Maaf baru post😢 aku fokus ngerjain Laporan PKL dulu😄
Happy reading!
*******Pagi yang cerah. Secerah hati ini. Aku sudah bertekad untuk melupakan kejadian kemarin. Kejadian yang memalukan dan mengerikan secara bersamaan. Toh mungkin kita tidak akan bertemu lagi. Bandung itu luas kan?
"Sampai ketemu di masa depan".
Lagi-lagi kalimat itu berputar di kepalaku.
Dedek harus apa Bang? Abang bikin Dedek ga tenang gini. Diam-diam Dedek ngarep ketemu Abang lagi-_
" Syil udah bangun? Bantu Tante dong. Syilla sayang. Gas abis nih." Bunda berteriak dari arah dapur.
Segera ku tutup kembali tubuhku dengan selimut. Seperti tempo hari, pura-pura mati^^ Jangan ditiru adegan ini teman-teman. Hanya dilakukan oleh orang professional.
"Syil, Tante tau kamu udah bangun". Teriaknya sambil membuka paksa selimutku.
" Kalo udah tau ngapain nanya?".
"Ya elah, basa-basi doang itu mah. Cepet beliin di warung depan".
" Kenapa ga sama Bunda aja sih? Ngerepotin tau"
"Yaudah kamu jagain Rasyik ya?".
" Ogah.. Mending beli gas ke Balkot sekalian! Cuci mata iyah".
Rasyik? Anak Bunda yang kecil. Umurnya sekitar 2tahunan. Kenapa gamau jagain dia? Uhh Bandelnya minta ampun deh. Anak badung dia. Mangkanya, aku pasti nolak mentah-mentah kalo di suruh jagain dia.
"Nah gitu dong. Nih duitna". Bunda melempar selembar uang berwarna merah.
"Bentar deng, Bun. Mandi dulu yak. Belum mandi dari kemarin nih."
"Ajir, anak gadis ini! Jorok Syill! Tapi biarin deh nanti aja. Ini gas nya dibutuhin banget. Tante lagi masak nih, takutnya Om keburu pulang".
" Tapi Bun. Malu ih. Nanti diliatin orang kaya anak pungut".
Aku memohon setengah memelas. Dengan mengandalkan Puppy eyes ku. Berharap Bunda dengan senang hati memberiku waktu untuk sekedar menggosok gigi atau mencuci muka. Bukan apa-apa, aku hanya gamau ketemu malaikat dalam keadaan seperti ini.
"Gaada, gaada, cepet Syill. No more time!"
"Jahad!"
Aku bergegas keluar rumah setengah berlari. Takut ada malaikat lewat.. He he.
"Bu, Gas dong".
" Berapa neng?"
"Satu aja yak, Bu. Jan banyak-banyak. Berat. Lebih berat dari rindu bu. Nanti Dedek ga kuad". Jawabku dramatis.
"Apaan si neng, baperan dasar". Aku hanya terkekeh kecil.
"Gasnya mana neng? Ga dibawa ya?"
"Astaghfurullah. Lupa Bu. Gimana dong? Boleh dibawa dulu ga? Ntar deh dianterin ke sini".
"Iya, bawa aja neng. Awas nipu tapi!"
"Emang nya Dedek ada wajah-wajah bangsat, Bu? Lagipula kalo niat nipu, Dedek gaakan nipu disini Bu. Gas doang mah buat apaan? Dosanya sama kaya yang korupsi!" Jawabku dengan setengah berteriak.
"Neng baperan ah. Ibu kan cuma bercanda. Canda neng".
"Bercandanya Ibu ga Lucu! Bye! Wassalam!"
"Waalaikum salam". Jawab pemilik warung sambil cekikikan.
Astaghfurullah, Mah Dedek disebut penipu Mah. Ya Tuhan tabahkan hati hamba, hatiku menjerit, mendramatisir keadaan.
" Oh Tuhan tolonglah aku,
janganlah kau biarkan diriku,
difitnah seperti itu....
Lihatlah dan bukalah mata batinmu,
Melihatku lemah terlukaaa...
Namun semangatku takkan pernah pudar,
Hingga Tuhan kan berikan....
Jajan..."Aku menghentikan langkah kakiku. Dan dengan otomatis menghentikan nyanyianku pula. Mematung seketika ditempat. Tanpa sadar mulutku terbuka lebar. Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi saat ini.
Sekarang apa lagi?
Hamba harus bagaimana Yaa Allah...------------_________
Apa lagi sekarang ? Tunggu di part berikutnya ya😌😌
Makasi yaa readers^^ ikutin terus ceritnya ya.
Aku pake Syilla POV sampe part 9 nanti yaa...
Minta vote+comment nya dong😊😊
Babayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabar Ini Ujian
Lãng mạnZasyilla Humairah biasa dipanggil Syilla, seorang siswi SMA yang terkenal karena kepintaran dan kekonyolannya yang na'udzubillah. Cantik? Standar sih. Toh dia juga tak peduli dengan penampilannya. Dia yang selalu memimpikan kisah cinta bak drama Ko...