#3 [Author]

449 32 3
                                    

Sudah hampir seminggu Alana tinggal di Seoul, tak banyak yang ia lakukan. Perkuliahannya baru dimulai bulan depan, namun Alana sengaja lebih awal ke Seoul agar dapat menyesuaikan diri.

Pagi ini ia bersiap untuk interview kerja. Dari sekian banyak pekerjaan yang ia apply, ada salah satu restoran yang pemiliknya ingin bertemu langsung dengannya.

Alana mengambil tas dan turun dari tempat tidurnya. Nada dering ponselnya berbunyi dan ternyata kakaknya yang menelpon.

"Assalamu'alaikum Na. Kamu sehat?" sapa Alif.

"Wa'alaikumsalam Mas. Alhamdulillah sehat. Mas Alif sendiri gimana? Eyang sehat juga kan?"

"Alhamdulillah kami sehat. Na kamu yakin mau coba lagi? Yang kemarin-kemarin aja kamu gagal Na. Kamu ga usah maksain diri, kan Mas dah janji sebelumnya bakalan nanggung semua biaya dan keperluan kamu selama disana."

"InsyaAllah Na yakin Mas. Mas Alif tenang aja, kan Na juga baru beberapa hari disini. Baru beberapa pekerjaan juga yang sempat Na apply Mas. Pasti nanti juga ada salah satu yang mau nerima Na sesuai dengan apa yang Na inginkan Mas. Nanti kalau Na udah mentok baru deh Na minta bantuan Mas Alif" alana mencoba meyakinkan.

"Ya sudah kalau itu mau kamu. Kamu jaga kesehatan ya. Maaf mas ga bisa sering-sering telfon. Mas lagi sibuk-sibuknya. Kamu hati-hati ya. Assalamu'alaikum".

"Iya Mas. Makasih banyak. Wa'alaikumsalam."

Alana memasukkan ponselnya ke dalam tas dan bergegas untuk interview. Dibukanya aplikasi peta di ponsel kemudian ia ketikkan nama "VivaPolo". Karena ternyata letak restoran itu tak jauh dari tempat ia tinggal, Alana pun berjalan kaki.
.
.
.
.
Akhirnya ia sampai pada sebuah bangunan dengan papan yang tertulis nama "VivaPolo" terpampang di dinding depannya. Sebelum masuk ia sempatkan untuk merapikan bajunya. Dilepaskan sweaternya dan ia masukkan ke ransel warna biru yang ia gendong.

"Bismillah. Alana pasti bisa" ucapnya meyakinkan diri.

 Alana pasti bisa" ucapnya meyakinkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ternyata restoran ini cukup unik. Jika akan masuk ke dalamnya kita harus menaiki anak tangga terlebih dahulu, di dinding kanan dan kiri lorong anak tangga tersebut terpasang banyak foto-foto beberapa namja. Alana memperhatikan sekilas.

"Seperti pernah tau orang - orang ini, tapi dimana ya?" tak yakin dengan prasangkanya, ia hanya mengangkat bahu dan geleng kepala.

"Permisi, maaf saya kemarin mendapatkan email. Saya diminta untuk menemui nyonya Park. Apakah saya bisa bertemu?" tanya Alana ke salah satu pelayan di restoran itu.

"Ah ya, tapi sayangnya Ahjumma sedang tidak di tempat" jelas lelaki itu ke Alana.

"Oh begitu. Apa sebaiknya saya meninggalkan pesan?" Alana meminta pendapat kepadanya lagi.

"Ah begini saja, kamu temu saja Agassi itu" lelaki itu menunjuk ke arah meja kasir.

Alana agak ragu menghampiri wanita yang kemungkinan seumuran dengan kakaknya, Alif.

"Permisi. Maaf saya tadi mendapatkan email untuk bertemu dengan nyonya Park, tapi namja tadi menjelaskan kalau nyonya Park tidak ditempat dan meminta saya menemui anda" Alana berbicara sangat hati-hati.

 Maaf saya tadi mendapatkan email untuk bertemu dengan nyonya Park, tapi namja tadi menjelaskan kalau nyonya Park tidak ditempat dan meminta saya menemui anda" Alana berbicara sangat hati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah ya, Alana ya? Kamu sudah diterima bekerja dan bisa mulai dari hari ini" nona kasir mengatakan kabar bahagia itu ke Alana.

"Apakah benar? Apa segampang itu Agassi?

"Apa kau tak yakin dengan dirimu Alana-ssi?"

"Apakah semudah ini saya diterima? Bolehkah saya tetap mengenakan hijab saya?" tanya Alana masih ragu.

"Tentu saja boleh. Memangnya ada yang salah dengan yang kau kenakan itu. Sudahlah kamu tak perlu khawatir. Kami menerima karyawan berdasarkan kemampuan, bukan faktor yang lainnya." jelas nona Park Yoora

"Jadi saya benar-benar sudah diterima bekerja? Kamsahamnida Agassi. Jeongmall kamsahamnida" Alana menyalami nona Park Yoora dengan matanya yang berbinar-binar.

"Kau ini lucu sekali. Iya kamu sudah diterima, maka dari itu bersiaplah. Akan ku ajari kamu menjadi kasir, dan kau tak perlu melayani pembelian wine ataupun soju. Dan satu lagi, panggil saja aku Yoora, Yoora eonni. Aku hanya tiga tahun lebih tua darimu, aku sudah membaca profile yang kau kirimkan." gadis bernama Park Yoora itu tertawa melihat tingkah Alana.

"Ah ya, kenakan ini" Yoora memberikan seragam khas VivaPolo untuk Alana.

"Terima kasih Aga... eh Yoora eonni" ucap Alana agak gugup.

"Kau harus benar-benar belajar memanggilku eonni. Kau tau, aku tak suka orang di dekatku memanggilku dengan sebutan Agassi. Itu seperti ada jarak diantara kita."

Yoora pun mengajari dan memberitahukan apa yang harus dilakukan Alana. Tak butuh waktu lama Alana sudah paham dengan apa yang dijelaskan Yoora. Yoora akhirnya melepas Alana dan mengawasinya. Sesekali ia akan bantu jika Alana terlihat kewalahan dengan banyaknya pelanggan.

LDR - Love Different Religion [Chen Exo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang