#5 [Alana]

389 33 13
                                    

Hari ini adalah hari pertama perkuliahanku. Aku berangkat ke kampus dijemput anak Park Imo, ya Park Chanyeol. Semalam tiba-tiba saja dia meneleponku. Yang pastinya ia dapat nomorku dari Yoora eonni. Aku sudah lebih dekat dengannya setelah beberapa hari ini kami sering bertemu di restauran ibunya. Tapi aku selalu menolak saat ia meminta nomor ponselku.

Yoora eonni juga yang memberitahukan jika aku berkuliah di tempat yang sama dengannya, Kyunghee Univercity. Hanya saja kita berbeda jurusan. Chanyeol mengambil jurusan Seni dan Budaya, sedangkan aku Ekonomi Akuntansi.

Perjalanan menuju kampus itu memakan waktu kurang lebih satu jam baik menggunakan kereta ataupun mobil. Kurasa tak ada salahnya aku menumpang kendaraan Chanyeol. Walaupun tadinya aku sedikit ragu.

Nada dering ponselku berbunyi dan ternyata itu dari Chanyeol.

"Aku sudah dibawah. Kau cepatlah jika tidak mau ku tinggal." suara berat Chanyeol ku dengar dari ujung telepon.

"Ne...ne... Kau baik hanya di awal saja ternyata" gerutuku.

Awal ku mengenal Chanyeol,ku kira ia seperti idol lain yang sangat kharismatik dan menjaga image nya dengan sikap cool nya. Tapi tidak akan seperti itu jka sudah kenal dekat dengannya, kau akan tahu seberapa usil dan mengesalkannya dia.

Aku buru-buru memakai sepatu, mengunci pintu lalu berlari kecil menuruni anak tangga.

"Ya...ya...ya... kenapa kau berlari seperri itu? Aku tak akan meninggalkanmu. Pelanlah, kalau kau jatuh siapa yang akan bertanggung jawab?" ia memarahiku. Apa ia tak ingat apa yang ia katakan tadi, ia akan meninggalkanku jika aku tak bergegas.

"Kau duduk di belakang tak masalah kan?" tanya Chanyeol sambil mengarahkan kepalanya ke bangku mobil belakangnya.

"Ani... Aku tak masalah. Sudah kau tumpangi saja aku sudah berterimakasih" ucapku kemudian membuka pintu mobilnya kemudian mendudukkan badanku dalam mobilnya.

Ditumpangi Canyeol saja aku sudah bersyukur. Dengan statusnya sebagai idol, aku tak pernah membayangkan ia mau berteman denganku. Jika Via mengetahui aku menumpang di mobil Chanyeol, entah apalah yang akan terjadi padaku. Tempo hari saja saat aku dan Hyeri video call dengannya ia marah-marah padaku karena aku tak memberitahukannya jika aku bekerja di VivaPolo. Dan ia tambah ngambek ketika tau aku berkenalan dengan biasnya itu.

Tapi tak butuh waktu lama untuk merayunya lagi. Karena aku sudah mendapatkan foto eksklusif dari Chanyeol untuk Via beserta pesan khusus berisi kata-kata penyemangat dari Chanyeol agar Via bersemangat sekolah.

"Oh ya... Aku mengajak temanku" jelas Chanyeol yang masih fokus dengan kemudi mobilnya.

Seorang namja yang duduk di samping Chanyeol itu sedikit membalikkan badannya ke belakang dan tersenyum. Demi apapun, senyumnya sangat manis.

Ia mengarahkan tangannya padaku "Annyeong... Kim Jongdae imnida. Panggil saja aku Jongdae".

Aku hanya menangkupkan kedua tanganku seperti yang ku lakukan saat pertama kali berkenalan dengan Chanyeol. "Ah ne... Annyeonghaseo. Je ireum eun Alana imnida."

Ia menarik tangannya, mengarahkannya ke tengkuknya dengan muka kebingungan namun masih tersenyum ramah padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menarik tangannya, mengarahkannya ke tengkuknya dengan muka kebingungan namun masih tersenyum ramah padaku. Ya Tuhan, senyumnya benar-benar. Senyum Chanyeol saja kalah menurutku.

"Kau jangan kaget jika ia tak mau menyentuhmu. Itu prinsipnya sebagai seorang muslim yang baik hehe" jelas Chanyeol kepada namja bermarga Kim itu.

"Arraseo, arraseo... Ah ya, kamu ini pendatang ya? Bukan warga Korea asli? Kau berasal dari negara mana? Lalu kau disini apakah bersama kedua orang tuamu atau bagaimana?" Jongdae memberondong pertanyaan yang ia arahkan padaku.

Chanyeol yang mengetahui jika kedua orang tuaku sudah meninggal agak khawatir dengan pertanyaan itu. Terbukti saat kalimat tanya itu terucap dari Jongdae, Chanyeol sedikit mengarahkan pandangnya padaku melalui kaca mobil yang terpasang di bagian tengah atas. Aku tersenyum padanya,sekedar memberi pertanda jika aku tak masalah dengan pertanyaan itu.

"Ne... aku bukan warga Korea. Aku dari Indonesia. Dan aku disini tinggal sendiri" jawabku dengan jelas.

"Waaahhhh... Kau hebat. Merantau jauh-jauh kesini seorang diri" ucap Jongdae.

Kau ambil jurusan apa?" ia bertanya lagi.

"Ekonomi Akuntansi" ucapku singkat.

Dan begitu seterusnya, sepanjang perjalanan kami Jongdae lah yang sering mengajukan pertanyaan padaku. Terkadang diselingi dengan candaan Chanyeol dan Jongdae. Aku lebih banyak diam jika tak diajak mengobrol. Chanyeol memutar lagu EXO, lagu mereka berdua tentu saja. Ternyata Jongdae adalah Chen, member EXO juga.

Lama-lama mendengar mereka bernyanyi akupun tertidur. Mendengar suara mereka rasanya seperti dininabobokkan. Dan mungkin juga karena aku terlalu lelah bekerja. Karena hari ini aku ijin tidak bekerja, jadi kemarin aku mengambil dua shift sekaligus.

"Na-ya... Irona. Kita sudah mau sampai" suara Chanyeol sayup-sayup terdengar, namun aku tak menghiraukannya.

Hingga akhirnya mobil yang kami tumpangi bertiga masuk di pelataran kampus dan aku masih saja tak bergeming.

"Alana-ssi. Kau akan terus disini? Kau sungguh tak ingin berkuliah? Kita sudah sampai dikampus" kali ini Jongdae yang membangunkanku.

Aku tersadar "Ah ne...".

"Kau tidur pulas sekali. Bahkan kita bernyanyi seperti untuk menidurkanmu" ucap Chanyeol kesal.

"Aku lelah Chan-a. Aku merasa tak enak dengan Imo, jadi kemarin aku ambil dua shift sekaligus" jelasku.

"Lalu bagaimana nanti jika kau kuliah tiap hari? Apakah kau akan berhenti kerja?" Chanyeol berbicara agak tak jelas karena saat ini ia sedang merapikan masker untuk menutup sebagian wajahnya.

"Nanti lah ku pikirkan lagi. Ayo kita keluar" ajakku kepada mereka berdua.

"Alana-ssi sebaiknya kamu ambil kelas online saja" giliran Jongdae yang bersuara. Kini senyumnya sudah tak terlihat lagi, karena ia menutup wajahnya seperti Chanyeol.

"Apakah bisa mahasiswa beasiswa mengambil kelas online? Lagi pula aku juga ingin bersosialisasi di kampus dengan mahasiswa lainnya".

"Nanti cobalah kau ke bagian akademik saja kalau begitu" Chanyeol menimpali lagi.

"Arraseo... Kalian sebenarnya mau keluar tidak? Kenapa daritadi sibuk dandan. Masker, topi. Memangnya kalian detektif" aku menunjuk atribut yang mereka pakai.

"Ini demi keselamatan, kau tak tau seberapa banyak mahasiswa menggilai kami. Kau keluarlah dulu sana. Cerewet..." ucap Chanyeol dengan nada sombongnya.

"Arra...arra... Ya sudahlah aku duluan" aku membuka pintu dan langsung meninggalkan Chanyeol dan Jongdae yang masih sibuk berkaca.

LDR - Love Different Religion [Chen Exo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang