Kami jarang bertemu setelah Sabtu sore di Gandaria City itu. Tapi komunikasi kami cukup lancar. Gege sepertinya mulai perhatian dengan caranya sendiri. Bukan cara ala-ala pria romantis picisan yang biasanya.
Hari itu tiba-tiba Gege whatsapp. Aku sedang bersama keluarga di Kemang Village. Kalau tak salah, itu setelah ulang tahun ayahku.
"Lagi dimana?" Tanyanya.
"Kemvil nih. Lo?"
"Di kosan. Sibuk ya?"
"Enggak, abis makan aja. Kangen ya?" Godaku.
"Hahaha." Selalu tak pernah mau mengaku. "Ketemu yuk. Pengen karokean deh." Lanjutnya.
"Karokean apa karokean? Hahaha." Jawabku syarat makna.
"Karoke beneran, woy!"
"Hahaha. Tapi gw di Kemang nih. Gak bawa mobil pula. Nebeng bokap."
"Yaelah, baliknya naik taxi kek. Ya ya. Gw berangkat nih."
Ini satu hal yang kusuka dari Gege. Dia tidak pernah merasa "kejauhan" untuk bertemu denganku. Padahal kosannya ada di Jakarta Barat.
Dan aku tak akan pernah bisa menolak ajakan Gege.
"Yaudah. Hati-hati." Kataku mengakhiri pembicaraan.
Setelah berpamitan dari keluarga, kupanggil satu taxi untuk mengantarku ke Inul Vista Kemang. Sekarang tempat itu sudah tidak ada lagi.
Menunggu Gege bukan hal baru kan? Tapi kali ini tak apa. Ku tau jarak yang harus ditempuhnya cukup jauh. Dan Aku bisa merokok dulu puas-puas. Gege pasti tidak akan membiarkanku merokok di ruang karoke. Dia benci asap rokok.
Sekitar setengah jam kemudian Gege datang. Dengan hoodie biru dongker dan celana pendek coklat serta sepatu Nike hitam, Gege tampak santai tapi tetap mempesona.
"Udah lama ya? Hehe. Maklum ya, jauh." Katanya cengegesan memperlihatkan sederet giginya yang rapih.
"Udah biasa." Kataku sambil berjalan ke meja receptionist.
Kami mengambil ruangan yang paling kecil, untuk 2 jam. Kuperkirakan suara kami bakal serak selesai karaoke nanti.
Gege memintaku nyanyi lebih dahulu. Aku tak pernah malu menyanyi. Walaupun suaraku biasa saja, tapi paling tidak orang bisa menikmatinya. Aku tak ingat lagu apa yang pertama kali kunyanyikan. Mungkin sebuah lagu dari Michael Buble. Mungkin.
Gege menatapku dalam. Dia menggeser duduknya berdekatan denganku. Aku hampir yakin dia akan menggenggam tanganku atau mencium pipiku.
Ternyata tidak. Damn!
Lalu gilirannya bernyanyi. Ehmm ternyata ada yang tak menarik dari diri Gege. Suaranya! Ya Tuhan, kenapa dia ajak karaoke kalau suaranya parau luar biasa. Ditambah lagi, Gege memilih lagu "The Man that Can't Be Moved."
Rupanya dia belum bisa move on dari mantannya. Kode kah ini?
Lalu giliranku lagi bernyanyi. Seingatku, aku membawakan lagu "Stand Up For Love". Gege tampak terkesan. Mudah membuatnya terkesan.
"Kok suara lo bagus sih?" Katanya. Entah itu pujian atau apa. Tak kujawab. Orang lagi nyanyi tak bisa diajak bicara.
Kemudian Gege mengambil mic.
"Ini lagu buat lo." Katanya.
Sontak kulihat ke layar TV. Gege membawakan lagu "Halo" dari Byonce. Sejujurnya aku tak pernah benar-benar memperhatikan liriknya sebelum ini.
Sambil Gege bernyanyi, kubaca liriknya.
'Remember those walls I built
Well, baby, they're tumbling down
And they didn't even put up a fight
They didn't even make a sound...I found a way to let you win
But I never really had a doubt
Standing in the light of your halo
I got my angel nowIt's like I've been awakened
Every rule I had you break it
It's the risk that I'm taking
I ain't never gonna shut you outEverywhere I'm looking now
I'm surrounded by your embrace
Baby, I can see your halo
You know you're my saving graceYou're everything I need and more
It's written all over your face
Baby, I can feel your halo
Pray it won't fade away'Tunggu-tunggu. Gege bilang lagu ini untukku? Apa maksudnya? Apakah...
Gege lanjut bernyanyi sambil sesekali menatapku.
'Hit me like a ray of sun
Burning through my darkest night
You're the only one that I want
Think I'm addicted to your lightI swore I'd never fall again
But this don't even feel like falling
Gravity can't forget
To pull me back to the ground again'Okay, aku sudah terbang sampai ke awan ketika dia menyelesaikan lagu itu. Kuputuskan saat itu juga, itu lagu favoritku.
Gege tersenyum sambil menarik tanganku dan menciumnya. Apakah Gege akan memintaku untuk menjadi pacarnya sekarang?
Oh jantungku berdegup kencang luar biasa. Inner bottomku tiba-tiba menguasai. Inikah rasanya akan ditembak seseorang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Gege! (Fin)
רומנטיקהIni cerita pertamaku. Kisahku dengan Gege. Pria misterius yang pernah datang dalam hidupku. [bagian 18++ nya di private ya. Please follow me to read it] Ini cerita tentang percintaan sesama jenis. Dengan konten berlabel R. Jadi kalau yang belum 18 t...