2

58 11 4
                                    

"Kyraaaaaaa.....".
Teriakan dari Clairine berhasil memenuhi lorong sekolah hingga ia sampai di depan kelas dan segera mencari keberadaan Kyra.

Ia semakin kesal ketika mendapati Kyra sedang di sudut kelas sambil mendengarkan musik dari earphonenya.

Kyra pun yang menyadari Clairine telah berdiri di depannya dengan wajah yang bisa dibilang lucu karena sekarang mukanya sedang merah dengan kedua tangannya yang telah berada di depan dadanya sambil disilangkan.

Ia pun sudah hafal dengan gerak-gerik sahabatnya yang akan marah ini. Ia segera melepas earphonenya dan siap mendengarkan amarah dari Clairine.

"Clairine! Mengapa kamu berdiri disitu, cepat duduk ditempatmu atau kamu sudah bersiap menerima hukuman dari saya" ujar guru matematika mereka dengan tegas

Clairine pun yang mendengar hal itu segera duduk di samping Kyra sedangkan Kyra yang dari tadi melihat hal itu hanya dapat tertawa pelan karena ia tahu jika sahabatnya sedang bad mood.

Pelajaran pun berganti menjadi Bahasa Indonesia. Ia dengan malas mendengarkan gurunya bicara sambil mencorat-coret halaman paling belakang bukunya dengan bolpen satu-satunya yang ia punya.

Ia pun dapat mendengar gurunya sekarang sedang membagi kelompok untuk mengerjakan tugas. Ia tidak melihat siapa yang dipasangkan dengannya tetapi ia mendengar namanya disebutkan yaitu

LUCAS

Ia merasa tak asing dengan namanya tapi ia sudah jarang mendengar nama tersebut dilontarkan. Jadi ia hanya mengabaikan kemungkinan yang sempat terlintas di benaknya.

...

Suasana kantin sangat ramai. Kyra segera menghampiri Clairine yang sedang menyantap baksonya. Disana sudah terdapat bakso pesanan Kyra juga karena tadi sebelum ia ke toilet ia sudah titip ke Clairine karena akan memakan waktu bermenit - menit untuk mengantri hanya membeli semangkuk bakso.

" Wajar sih kalo harus ngantri panjang bermenit - menit kalo rasanya enak gini" batin Kyra

"Lo tega banget sih ninggalin gue semalem".

Pertanyaan tersebut membuyarkan lamunan Kyra. Ia pun segera menjawabnya

"Emangnya kalo gue bales lo bakal cerita?".

Dengan senyum yang khas dari Clairine ia pun menggelengkan kepalanya

"Kan capek kalo ketik panjang-panjang di hp".

"Ya udah cepetan cerita"

Clairine mulai menceritakan yang terjadi kemaren dan Kyra mendengarnya dengan seksama sambil sesekali memakan baksonya.

Uhuk.. uhuk..

"Lo kenapa Ra?".

Kyra hanya membalas pertanyaan dari Clairine dengan menggelengan kepalanya. Ia terbatuk-batuk karena melihat ada cowok yang kemaren meminjamkannya payung ia takut jika diminta payung yang kemaren oleh cowok itu.

...

"Hari ini kok gue gak dapet mimpi itu ya?". Ucap Kyra sambil merebahkan tubuhnya ke kasur yang cukup besar itu.

Ia kembali berfikir tetapi saat ia sedang memflashback tiba-tiba terlintas laki-laki yang ia temui di kantin.

Entah mengapa saat Kyra melihatnya ia sangat benci kepada orang tersebut padahal mereka tidak saling kenal tahu nama saja tidak.

Hal itu sangat aneh bagi Kyra karena ia bukan orang yang memperdulikan orang-orang disekitarnya. Jadi, cukup aneh baginya jika ia membenci orang.

Kruyuk.... kruyuk....

Suara yang berasal dari perut Kyra pun dapat membuyarkan pikirannya tentang cowok tersebut. Ia baru sadar jika sejak tadi pulang sekolah hingga sekarang pukul 20:00 ia belum makan.

Ia pun segera berganti baju untuk pergi ke cafe terdekat. Ia tidak makan di rumah karena di rumahnya tidak ada siapa pun ia benci kesunyian.

Kyra tak pernah menyukai hal ini sunyi. Walaupun ia sudah sering mengalami hal tersebut selama beberapa tahun terakhir tetapi ia masih membencinya entah mengapa.

Ia segera memesan makanan kesukaannya setelah sampai di cafe tersebut.

Cafe tersebut tampak ramai, banyak pelayan yang berlalu-lalang untuk membersihkan meja pelanggan yang telah selesai makan dan juga menulis pesanan pelanggan.

Kyra melihat ke sekeliling cafe tersebut. Wow hanya satu kata itu yang dapat mengekspresikan dirinya saat ini. Ia begitu kagum dengan apa yang dilihatnya saat ini. Cafe itu tak pernah mengecewakannya sekali pun. Apalagi setelah di renovasi ia lebih bangga pernah mengunjungi Cafe ini.

Di setiap dindingnya terdapat lukisan yang menarik disertai quotes-quotes yang memotivasi diri. Disana juga ada satu spot untuk berfoto dan tepat disampingnya untuk memberi feedback pada cafe ini.

Setelah ia melihat sekeliling tiba-tiba sepasang matanya melihat ke arah laki-laki yang sedang duduk di pojok ruangan itu.

"Kok kayak pernah liat ya?". Gumam Kyra dalam hati.

"Permisi, ini pesanannya nasi goreng dan es lemon teanya".
Ucap si pelayan seraya memberikan makanan dan minuman tersebut.

Kyra pun segera tergiur untuk makan dan mengabaikan hal tadi. Teringat perutnya yang sudah meminta untuk diisi itu.

"Udah jam 8".

Kyra pun segera beranjak ke kasir tetapi sebelum ke kasir ia mengecek terlebih dahulu apakah ia ada uang ato tidak dan ternyata ia hanya membawa selembar 20.000 untungnya ia membawa kartu kredit.

Setelah ke kasir ia mengecek pesanannya lagi dan memberikan kartu kreditnya dan ternyata uang yang berada di kartu kredit tersebut tidak cukup untuk membayar makanan Kyra.

Ia pun segera mencari uang di dalam tasnya siapa tahu ia tidak memasukannya ke dalam dompet. Ia mencarinya sambil merutuki dirinya sendiri karena memilih makan di cafe sebelum mengecek dompetnya.

"Cepetan donk, saya buru-buru nih".

"Minggir dulu aja".

"Udah kasih duit aja ke dia biar cepet"

Keadaan cafe pun semakin ramai karena banyak pelanggan yang protes kepada Kyra.

Tanpa Kyra sadari sejak tadi ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya ia pun segera beranjak dari tempatnya dan menuju ke kasir.

"Berapa mbak?".

"50.000 mas".

"Gabungin aja sama punya saya".

"Jadi 125.000".

"Ini, kembaliannya kasih aja ke dia".

Ucapnya sambil menyerahkan uang dua lembar 100.000 dan menunjuk ke arah Kyra yang berarti kembalian tersebut diberikan kepada Kyra.

Belum sempat Kyra berterima kasih orang tersebut telah pergi.

"Ini mba kembaliannya".
Sambil memberikan uang sebesar 75.000

Kyra pun segera mengambil uang itu. Sebenarnya ia sanfat jengkel karena sikap orang itu yang memberikan kembaliannya kepadanya.

"Dikira gue pengemis apa?, gue kan cuma lupa bawa uang lebih".
Gerutu Kyra dalam hati.

Ia pun segera kembali ke rumahnya dengan berjalan kaki dan ditengah-tengah perjalanannya tiba-tiba saja ia mendengar seseorang meminta tolong

Ia pun segera pergi ke asal suara dan ternyata setelahmelihatnya, ia segera tak sadarkan diri.

...

Comment and vote pls..

Kalo ada typo kasi tau di comment yaa..

Thank you for reading n hope you like it too

When the Dream ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang