Part10~ the Best day of my life

9 0 0
                                    

Sang surya mulai tampak dari ufuk timur. Menyinari bumi dengan sinarnya yang terang. Menyelimuti bumi dengan kehangatan. Pagi yang cerah memang. Ayam Dan burung mulai bersuara bersahutan. Namun semua itu tak berarti untuk Syilla. Ia masih setia diatas kasur lembutnya.

"Syill, woi bangun!".

" Syillaaa!!! Tante kira kamu udah bangun!". Dira--tante Syilla membuka paksa selimut yang menggulung badan Syilla.

"Syill, bangun ga! Cepet udah siang!"

"5menit lagi Bun". Ucap Syilla parau.

" Kamu udah ngomong kaya gitu sejak 30 menit yang lalu Syill. Irfan udah nungguin Dari tadi".

Seperti tarikan magnet, Syilla langsung terbangun mendengar nama Irfan dikumandangkan. Sial, Syilla lupa Hari ini Irfan akan mengantarnya ke sekolah.

"Bunda kenapa ga bilang daritadi? Malu dong Syilla". Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

" Siapa suruh kebo!".

Dira keluar dari kamar Syilla. Ia tidak ingin tamu nya dibiarkan sendirian. Sementara itu dengan sekali hentakan, Syilla melesat pergi ke kamar mandi. Tidak sampai 30 menit, Syilla sudah keluar dari kamarnya. Dan pergi ke dapur untuk sarapan.

"Pagi Bunda". Sapa Syilla dengan senyum merekah.

" Pagi. Tumben cepet".

"Cepet aneh, lama marah-marah. Aku emang selalu salah dimata Bunda". Ujar Syilla dramatis.

" Alay. Irfan nungguin di depan. Ajak dia sarapan dulu, Syill".

"Oke, Bun". Syilla beranjak pergi.

" Eh, Syill. Btw Lo pake pelet apaan? Bisa-bisanya si Irfan nganter Lo sekolah".

"Pelet asihan! P U A S!!".  Syilla mendelik tajam.

Ia pergi meninggalkan Dira yang masih tertawa. Sebenarnya Syilla juga tidak menyangka bahwa Irfan memang serius akan menjemputnya hari ini. Sungguh mukjizat Tuhan yang indah. Yang tak mungkin ia siakan. Memang harus diabadikan. Setelah ini Syilla harus pergi ke  Jl.Kapten P. Tendean Kav.12-14A Jakarta 12790, Indonesia untuk mendaftarkan keajaiban dunia urutan ke 8 versi on the sopt. (Nama disamarkan^^)

"Bang. Maaf nunggu lama ya?" Syilla menyapa Irfan yang sedang duduk manis.

Dagdigdug ser duh,,

"Gapapa, Syill. Sans aja". Ujarnya tersenyum.

Aduh bang, senyum mu melelehkanku.

"Masuk dulu, Bang. Bunda ngajak sarapan bareng".

"Oke." Syilla masuk ke dalam disusul oleh Irfan yang mengekor Dari belakang.

Dan disini lah Syilla berada. Di atas meja makan bersama Dira dan tentu saja Irfan pula. Irfan membuatnya salah tingkah. Makan gede tapi mesti jaim kan? makan kecil Ga bikin kenyang. Sungguh ketidak nyamanan yang hqq.

"Fan, udah lulus SMK ya?" Dira membuka percakapan.

"Iya, tante. Alhamdulillah udah lulus". Jawab Irfan tidak lupa dengan senyum manisnya.

"Mau lanjut kemana Fan? Kuliah atau kerja?".

Sebenarnya Syilla patut bersyukur karena terobosan sang Tante yang berhasil membuka percakapan. Kalau tidak mungkin suasana di meja makan ini akan terus menegang. Bak di ruang sidang kelulusan.

" Kuliah tan, Sambil kerja juga sih. Lumayan buat nambah uang jajan". Irfan tersenyum, melirik Syilla sekilas.

What... Meleleh^^

"Bagus kalo gitu. Nanti bisa dong ya jajanin Tante." Ujar Dira dengan suara manja.

What the hell! Bundaaaa Malu-maluin.

Syilla hanya menggelengkan kepala. Berusaha untuk menanggapi biasa saja. Padahal aslinya dia malu kuadrat.

"Oh iya, Tan. Insya Allah. Doain aja semoga Lancar."

"Amiin"

Setelah sarapan selesai, Syilla Dan Irfan berpamitan kepada Dira untuk pergi berkelana. Memanjakan mata dengan riruk-pikuk kota Bandung tercinta. Dengan kemacetannya, tentu saja.

Selama perjalanan mereka lalui dengan kesunyian. Mereka sama-sama bungkam. Sementara Irfan yang fokus dengan jalanan, Syilla justru salah tingkah. Apalagi jntungnya yang sedari tadi berdetak tak karuan.

Setelah perjalanan panjang yang mereka lalui. Akhirnya mereka sampai di pasar ilmu ini (baca: sekolah). Syilla langsung turun dari motor dan berlari begitu saja. Sudah pasti ia akan mendapat hukuman hari ini. Ia kesiangan (lagi). Tunggu, Dia melupakan sesuatu.

Syilla memutar tubuhnya ke belakang. Melihat Irfan yang masih setia menatapnya di sana. Syilla tersenyum serta melambaikan tangan tanda perpisahan yang dibalas juga demikian oleh Irfan.

"Duluan". Ucapnya dengan gerakan mulut.

Setelah dibalas dengan anggukan Irfan, Syilla segera berlari kembali. Tentu saja, dengan senyum merekah yang terlukis dibibirnya. Ia sungguh bahagia hari ini.

----------________

Maaf lamaaa update;( kadang aku suka lupa. Kirain udah di update. Ehh masi jadi draft;(

Sampe ketemu di part selanjutnya^^

Peluk cium Dari author😍😍😘

Sabar Ini UjianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang