Part11~ Siapa Dia?

5 0 0
                                    

Upacara selesai, semua orang membubarkan diri dari lapangan. Kecuali Syilla Dan teman-teman seperjuangannya. Mereka masih menjemur diri di bawah tiang bendera upacara. Menunggu hukuman apa yang akan mereka terima. Pak Firman, selaku kesiswaan masih belum juga tiba. Dengan terpaksa mereka harus menunggu lebih lama.

Tak terasa waktu berlalu. Sudah hampir satu jam mereka menunggu. Saat Pak Firman datang. Tidak ada yang berani mengeluarkan sepatah kata pun. Mereka tengah asik menyibukkan diri. Pura-pura fokus. Padahal sejatinya mereka takut.

Aduhh, gue ko deg-degan gini? Apa ini yang dinamakan C I N T A? Sama deg-degannya kaya ketemu Bang Irfan, Syilla terus menggumam dalam hati.

" Untuk kalian yang kesiangan! Bergembiralah sekarang kalian tidak akan diberi hukuman yang berat..." Semua siswa bertambah tegang. Pasalnya perkataan Bapak Wakasek yang satu ini kerap kali bertolak belakang dengan kenyataan.

"Kenapa? WC sudah bersih, lantaipun sudah bersih karena hari ini ada lomba kebersihan tingkat Jabar!". Jelas Pak Firman.

Semua siswa sontak bersorak. Tak terkecuali dengan Syilla. Tentu saja mereka senang lillahi ta'ala. Pak Firman tidak akan menyuruh mereka mengepel maupun membersihkan kamar mandi yang kotornya nau'dzu billah. Kejadian langka yang tidak akan terjadi dua kali semasa hidup mereka.

"Sebagai gantinya. Kalian cukup menuliskan nama, kelas, Dan alasan kalian kesiangan hari ini..."

Alah gitu doang sih, cemen, di satu sisi Syilla merasa leg.

"Di tambah kalimat 'Saya Menyesal, dan Tidak Akan Terlambat Lagi' dalam kertas HVS A3 sebanyak 5 lembar bolak-balik!".

What The Hell? Bunuh saja aku pak, iyaa penderitaan baru akan dimulai. Padahal ini hari pertama syilla menginjakan kaki kembali di sekolahnya setelah libur panjang kemarin.

" Dikumpulkan istirahat pertama. Wassalamualaikum" ujar Pak Firman yang diiringi senyuman khasnya. Senyuman picik ala-ala

Pak Firman turun dari mimbar Upacara. Diikuti murid lain yang juga membubaran diri dengan perasaan tak karuan. Lemah, lesu, panas, haus, kaget, sawan, gerah body, gerah hati, semua nya bercampur menjadi satu.

"Syill, Yok ke kelas. Ngapain bengong disini?". Ajak Surya yang juga kesiangan.

"Sur, kantin dulu yok. Laper gue. Hukuman ini bakal nguras tenaga". Ajak Syilla dengan wajah memelas.

"Ayok, gue juga ingin beli HVS". Mereka pun beriringan ke kantin.

"Gue ke bang Meka dulu beli HVS," ujar Surya.

"Gue nitip sur."

Setelah membalas dengan anggukan, Surya pergi. Kini saatnya Syilla yang berkelana mencari pelepas dahaga. Dari sekian banyak pedagang, pilihan Syilla jatuh pada tukang Es campur. Es campurnya aja sih sebenarnya. Ga sama si mamang es nya.

"Mang es campur satu, gapake susu".

"Iya, neng".

Sambil menunggu pesanan, Syilla duduk di bangku pojok kantin. Dia mengibas-ngibaskan tangan kegerahan. Sementara matanya menelusup lingkungan sekitarnya. Kantin cukup ramai memang. Tentu saja, murid lainpun sudah pasti kehausan setelah mengikuti upacara bendera. Kelaparan juga mungkin. Karena sepanjang upacara dilaksanakan tak sedikit orang yang pingsan, mules, perut melilit gara-gara belum sarapan.

Saat melirik sana-sini. Mata Syilla terkunci pada seseorang yang tengah duduk tidak jauh darinya. Syilla sempat terpesona melihatnya. Dia yang sedang makan kupat tahu ditemani teh pucuk harum. Syilla terlalu asik memperhatikanny. Sampai-sampai ia tak sadar kalau pesanannya sudah datang. Dan bel pun telah berkumandang.

"Syill, udah bel. Ke kelas yo". Surya meleburkan lamunannya.

"Ehh, ayok Sur." Jawab Syilla gelagapan.

"Es campur lo?".

"Gapapa, bawa ke kelas aja. Bentar ya, gue bayar es dulu". Syilla melenggos pergi.

Setibanya di jongko es Campur, Syilla langsung memberikan selembar uang 5ribuan.

"Bang es campur 1 dibungkus". Ujar seseorang.

Syilla menoleh, melihat orang yang tengah berdiri di sampingnya.

Ini si Aa yang tadi kan ya? Anjir ko dari deket keliatan ganteng kuadrat ya?, mata Syilla berbinar.

"Syill, ayok ke kelas ih! Lo mau tercyduk pak Hendra?"

"Kalem. Lo sampe nyusul segala."

"Lo lama sih"

"Yaudah maaf".

Merekapun berjalan beriringan. Selama perjalanan ke kelas, Syilla terus bertanya-tanya dalam hati nya.

Siapa dia?

-------______

Gimana? Semoga suka;)
Sampai jumpa di part berikutnya;)

Jan lupa vote+coment💙💙💙



Sabar Ini UjianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang