas aku melihat senyum Kyungsoo hyung yang terlihat begitu... nanar? "Delapan anggota keluarga yang sangat berharga bagi ku," lanjutnya yang membuat aku tak kuasa menahan tetesan bening jatuh dari pelupuk mata ku.
Tolong, jangan. EXO adalah bagian dari hidupku.
"EXO hanya sebuah platform yang memudahkan orang lain menyebut nama kita secara bersamaan. Bukan berarti setelah nama itu dihapus, kita berhenti menjadi keluarga, kan?" Kali ini Xiumin hyung yang mengeluarkan pendapatnya.
Pendapat yang tentu saja mendukung Kyungsoo hyung.
"Xiumin betul," dukung sang pria. "Bahkan nama EXO tak akan sepenuhnya hilang. Nama itu akan tetap terpampang di sejarah, sebagai boygroup yang bukan hanya memecahkan puluhan record, tapi juga mempunyai anggota yang kuat dan menyatu"
"Hanya nama saja yang berubah, tapi tidak dengan hubungan kita." Ujar Junmyeon hyung. Kali ini dengan suara yang lebih ceria dan senyuman tulus.
Ku kira proses ini akan berjalan lama, ternyata tidak. Setelah semua menyetujui pembubaran EXO, ruangan dipenuhi suara helaan napas dan tentu saja isakan ku.
Asal kalian tahu saja, walau otak ku menyetujui, tapi bibirku tak pernah mengucapkan kata setuju. Bahkan hatiku juga tidak.
"Kau akan tetap menjadi adik laki-laki kita, Sehunnie." Chanyeol hyung yang lebih dulu mendekapku, dengan tangis yang ditahan membuat suaranya agak tercekik. "Dan teman berpergian favoritku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of The Maknae [Private]
Fiksi PenggemarFor our beloved Maknae The journey turns on 1994