Sesampainya dikelas, ia melihat murid-murid yang lain telah menduduki kursi mereka masing -masing sambil berbincang-bincang dengan teman sebelahnya. Kyra melangkah pelan ke kursinya tanpa melihat kehadiran Clairine disana. Menunggu bel berbunyi membuatnya bosan hingga lupa tentang tugasnya dengan Lucas.
25 menit ia melamun, bel akhirnya berbunyi, dan Clairine belum datang juga. Lucas dengan santainya masuk kelas ditemani dengan sekelompok temannya.
Betapa terkejutnya Kyra, ketika mendengar suara menderit yang berasal dari bangku kosong disebelahnya sontak mata Kyra membulat sempurna, betapa terkejutnya ia yang duduk di sebelahnya bukan Clairine melainkan Lucas.
Kyra memandangi Lucas sejenak sebelum memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu.
"Lucas, lo ngapain disini?" Tanya Kyra.
"Duduk" jawab Lucas tidak peduli.Siapa yang tidak tahu kalau dia sedang duduk, batin Kyra.
"Maksud gue , ngapain lo duduk disini ?" Tanya Kyra.
"Kenapa? Ngga boleh" jawab Lucas asal.Seketika itu juga Kyra teringat tugas kelompoknya dengan Lucas. Setelah menyiapkan kata kata dan keberanian untuk membahas tugas itu seketika itu juga terdengar suara sepatu Bu. Elena yang bagaikan sihir, seluruh kelas mendadak hening, termasuk Kyra yang ingin membuka mulutnya.
Guru killer itu berhasil menyihir seluruh kelas untuk diam bahkan sebelum ia memasuki kelas semua murid telah diam. Mendengar suara sepatunya saja mereka sudah merinding, apalagi ketika ia mengajar matematika nanti yang terkenal dengan pelajaran yang paling sulit dan rumit itu.Insiden suara sepatu Bu. Elena itu membuat Kyra mengurungkan niatnya. 2 jam pelajaran matematika berlangsung hening. Memang wajar, siapa yang berani mengobrol ketika Bu. Elena sedang mengajar hanya anak - anak yang memiliki nyali besar saja yang berani mengobrol di jam Bu. Elena.
Bel istirahat akhirnya berbunyi. Entah apa yang terjadi dengan Clairine hingga ia tidak kunjung datang, sudah pasti dia absen hari ini. Padahal jarang sekali mungkin hampir tidak pernah Clairine absen.
Tanpa teman yang biasa menemaninya makan di kantin, Kyra memutuskan menghabiskan jam istirahatnya dikelas dengan Lucas. Murid jenius satu itu sekarang masih duduk tepat disebelahnya, mengerjakan tugas matematika. Lucas memang rajin. Apa artinya Kyra dibanding Lucas, jangankan mengerjakannya, menyentuhnya saja tidak.
Kyra teringat tentang tugas itu. Selagi ada kesempatan, Kyra memutuskan membuka mulutnya.
"Lucas.." Panggil Kyra pelan.
"..." Tidak ada jawaban dari Lucas, si jenius itu terlalu fokus pada soal matematika.
"Lucas, lo masih ingat kan sama tugas bahasa Indonesia?" Katanya dengan terdapat keraguan disana.
"Inget. Tapi lo kan yang kerjain semuanya?" Jawab Lucas acuh tak acuh.Kyra memalingkan wajahnya, belum meminta bantuan saja Lucas sudah bersikap galak dengannya bagaimana caranya ia bisa mengatakannya jika ia tak sanggup melakukannya.
"Mmm tentang itu kayaknya perlu di ralat deh" ucap Kyra dengan sedikit ketakutan dalam dirinya.
"Apanya yang perlu di ralat bukannya udah jelas kalo lo bakal kerjain semuanya. Lagian lo juga udah setuju sama PERJANJIAN kita" ucap Lucas dengan menekan kata perjanjian.
Semuanya tidak akan berakhir bila Kyra tidak mengungkap kebenarannya sekarang juga.
"Hmm... sebenernya gue pas setuju sama perjanjian itu gue belum tau apa yang harus gue kerjain dan pas gue tahu tugasnya kayaknya lebih bagus kalo kita berdua kerjain bersama"
Ucap Kyra dengan cepat agar Lucas tidak dapat mendengar kata per kata yang diucapkan Kyra dengan jelas.Sebelum Lucas membuka mulutnya Kyra sudah menyelanya. "Kan kerja kelompok masa yang kerjain satu orang aja?".
"Hmm"
"Jadi lo setuju buat kerjain bareng?" Tanya Kyra untuk memastikan.
"Ya"
"Yey" Ucap Kyra kegirangan
Lucas yang ada di sebelahnya sempat tertawa kecil ketika melihat tingkah Kyra yang terlihat seperti anak-anak. Sebenarnya Lucas sudah tau hal ini akan terjadi jadi untuk berjaga- jaga ia sudah membaca 4 buku.
Srekk.. srekk..
Terdengar suara dari bangku sebelah Kyra ia pun langsung menengok ke arah Lucas.
"Ngapain lo?"
Bukannya menjawab Lucas memilih memberikan kepadanya roti. Awalnya Kyra sempat bingung atas aksi yang dilakukan Lucas tetapi setelah mendengar berikutnya ia akhirnya mengerti.
"Tinggal 10 menit lagi gak bakal cukup kalo lo ke kantin"
Kyra dengan cepat segera memakan roti yang diberikan Lucas karena sejak tadi pagi ia belum makan apa pun. Ia juga tak lupa untuk berterima kasih ke Lucas karena telah memberikan roti tersebut tanpa ia minta.
Tanpa mereka sadari disekeliling kelas terdapat banyak cewek-cewek fans Lucas Kyra yang iri dengannya karena dapat dekat dengan Lucas yang terkenal dingin.
...Kyra tadi mendapat pesan dari Clairine jika hari ini ia tidak masuk sekolah karena sakit jadi, berakhirlah ia disini sekarang di kamar Clairine melihat sahabatnya yang sedang terbaring lesu di tempat tidurnya.
Setelah Clairine bangun ia mulai cerita apa yang terjadi di sekolah.
"Claire gue seneng sih gak harus baca 4 buku tapi gue juga bingung gimana caranya nyelesain 2 buku dalam waktu seminggu"
"Kebetulan minggu depan gak ada pelajaran Bahasa Indonesia karena libur jadi loo bisa coba bikin jadwal kayak tiap hari 50 halaman kan kalo lo tiap hari baca 50 halaman 4 hari juga selesai kalo 2 buku berarti 8 hari selesai sisa waktunya lo bisa pakai buat bikin ringkasannya".
"Tapi kan 50 halaman itu banyak Claire dan itu hampir mustahil buat gue baca dalam sehari"
"Lo coba dulu Kyra belum juga lo coba udah nyerah aja"
"Ya udah, makasih Claire buat sarannya gue pulang dulu ya udah sore nih. Semoga lo cepet sembuh, biar gue ada temennya di sekolah". Ucap Kyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Dream Comes
Fiksi RemajaMenjadi seorang yatim piatu dan memiliki cita-cita yang unik hingga dijauhi teman-temanya sudah biasa bagi seorang Kyra Caitlyn Fortes. Mimpi. Kyra selalu bermimpi hingga mimpi terasa sebagai teman yang paling setia. Baginya bermimpi adalah hal yang...