Page 2

47 5 0
                                    

Februari 2007, Busan

"Coklat?"

Mata Min Gi membulat. Ia nyaris tersedak, saat Eun Cha dan Soo Ae membicarakan coklat valentine.

"Untuk apa aku   harus membuat coklat? Tidak ada namja yang ingin aku berikan coklat di hari valentine nanti," kata Min Gi setelah bisa menguasai diri. Eun Cha dan Soo Ae kompak menggeleng. Selalu jawaban itu yang diberikan Min Gi sejak bertahun-tahun yang lalu, ketika mereka membicarakan hari valentine yang semakin dekat. Min Gi tak terlalu tertarik dengan valentine. Dulu, saat kelas 1 SMP cinta pertamanya kandas tepat di hari valentine.

"Jika kau bingung siapa yang akan kau beri coklat, bagaimana jika untukku saja," sambung Hong Ki yang tiba-tiba datang.

Eun Cha, Soo Ae dan Min Gi menoleh serempak pada sosok Hong Ki yang sudah nyengir tak jelas di depan mereka. Wajah ketiga yeoja sebaya yang sudah bersahabat sejak kelas 1 SD itu, ill feel.

"Yakkk!! Kenapa ekspresi kalian seperti itu saat memandangku?! Dasar tak sopan!!" jengkel Hong Ki yang langsung duduk di hadapan ketiga yeoja yang sudah bersahabat dekat dengannya itu.

Eun Cha, Min Gi, Soo Ae dan Hong Ki adalah empat sekawan yang amat populer di sekolah mereka. Mereka sudah dekat sejak SD dan selalu sepakat untuk memilih sekolah yang sama dan kelas yang sama. Kebetulan ayah Min Gi cukup mempunyai pengaruh di sekolah mereka. Jadi, tidak terlalu sulit untuk mengatur agar mereka tetap sekelas.

"Percuma memberikannya padamu. Bukankah kau selalu kebanjiran coklat tiap kali valentine? Aku masih ingat dengan jelas apa yang kau lakukan tahun lalu pada coklat valentine yang diberikan para fansmu. Kau membagikannya pada pembantu di rumah kami dan rumahmu. Jika sampai para yeoja itu tahu kau melakukan itu pada coklat yang mereka buat sepenuh hati dan segenap jiwa, kau bisa mati dibunuh karena kemarahan mereka," balas Min Gi yang disetujui Soo Ae dan juga Eun Cha dengan anggukan.

"Apa boleh buat, kan? Coklatnya terlalu banyak. Bagaimana aku bisa memakannya semua. Lagipula, aku juga tidak mengenal mereka secara pribadi. Mereka hanya penggemarku. Tapi, itu lain cerita jika Min Gi yang membuatnya," kilah Hong Ki beralasan.

Pletakkk!!!

"Pabo!! Justru karena mereka penggemarmu kau harus lebih menghargai perasaan mereka. Bukankah kau bilang kau ingin menjadi penyanyi idola? Bagaimana bisa kau menjadi idola yang baik jika dari sekarang kau tidak belajar menghargai pemberian fansmu!!" Eun Cha ngotot. Setelah memukul kepala Hong Ki tanpa perasaan, dia mulai mengomel. Hong Ki melirik tak terima sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Wae? Kau marah karena kupukul? Kenapa melotot seperti itu padaku?" bentak Eun Cha. Di antara Soo Ae dan Min Gi, memang Eun Cha lah yang paling blak-blakkan, emosional dan cepat sekali membentak.

"Dasar nenek-nenek bawel. Ye! Arraseo Eun Cha noona," ketus Hong Ki.

"Yakkk!! ulang tahunku hanya beda sehari denganmu. Jangan panggil aku Noona!!" kesal Eun Cha makin bersitegang dengan Hong Ki. Min Gi dan Soo Ae hanya tertawa geli dengan pertikaian dua sahabatnya itu. Memang begitulah tabiat Eun Cha dan Hong Ki. Sebentar-sebentar bertengkar hebat karena masalah sepele, namun beberapa menit kemudian akan langsung berbaikan. Di sela-sela pertengkaran Eun Cha dan Hong Ki yang makin memanas, Min Gi tanpa sengaja menoleh ke belakang. Tatapannya terpaku. Kyuhyun sedang duduk sendirian di pojok cafe sekolah. Ekspresi Kyuhyun yang tenang saat membaca buku tebal bersampul biru dengan background pepohonan yang daunnya berguguran, membuat Min Gi tak bisa memalingkan wajahnya. Tiba-tiba ia tersenyum sendirian dan kembali berbalik.

***

Pagi itu, Min Gi terlambat berangkat sekolah. Dia bangun kesiangan setelah semalaman terpaksa mengikuti ajakan Eun Cha dan Soo Ae untuk membuat coklat. Dengan berlari terburu-buru, Min Gi mengejar bus yang setiap harinya ia naiki untuk ke sekolah. Min Gi tak suka diantarkan sopir.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang