Halo? Udah lama banget, ya?
Karena ujianku udah selesai, aku udah bisa apdet lagi. Semoga nggak ada halangan buat apdet seminggu sekali , ya..
Selamat membaca
***
Tak ada yang lebih menyenangkan selain liburan.
Pertengahan minggu ini kami sekeluarga besar GNF pusat melaksanakan Gathering ke Lombok. Kenapa hanya pusat? Karena cabang GNF baik di luar maupun dalam negeri mengadakan acara masing-masing. Meskipun dari fisik kantor pusat kelihatan kecil, tapi aslinya kantor ini cukup besar, apalagi jika ditambah kantor cabang, makin kelihatan makmur saja.
Acara ini dilakukan pada pertengahan minggu agar kami bisa beristirahat saat weekend sepulang dari liburan. Rencananya kami akan berangkat siang setelah dzuhur agar nanti saat saat di hotel bisa langsung beristirahat lebih dulu.
Aku masih bersiap-siap di kamar saat bel berbunyi.
"Bagaskara! Bukain pintunya sana!" Teriakku. Bukan bermaksud jadi istri durhaka, tapi Aku benar-benar tidak mau diganggu saat ini karena aku harus memastikan penampilanku. Meskipun nanti langsung ke hotel untuk tidur, tapi style bandara tetap harus oke.
Aku sudah selesai berdandan ketika Bagaskara memasuki kamar. Sebenarnya style-ku termasuk sederhana karena aku hanya memadukan jeans abu dengan kemeja putih agak longgar dan make up sederhana : baby cream, eyeliner, maskara, dan lipstik. Tapi kalau aku tidak konsentrasi, make up-ku bisa hancur.
Bagaskara juga tak jauh berbeda dariku. Dia hanya memakai jeans belel dan kaos putih serta sneaker. Juga jaket kesayangannya yang selalu dia bawa.
"Siapa?"
"Temen kamu katanya. Nih, ada titipan." Dia menyerahkan amplop coklat ukuran besar padaku. "Terus katanya semua baik, nggak ada yang perlu di dikhawatirkan."
"Yang datang cewek?" Tanyaku. Harusnya yang datang adalah Saras karena dia janji akan mengantarkan hasil lab-ku.
"Iya. Siapa sih? Apanya yang baik?" Bagaskara mulai kepo.
"Cuma cek kesehatan trimester aja." Aku memasukan amplop itu ke tas jinjingku. "Udah semua, kan? Ayo berangkat." Aku menarik koperku keluar dari kamar, meninggalkan Bagaskara yang masih mengambil ranselnya.
Tiga hari di Lombok itu sebenarnya hanya memerlukann beberapa potong baju tapi tetap harus menggunakan koper besar karena akan dijadikan wadah oleh-oleh. Dan aku adalah tipe orang tak mungkin tidak membelikan oleh-oleh untuk keluarga.
***
"Nanti kita ke rumah mama dulu baru berangkat." Aku mengangguk mengerti.
"Kita jemput mama, kan?"
Bagaskara membelokkan mobil ke arah kanan kemudian menjawab. "Enggak. Mama papa mau ke Thailand, sekalian kita pamit."
"Kok mama dan papa nggak ikut?"
"Mereka mau bulan madu."
"Lagi?" Tanyaku spontan. Mama dan papa memang baru pulang dari Milan beberapa hari yang lalu, wajar kalau aku cukup kaget. Papa memang selalu bisa membuat mama bahagia. Entah sudah berapa kali papa mengajak mama berbulan madu keliling dunia. Bahkan Bagaskara bilang papa ingin segera mengajak mama world trip honeymoon.
***
Aku memasuki toko pernak-pernik bersama Mbak Mona di hari kedua ini. Kemarin kami sampai di hotel sekitar jam empat waktu setempat. Kami diberi kelonggaran untuk beristirahat sebelum kami menghadiri malam penyambutan di ball hotel ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anomali (ON HOLD)
ChickLit#Highest rank #130 on chicklit _______ Hanya kisah klise seorang Alina yang baru menginjak usia 25 tahun. Baru mendapatkan kebebasannya. Dan baru menikmati hidupnya. Kebahagiaannya terenggut seket:ika saat pagi itu. Pagi yang ia harap bisa dimusnahk...