Page 4

31 3 0
                                    

Min Gi masih terpaku. Ia tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Tangan kekar Yesung yang masih melingkar erat di tubuhnya, membuatnya tak dapat berpikir. Min Gi tak bisa mengusir rasa cinta yang seharusnya ia buang jauh dari lembaran hatinya, ketika ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Yesung. Semestinya sudah tidak ada lagi sisa perasaan di dalam hati, ketika kata berpisah itu terucap. Tapi faktanya, berada dalam dekapan Yesung seperti sekarang ini, membuat Min Gi merapuh. Ia pesimis bisa memenangkan pertarungan dengan hati terdalamnya yang masih menyisakan cinta untuk Yesung.

"Min Gi. Aku sempat mengira, jika melepaskanmu seperti permintaanmu ketika terakhir kali kita bertemu, akan mudah bagiku. Aku pikir, aku bisa lega membiarkanmu menjalani kehidupan tanpa campur tanganku, asal kau bahagia. Tapi, ternyata aku salah besar. Tanpamu, oksigen seakan terampas sebelum aku sempat menghirupnya masuk ke dalam paru-paruku. Jauh darimu, membuat keteraturan sistem dalam kehidupanku kacau berantakan. Aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Bahkan sedetikpun, aku tidak bisa memaksa syaraf otakku untuk tak menyebut namamu. Aku hancur tanpamu Han Min Gi. Kumohon, kembalilah padaku dan benahilah kekacauan diriku saat ini. Aku tahu, ini sangat egois. Berada di sisiku, pasti membuatmu sangat lelah. Tapi, kumohon berikanlah aku kesempatan. Aku ingin memperbaiki segalanya, dan membuatmu bahagia."

Air mata Min Gi kembali merembes turun bersama guyuran air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Dada Min Gi terasa sesak, tertusuk kata-kata Yesung. Ia juga merasakan  hal yang sama dengan apa yang Yesung katakan, ketika jauh dari pria itu. Namun, rasa sakit yang bertubi-tubi menghujam dasar hatinya setiap kali ia menangkap sorot mata Kyuhyun, membuat kerongkongannya tercekat untuk mengatakan 'Ya'. Apakah hatinya benar-benar telah mendua? Apakah cintanya telah terbagi? Min Gi merasa sangat marah, malu dan benci dengan dirinya sendiri. Yeoja macam apa dirinya, hingga dengan lancangnya memunculkan perasaan aneh pada seseorang yang tak seharusnya, di saat ia telah mengikrar janji cinta pada seorang namja? Min Gi  sangat yakin ia masih mencintai Yesung. Tapi kenapa ia harus ragu sekarang? Apa karena ia begitu kecewa dengan Yesung? Atau ia sudah tak percaya lagi pada Yesung? Atau...  ia terbelenggu akan perasaan anehnya yang timbul setiap kali menemui tatap mata sendu Kyuhyun? Min Gi tak dapat menemukan jawabannya.

"Kau terus membisu. Apakah ini artinya kau menjawab tidak? Kumohon, berbaliklah dan tatap aku sekali lagi."

Yesung kembali berkata lirih. Bayangan Kyuhyun yang mengaburkan keyakinan Min Gi seketika lenyap. Kini, hanya ada suara Yesung  yang memenuhi dirinya. Benar, perasaannya pada Yesung dan Kyuhyun jelas berbeda. Jika ia merasa sakit ketika bertatapan dengan Kyuhyun, tidak demikian halnya ketika bersama Yesung. Walau, waktunya tak pernah banyak bersama Yesung, namun setiap kali bersama pria itu, Min Gi merasa sangat bahagia. Hatinya berdebar, dan bahagia. Itulah yang selama ini ia yakini sebagai cinta. Debaran yang indah nan penuh kebahagiaan. Min Gi tak lagi ragu. Karena debaran dan kebahagiaan itu hanya ia rasakan ketika bersama Yesung.

Sedikit ragu dan takut, Min Gi akhirnya membalikkan tubuhnya saat pelukan Yesung telah melonggar. Wajah pias Min Gi masih tertunduk. Ia tak berani menatap wajah Yesung. Lembut, jemari tangan Yesung yang kecil namun kokoh dan kuat, menarik dagu Min Gi ke atas. Mau tak mau, mata Min Gi bertatapan dengan mata Yesung. Min Gi tak lagi bisa memungkiri perasaannya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa mengatakan jika ia tak lagi mencintai Yesung? Hatinya telah luluh lantak dalam sekejap karena tatapan mata Yesung yang tajam. Min Gi tak bisa melangkah lagi. Ia terseret kembali dalam lingkaran Yesung.

"Seberarti apa diriku bagimu? Aku selalu meragukan itu, hingga aku selalu tersiksa setiap kali harus  menunggumu menit demi menit yang selalu berakhir dalam hitungan jam. Bahkan ketika kakiku sudah pegal dan tak sanggup lagi berdiri, tubuhku membeku kedinginan dan mataku tak sanggup lagi terjaga, karena lamanya aku menunggumu, pertanyaan itu muncul lagi mengusikku. Apakah cinta Yesung sama besarnya dengan cinta Han Min Gi? Jika demikian sama besarnya, kenapa dia membiarkan Min Gi menunggunya dan mengingkari janjinya? Awalnya kupikir, aku punya daya tahan lebih untuk bertahan di sisimu, dengan minimnya pertemuan dan perhatian, dengan tidak adanya kejutan romantis, dengan kenihilan tepat janji seorang Yesung. Kukira aku kuat, tapi ternyata aku salah besar. Aku rapuh. Sebagai yeoja biasa saja, aku mengharapkan semua yang diharapkan yeoja terhadap pasangannya. Dan saat menyadari kerapuhanku itulah, aku memutuskan untuk menyerah. Kupikir, dengan menyerah, aku takkan tersakiti lagi. Hajiman, lagi-lagi aku salah perhitungan. Aku lupa jika semua kesabaranku selama ini di sisimu karena aku mencintaimu. Hingga aku melupakan akibat yang harus aku tanggung ketika aku meninggalkanmu. Aku... Aku tersiksa tanpamu. Kupikir, duduk menunggumu jauh terasa lebih mudah daripada tidak bisa lagi bersamamu. "

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang