7 • Persyaratan

7.9K 331 5
                                    

[Chapter ini belum direvisi. Mohon maaf bila kata-katanya menganggu]

■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■

Author POV

Orlando hanya bisa mendesah tak habis pikir. Bagaimana caranya membuat Diana jatuh cinta kepadanya dalam kurun waktu 2 bulan?! Menurutnya tidak mungkin kalau Diana akan mencintai dirinya dalam waktu secepat itu.

"Pa! Mana mungkin dia bisa mencintaiku kembali dalam waktu 2 bulan?!" Tanya Orlando sedikit geram dengan syarat ayahnya.

"Bisa saja, kalau dia masih mencintaimu. Bahkan kalau dia masih cinta mati denganmu, dalam waktu 15 hari, pasti dia sudah mencintaimu kembali." Ujar Ayah Orlando santai. "Ingat! Ayah hanya memberimu waktu 2 bulan. Kalau waktunya habis, semua fasilitasmu akan ayah cabut. Dan kepemilikan perusahaan yang seharusnya menjadi milikmu, akan berpindah menjadi milik Nesha!" Kata Alexander.

"Bagaimana caranya?! Ini sangatlah mustahil pa!" Ujar Orlando.

"Papa gak tahu gimana caranya. Lakukan dengan caramu! Lagian, bikin hamil anak orang. Udah, papa mau ke kamar dulu. Night, son! Jangan lupa, besok kamu berangkat ke London!" Kata Papa Orlando meninggalkan Orlando sendirian di ruang kerjanya.

Orlando stres. Bagaimanapun caranya, dia harus kembali membuat Diana jatuh cinta lagi kepadanya. Tapi bagaimana?

Orlando keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke kamarnya. Kamarnya sudah rapi, sepertinya Vanesha merapikan kamar tersebut. Orlando menuju balkon dan menatap langit malam, berharap bahwa Diana kembali mencintainya seperti dulu.

Hingga akhirnya Orlando tertidur di sebuah kursi di balkon. Mungkin karena kelelahan. Stacey yang melewati kamar Orlando, melihat pintu kamar Orlando terbuka. Stacey masuk ke kamar Orlando dan melihat putra tunggalnya tertidur di balkon, segera mengambil selimut dari ranjang Orlando dan melapisi tubuh Orlando dengan selimut tersebut. Setelah melakukan hal tersebut, Stacey mengecup kening Orlando dan keluar dari kamar tersebut.

Esok harinya...

Matahari sudah terbit dan menyilaukan mata Orlando sehingga membuatnya terbangun. Semalam ia tertidur di balkon dan lupa untuk mengemas barangnya. Hari ini ia harus ke London dan dia bangun kesiangan. Alangkah sial dirimu, Orlando.

Akhirnya Orlando menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Seusai mandi, ia segera memakai pakaian lalu mengemas pakaian dan kebutuhan yang dibutuhkan di London nanti.

Orlando turun membawa koper dan menuju ke ruang makan. Di ruang makan ia melihat keluarganya dan seorang wanita yang sangat ia kenal.

"Orlando, kemari! Makan dulu." Panggil Stacey

"Iya ma." Jawab Orlando "Tapi Orlando harus taruh koper di mobil dulu. Sebentar ya ma." Kata Orlando.

Mamanya hanya mengganguk dan kembali menghidangkan makanan. Orlando pun keluar dan menaruh koper tersebut. Orlando kembali ke ruang makan dan duduk di seberang ayahnya yang sedang menjelaskan sesuatu kepada wanita tersebut.

"Orlando, ini Diana. Dia General Manager yang bakal nemenin kamu di London nanti." Kata ayahnya, ya wanita tersebut adalah Diana.

"Eumm, iya pa." Kata Orlando sedikit gugup.

Suasana di ruang makan jadi sedikit canggung karena pertemuan kedua insan tersebut.

Karena merasa canggung, Orlando menuju ke ruang tamu untuk mencairkan suasana yang canggung di ruang makan. Namun, hati nurani seorang ibu tidak pernah salah. Stacey merasa ada yang sedang disembunyikan oleh Orlando. Stacey pun ikut meninggalkan ruang makan dan menuju ke ruang tamu.

Di ruang tamu, Orlando sedang mengaduk-ngaduk makanan dengan sendoknya, sampai-sampai ia tidak sadar dengan kehadiran ibunya.

"Orlando, kamu kenapa?" Tanya Stacey

Orlando tersadar dari lamunannya "gak apa-apa mom."

"Kamu gak usah bohong sama mama. Mama tau kamu pasti lagi ada masalah. Bener kan?" Kata Stacey sambil menepuk pundak anak sulungnya tersebut.

'Jujur, enggak, jujur, enggak. Argghhh! Harus gimana ini!' Batin Orlando.

"Diana-"

"Iya, Diana kenapa?" Tanya mama Orlando meminta penjelasan.

"Diana, d-dia. D-dia orang yang aku hamilin, sekaligus mantan pacar aku 4 tahun lalu" kata Orlando memperjelas semuanya.

Mama Orlando hanya diam dengan ekspresi datar, seakan-akan ia sudah tahu. Stacey mengambil piring anaknya dan menyuapi Orlando.

"Mama udah tahu kok. Dari Nessa" ucap mamanya sambil tersenyum.

Dalam hati, Orlando mengutuk mulut comel adiknya tersebut. "Ohh, aku hampir lupa. Kan ada Vanesh ya, jadi gak perlu aku kasih tau." Gerutu Orlando.

Stacey hanya terkekeh mendengar gerutuan anaknya itu. Lalu ia mengelus kepala Orlando. "Lelaki sejati akan mempertanggung jawabkan apa yang telah ia perbuat, tapi kalau lelaki sejati itu sengaja dijauhkan dari pertanggung jawabannya. Itu bukanlah salahnya, walau bagaimanapun ia tetap salah. Mama disini sama kamu nak... mama akan selalu berpihak sama kamu, gak perduli apa yang menimpamu. Karena menurut mama, kamu itu tetap menjadi seorang Orlando yang berani menghadapi rasa takut" kata Stacey kepada anak sulungnya.

'Kapan terakhir ini terjadi? Aku terlalu sibuk sama kerjaan, jadi gak pernah luangin waktu buat mama' batin Orlando. "Terima kasih ma, maafin Orlando jarang kesini ya" kata Rendy sambil memeluk mamanya. Dia rindu pelukan hangat tersebut.

Di pembatas yang memisahkan kedua ruangan, Vanesha tersenyum melihat kakak dan mamanya.

"Tuh! Dengerin kata mama, tanggung jawab!" Kata Vanesha sambil berjalan menuju ke ruang tamu.

"Apa sih dek, ikut-ikut aja!" Protes Orlando. Saat Orlando mau berbicara lagi, Vanesha langsung memeluk kakak yang sangat ia sayangi tersebut.

"Kak, tetep jadi Orlando yang aku kenal ya. Orlando yang berani menghadapi semuanya. Kakak itu orang yang paling berani, yang pernah aku temuin. Pokoknya aku tetap sayang sama kakak. Semangat dapetin Diana lagi ya! Pasti bisa!" Kata Vanesha sambil mentransfer semangat ke kakaknya.

"Ihh, alay deh kamu dek. Emangnya kakak berubah dari mana? Oh, kakak tau apa yang berubah" Kata Orlando.

"Emang apaan?" Tanya Vanesha

"Mukanya! Makin tambah ganteng kan?" Kata Orlando bercanda.

Vanesha mencebikkan bibirnya kesal, sedangkan Orlando tertawa. "Terserah apa maunya kakak aja deh..." kata Vanesha.

Papa Orlando dan Diana melihat kedekatan ketiga orang tersebut dari kaca pembatas ruangan hanya tersenyum. Hati Diana menghangat melihat perlakuan Orlando ke keluarganya, ada sesuatu yang bergejolak di dalam Diana. Namun ia tidak tahu apa yang sekarang rasakan.

To be continued...

■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■▪■


Jangan lupa vote sama komen ya! Karena vote dan komen kalian membuat author semangat!! See you on next episode :)

Finished: 12 Apr 2018
Published: 13 Apr 2018

The Boss ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang