"Ge, ikut yuk. Nanti malem gw mau clubbing." Kuketik pesan itu dengan cepat.
"Hah? Clubbing? Ogah ah. Gw bukan anak club." Jawabnya.
"Yaudah sih sekali-sekali. Temenin gw."
"Enggak ah. Kalo ngajak gw tuh makan, nonton. Kalo clubbing enggak deh."
Gege is typing...
"Lagi pula Yo, what happen between us stays with us. Gw gak mau melebarkan sayap dengan kenalan dengan temen-temen lo."
Aku sempat tertegun. Rasanya seperti de ja vu. Gege ingin aku kembali ke dalam closet. Padahal dua tahun ini aku sudah sangat nyaman melebeli diriku sendiri sebagai seorang gay.
"Oh okay deh. Gw clubbing ya." Itu bunyi pesan terakhirku yang tak dibalasnya. Hanya di read saja. Sial.
Lantai dansa dipenuhi lelaki-lelaki hits ibu kota yang saling berpelukan, mengikuti irama musik uang kian kencang serta asap rokok yang mengepul ke udara ternyata tak mampu menenangkan pikiranku tentang Gege.
Dalam kondisi setengah sadar, ku ketik sebuah pesan untuknya.
"Ge, kenapa lo gak ada disini sih? I want you. I want you, now!"
Tak dibalas. Ya jelas ini sudah jam 1 pagi. Gege pasti sudah tidur.
"Ge, I love you." Okay, waktunya menjauhkan handphone. Drunk texting only leads to regret.
***
Kepalaku terasa mau pecah ketika kubuka mataku jam 11 siang. Aku tak biasa bangun sesiang ini. Tapi semalam rupanya aku mabuk berlebihan. Sehingga Adin dan Zaldi harus memapahku pulang, setelah beberapa episode muntah di halaman parkir club.
Aku mencari handphone ku di antara tumpukan baju kotor berbau rokok dan alkohol yang menyengat.
Ada 2 pesan masuk. Satu dari Adin. Satu dari Zaldi. Tak ada pesan dari Gege.
FUCKKKKKK! Gege bahkan tidak membalas pesanku!
Aku memutuskan untuk tak mengirim pesan apa pun ke Gege hari itu. Ada rasa malu dan jengkel yang bercampur baur hingga menimbulkan rasa yang aneh.
Aku segera minum susu sapi cap beruang. Andalanku di kala hangover melanda. Lalu aku mandi dengan air panas. Sengaja kulama-lamakan, sambil merenung. Apa maksud Gege sebenarnya.
Apa Gege hanya ingin fun? Apa jangan-jangan malam itu dia cuma khilaf? Kalo iya, apa sekarang dia kabur setelah membaca pesan "I love you" ku? Aaakkhhh. Gege kamu bikin aku gila!
Setelah mandi, ada satu pesan masuk. Gege.
"Udah sober?" Tanyanya singkat.
"Udh." Jawabku lebih singkat.
"Good. Makan gih. Nanti mati."
Ini orang betul-betul keterlaluan. Dia bahkan tidak membahas soal pesanku.
Hellooooo I said I love you!
Tak kubalas pesan itu. Terlalu kesal.
"Nonton yuk. Man of Steel." Dia mengirim pesan 10 menit kemudian.
"Dimana?" Ryo, kau memang bodoh. Baru kesal diajak nonton langsung mau. Murah.
"FX? Gandaria City, jam 5?"
"See you there." Okay fix, ada yang salah dengan otakmu Yo.
***
HE'S LATE AGAIN!
Ini orang maunya apa sih? Udah bikin kesel terus, ajak ketemu tapi dia terlambat. Lagi!
"Sorry-sorry telat." Katanya cengegesan.
"Udah biasa." Eh kenapa auraku seperti seorang bottom yang super sensitif kalau dekat dengan Gege.
"Jangan ngambek ah. Ntar ilang manisnya." Dia coba menggodaku.
"Manis? Lo kira gw poodle? Gw ganteng kali." Aku tak sanggup marah lama-lama.
Sepanjang film seperti tempo hari, kami terlalu serius. Kali ini aku sempat memperhatikan tangan Gege. Banyak juga bulu tangannya. Ah ingin kugenggam. Tapi tak jadi. Dia pasti marah.
"Gila hot banget si supermannya ya." Bisik Gege memecah konsentrasi.
Aku hanya mengangguk. Memang hot.
Selesai nonton kami memutuskan untuk ngopi.
"So, mabuk berat semalem, pak?" Tanyanya.
Jantungku mencelos. Akhirnya dia ingin membahas soal semalam.
"Gitu deh. Dicekokin sama Adin." *Bohong*.
"Kalo mambuk jangan main hp lah. Ngeri. Ngirim WA ke siapa aja?"
"Maksud lo?"
"Ya selain ke gw, lo WA ke siapa lagi?"
"Ya elo doanklah. Gila ya?" Ada nada kesal di suaraku.
"Hahaha, chill." Katanya sambil tertawa. "Ya siapa tau kan."
"Am not some crazy guy who threw 'I love you' to anybody, ya!"
"Pelan-pelan woy. Nanti diarak-arak kita. Sambil disorakin 'bencong... bencong...'" ujarnya sambil bertepuk tangan seperti anak kecil.
Ini orang kenapa begitu mempesona sih.
Aku menarik nafas panjang. Wajah Gege berubah serius. Kenapa makin ganteng?
"Yo, jangan buru-buru ya. Lo tau kan gw baru putus."
*shit*
"But I like what we have. What ever is this. Elo sangat menyenangkan dan mengenakan" *eh kampret* "kayak gini dulu aja ya?" Sambungnya.
Aku diam sebentar. Lalu meluluh.
"Sorry ya Ge. I guess you are right, gak seharusnya gw buru-buru. Apalagi pas mabuk."
"Ah santai aja. Tapi kayak yang gw bilang kemarin. Dunia lo sama dunia gw beda. Gw gak bisa catch up sama lo."
Gw cuma mengangguk. Sial si Gege ini satu-satunya orang yang bikin gw merenung semalam suntuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Gege! (Fin)
RomanceIni cerita pertamaku. Kisahku dengan Gege. Pria misterius yang pernah datang dalam hidupku. [bagian 18++ nya di private ya. Please follow me to read it] Ini cerita tentang percintaan sesama jenis. Dengan konten berlabel R. Jadi kalau yang belum 18 t...