#2 [Alana]

495 36 2
                                    

Aku baru sampai di terminal kedatangan bandara Incheon. Ku keluarkan hp dari saku blazer untuk melihat apakah ada notifikasi. Benar saja, ada beberapa pesan masuk.

Whatsapp :

Eyang : Kalau sudah sampai jangan lupa kabari Eyang nduk. Kamu baik-baik ya disana.

Mas Alif : Na kalo dah sampai kamu kirim foto ya. Biar Mas tau tempat tinggalmu kaya apa. Jaga diri baik-baik. Kalo ada apa-apa jangan sungkan cerita sama Mas.

Aku tersenyum. Ah kenapa aku harus merantau dulu baru Mas Alif memperhatikanku seperti ini. Aku sangat rindu perhatian Mas Alif. Sebelum orang tua kami meninggal dia begitu perhatian padaku.

Aku pun membalas satu persatu pesan. Baik dari Eyang ataupun dari Mas Alif.

Oh ya ada satu pesan lagi. Dari Via, dia sahabatku. Usia kami beda dua tahun, kami akrab karena dulu kami bertetangga ketika aku tinggal di Jakarta.

Kepindahanku ke Jogja tak membuatku semakin jauh darinya malah justru mendekatkan kami. Kami sering bertukar kabar lewat aplikasi chatting. Tak jarang Via mengunjungiku dan menginap dirumah Eyang jika sedang libur sekolah. Aku pun terkadang mengunjunginya di Jakarta. Orang tua Via sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri. Via pun menganggapku dan Mas Alif saudaranya, ia anak tunggal.

Line :
Via : Kak Na udah sampai? Kalo udah buru2 kabarin ya. Nanti ku telfon Hyeri biar nyamperin kakak.

Ah, aku hampir terlupa. Untung saja Via mengirim pesan padaku. Via meminta tolong kepada kenalannya di korea agar menjemputku, Lee Hyeri namanya. Ia juga yang sudah membantuku mengurus berkas-berkas kepindahanku dan mencarikanku tempat tinggal di sini.

"Alana-ssi" gadis yang mengenakan coat coklat tak jauh pintu keluar melambaikan tangan padaku.

Aku langsung mengenalinya. Itu Lee Hyeri, teman Via. Via mengenal Hyeri di media sosial. Katanya sih satu fandom, mereka mengidolakan idol grup yang sama, yaitu EXO. Aku bahkan tak tahu siapa itu EXO. Jangankan EXO, penyanyi Indonesia saja banyak yang tak ku kenal. Aku menyukai musik tapi tak menggilai penyanyinya.

"Hyeri-ssi. Apa kabar? Maaf ya aku merepotkanmu lagi. Kamu harus datang menjemputku di sela kesibukanmu".

"Ahh tak apa Alana-ssi, aku senang membantumu. Kau kan eonni nya Via" ia tersenyum kemudian menggandeng tanganku. Via mengenalkan aku kepada Hyeri sebagai kakak perempuannya.

Kami pun bergegas menuju mobil Hyeri yang akan mengantarkanku ke tempat tinggal sementaraku di Seoul.
.
.
.
.
Aku dan Hyeri sudah sampai di sebuah bangunan. Hyeri bergegas mengajakku masuk dan menuju ke kamar yang akan ku sewa. Tidak terlalu mewah menurutku dan aku suka.

"Bagaimana Alana-ssi apakah kau menyukainya? Atau ada yang kurang pas menurutmu? Kalau kau tak suka aku akan mencarikanmu tempat lain" Hyeri bertanya sambil merebahkan dirinya di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagaimana Alana-ssi apakah kau menyukainya? Atau ada yang kurang pas menurutmu? Kalau kau tak suka aku akan mencarikanmu tempat lain" Hyeri bertanya sambil merebahkan dirinya di sofa.

"Ahh tidak kok. Ini sudah lebih dari cukup. Sangat sesuai dengan apa yang aku inginkan. Terima kasih Hyeri-ssi".

Aku melihat-lihat sekeliling kamarku. Aku rasa aku akan betah disini. Cukup nyaman untuk seseorang yang suka menyendiri sepertiku.

"Oh ya aku pamit pulang dulu ya Alana. Ku harap kau nyaman disini. Kalau ada yang kau butuhkan jangan sungkan minta bantuanku" Hyeri beranjak dari sofa.

"Kau yakin mau langsung pulang? Bahkan aku belum memberikanmu minum. Maafkan aku Hyeri-ssi"

"Ah tak apa. Santai saja, aku akan jadi temanmu disini jadi kau tak perlu sungkan. Sebaiknya kamu bersih-bersih dan bergegas istirahat okay."

"Baiklah kalau begitu. Sekali lagi terima kasih. Hati-hati dijalan" aku menutup pintu kamar.

Ku rebahkan diriku di tempat tidurku. Rasanya nyaman sekali setelah tadi beberapa jam tak bisa tidur di pesawat.

Ku buka layar hp ku untuk mencari-cari informasi pekerjaan paruh waktu. Aku tak mau menyusahkan Mas Alif, cukup kos ku saja yang ia tanggung biayanya. Untuk biaya hidupku aku tak ingin terlalu menyusahkannya. Ya meskipun ku tau yang diberikan Mas Alif kepadaku itu hak ku juga.

Ada satu laman mempostingkan informasi parttime sebagai kasir sebuah restoran.

VivaPolo Restaurant, sebuah restoran pasta yang ternyata tak jauh dari kos ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VivaPolo Restaurant, sebuah restoran pasta yang ternyata tak jauh dari kos ku. Aku rasa aku harus mencoba melamar ditempat ini. Tapi mengapa rasanya nama restoran ini tak asing bagiku ya. Ah mungkin saja salah satu cafe di Jogja yang sering ku kunjungi pikirku.

Aku upload beberapa berkas termasuk foto diri dan CV ku. Ku jelaskan secara singkat tentang diriku, kemudian aku tekan pilihan Apply. Semoga saja ini rejekiku.

LDR - Love Different Religion [Chen Exo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang