[7] cowok php

404 39 15
                                    

Pagi ini, kelas Meta sedang tidak ada guru, membuat nya seperti pasar yang berisik nya minta ampun.

Meta sedang curhat dengan Poppy tentang kemarin yang Meta jalan dengan Gerry.

"Iya Pop! Ya ampun, gue seneng banget. Akhirnya gue bisa deket sama Gerry" ucap Meta sambil menyatukan tangan nya dan diletakan di depan dadanya.

"Tapi Met--"

"Lo lagi pada ngomongin Gerry si adek kelas terusan nya Rayyi?" Tanya Tasya tiba tiba dan langsung duduk di depan Poppy dan Meta.

"Hah? Terusan Rayyi?" Tanya Meta heran.

"Maksudnya?" Tanya Poppy juga.

"Iyaa, emang lo gak tau? Gerry udah terkenal di 115 kali, dia tuh kaya Rayyi banget, playboy nya, php nya, mereka juga tetangga kan. Jadi, kalian hati hati aja kalo deket sama Gerry, orang nya php" ucap Tasya dengan nada yang pelan di akhir kalimatnya.

"Masa sih?" Tanya Meta tak yakin.

"Iyaa!" Jawab Tasya mengangguk yakin.

"Dia kan banyak deketin kakel, gak lo doang met. Tapi, kata anak osis yang lain sih si Gerry suka nya sama lo" lanjut Tasya lagi.

"Oh iya, lo osis ya Tas" ucap Poppy yang diangguki tasya.

"Intinya, lo hati hati aja. Jangan terlalu baper sama Gerry" ucap Tasya kemudian pergi meninggalkan Meta da  Poppy dengan perasaan yang bimbang.

Meta menghela nafas panjang nya "banyak yang bilang Gerry itu cowok php" gumam Meta.

••••••

Saat istirahat, Meta dan Poppy berjalan beriringan menuju toilet. Meta kebelet dan harus pergi ketoilet. Saat melewati kelas Gerry, Meta tak sengaja menatap mata Gerry dan kemudian Meta tersenyum, namun baru hitungan detik, Gerry langsung memutuskan kontak mata itu dan kembali mengobrol dengan teman teman nya.

Aneh batin Meta heran dengan sikap Gerry yang berubah drastis dari yang kemarin.

"Kenapa si Met?" Tanya Poppy membuat Meta kembali sadar dari lamunan nya.

"E.. eh enggak, ayo cepet ketoilet gue kebelet pipis" ucap Meta kemudian berlari meninggalkan Poppy.

"Lah, bocah" gumam Popy sambil melihat Meta yang berlari.

"Uhh lega" ucap Meta setelah keluar dari bilik toilet kemudian mencuci tangan nya.

"Udah Met?" Tanya Poppy yang diangguki Meta.

Saat keluar dari toilet, Meta dan Poppy bertemu dengan Rayyi.

"Halo Met" ucap Rayyi.

"Met, met, emang lo kira gue jamet!" Ucap Meta jutek membuat Rayyi terkekeh.

"Bisa aja, terus apa dong?"

"Apa aja!"

"Lahh nge gas, pms lo ya?"

"Sok tau"

Poppy berdehem membuat debatan kecil antara Rayyi dan Meta terhenti.

"Gue duluan" ucap Meta sambil menarik tangan Poppy dan langsung meninggalkan Rayyi dengan raut kebingungan.

"Cinta ini muncul lagi!" Gumam Rayyi sambil mendengus kasar.

💎💎💎

"Yaudah, kamu mau nya apa?!" Ucap Kirana dengan nada yang membentak.

"Aku mau putus, Aku gak boleh pacaran sama kamu Kir. jadi maafin aku, kita putus" ucap Rayyi lirih dan langsung meninggalkan Kirana dalam kesedihan.

"LO JAHAT RAY!!!" Teriak Kirana membuat Rayyi menghela nafas lelah nya.

Tujuan Rayyi saat ini adalah pulang dan mampir ke samping rumah nya yang ber status tetangga terlaknat, siapa lagi kalo bukan Gerry.

Rayyi langsung masuk ke dalam rumah yang seperti tak berpenghuni ini, dari arah kamar munculah Gerry yang hanya memakai boxer serta rambut acak acakan.

"Kebiasaan lo nyet, kaga pernah ngonci rumah lo!" Ucap Rayyi kepada Gerry yang kini duduk di sampingnya.

"Lupa gue, tadi ngantuk parah" balas Gerry dengan suara yang serak.

"Lo udah gak deket sama Meta lagi?" Tanya Rayyi tiba tiba yang dibalas gelengan kepala oleh Gerry.

"Kenapa?"

"Temen gue ada yang gak setuju, katanya malah mendingan Vacia. Jadi, gue mau jauhin dia" ucap Gerry.

"Hahah parah" balas Rayyi singkat.

"Lo udah putus sama Kak Vacia ya?" Lanjut Rayyi membuat Gerry mengangguk.

"Jujur si gue belom bisa move on sama Vacia, lo tau sendiri kan, gue kalo udah sayang sama satu cewe bakal susah buat lupain nya" ucap Gerry sambil menyandarkan tubuh nya pada senderan sofa.

"Gue juga putus sama kirana" ucap Rayyi.

"Kenapa tu nyet?"

"Gue sama Kirana kan beda agama monyet, mak gue tau ya jadi nya suruh putus!" Ucap Rayyi.

"Udah ah gue balik!" Lanjut Rayyi dan langsung bangkit dari sofa.

"Balik si, tinggal kepeleset ae juga nyampe!"

🌈🌈🌈

Meta sedang berada di meja makan sambil menyesap cappuccino yang tadi ia beli. Ia mengecek ponselnya yang teramat sepi, hanya OA dan BC tidak jelas yang memenuhi notif nya saat ini.

Gerry nayaka :
met, sorry kalo tadi gue cuek sama lo.
Karena satu, gue mau jauhin lo.
Dua, temen gue ada yang g suka klo kita deket.
Tiga, anggap aja kita gak saling kenal lagi.

Deg

"Lo cowok teramat jahat yang pernah gue temuin, seenaknya aja lo dateng dan pergi di hati gue. Dasar brengsek!" Gumam Meta sambil menggertakan giginya.

"Bener kata orang orang, lo cowok php" gumam Meta.

Dilain tempat, Gerry mengacak rambut nya frustasi di ujung tempat tidur. Jujur, perasaan ia saat ini sangat kacau. Ia masih berharap ke Vacia, namun ia juga tidak mau kehilangan Meta. Sebenarnya, ia sudah terlanjur sayang dengan Meta semenjak pertemuan pertama nya. Namun, ia sadar disitu ia masih berstatus milik Vacia.

Egois

Ya, Gerry sangat egois. Lebih baik ia melepas kan dua duanya, dan cari yang lain.

"ARGHH ANJING, GUE KESEL SAMA LO! KAGET BEGO!" Teriaknya saat tiba tiba kucing kesayangan nya mengelus elus kaki nya menggunakan bulu bulu nya.

"Bego kok di pelihara, itu Kucing ego bukan anjing" ucap Rayyi sambil masuk ke dalam kamar Rayyi dan duduk di sofa dalam kamar Gerry.

"Ngapain lo balik lagi?" Tanya Gerry membuat Rayyi terkekeh.

"Gak demen banget ya kalo cogan kesini, takut kesaing lo" ledek Rayyi membuat Gerry mendengus.

"Tau ah Ray, gue pusing nih, stress aku tu" ucap Gerry mulai mendramatis.

"Ululu kacian, depresi gak? mending lo jangan bunuh diri deh, biar gue aja yang bunuh lo" ucap Rayyi membuat Gerry semakin gondok.

"TAU AH! BALIK SONO KE RAGUNAN, KE KANDANG ASLI LO!"

ARROGANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang