The Sport Festival

1.3K 199 11
                                    

U_________

Kau terlambat! Itu bukan hal yang biasa, mengingat kau selalu berusaha berangkat lebih pagi untuk sekedar tidur atau membaca-baca koran yang sampai pagi buta tadi. Sebenarnya tidak terlalu terlambat, kau bisa sampai di sekolah tepat saat bel kalau kau bisa mengayuh sepedamu lebih cepat lagi. Kenapa kau tidak menggunakan quirk mu? Ah, angin pagi selalu kencang, kau tidak mau menemui resiko kehilangan bagian tubuh lainnya, kelingkingmu yang lepas tempo hari juga baru terbentuk setengah sekarang.

Kau berharap saja semoga kau masih memiliki waktu untuk bersiap-siap nanti. Kau bergidik ngeri pada fakta bahwa akan ada ratusan orang bahkan pro hero yang menontonmu. Kau senang, tapi juga gugup, tidak pernah kau ditonton orang sebanyak itu. Maksudnya, siapa yang tidak? Kau yakin bukan hanya kau saja yang merasakan hal itu.

Kau melonggarkan kerah bajumu berusaha membiarkan angin masuk ke sela-sela lehermu. Kau tidak berkeringat, dan itu menyiksa. Keringat adalah cairan yang dikeluarkan oleh pori-pori untuk menjaga kelembapan serta mendinginkan suhu tubuh. Kau tidak memiliki fungsi itu di tubuhmu, seolah tubuhmu memang sepenuhnya dibentuk oleh debu. Kau bisa merasakan nafas yang menderu-deru namun jantungmu tidak pernah berdetak. Ya, jantungmu tidak perlu susah payah menyalurkan darah ke seluruh tubuhmu, mengingat seluruh bagiannya memiliki kemampuan untuk bergerak sesuai kemauanmu bahkan saat terpisah-pisah, masing-masinh bagiannya seolah memiliki kehidupan sendiri. Karena kau sudah hidup selama bertahun-tahun dengan quirk ini, jantungmu seolah menjadi organ yang tidak berguna. Selelah apapun dirimu, kau tidak bisa merasakan debaran jantung menggebu-gebu seperti yang kau rasakan dulu, sebelum kau mendapatkan quirk ini di usia empat tahun.

Kau masih ingat sekali bagaimana ibu dan kakakmu panik saat jantungmu melemah. Namun, ajaibnya kau baik-baik saja. Bahkan sekarang, ketika jantung itu berhenti total, kau tidak merasakan efek samping apapun. Tidak ada yang tahu hal ini kecuali ibu dan kakakmu, karena saat sekolah dasar dulu, kau takut sekali kalau orang lain tahu, kau akan dijauhi karena dianggap sebagai zombie.

Kau sampai di parkiran sepeda dengan selamat, sebelum gerbang depan ditutup. Memang U.A. memiliki gerbang belakang? Entahlah, sekolah ini terlalu luas. Kau memarkir sepedamu di barisan yang paling luar, rasanya aneh memarkir sepedamu disini, mengingat kau selalu berangkat pagi dan mendapatkan tempat parkir di bawah atap, menghindari panas matahari yang bisa merusak jok sepedamu. Saat sedang mengunci sepeda itulah, kau bertemu pandang dengan seorang pemuda yang kau ingat pernah kau lihat namun tidak pernah kau perhatikan. Mata yang asing, namun figur yang begitu familiar. Rambutnya cyan terang, matanya kuning seperti kucing hitam yang berkilat jika kau perhatikan terlalu lama. Pemuda itu berbicara dengan matanya. Dia tersenyum layu dan mengulurkan tangannya padamu, mengajakmu bersalaman.

Saat itu kau masih berusaha mengingat dimana kau pernah melihat sosoknya. Kau menyambut tangan manusiawi pemuda itu—tangan yang hangat, dialiri darah, seperti manusia lainnya.

"....(L/n)(M/n)," kau menyebutkan namamu untuk memulai percakapan. Pemuda itu tetap tersenyum, lantas mengangguk, matanya seolah mengatakan bahwa 'aku sudah tahu'. Dia melepaskan tanganmu dan melambai sebelum berlalu mendahuluimu masuk ke dalam gedung sekolah. Tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Matamu membuntuti punggungnya yang lalu menghilang di balik pintu masuk. Kau yakin sekali orang ini familiar. Sambil berjalan menuju kelas, kau berusaha mengingat siapa orang itu. Pemuda berambut cyan terang panjang setengah punggung, diikat rendah di belakang tengkuk lalu disampirkan di bahu kanannya. Matanya bersinar seperti cat kuning metallic, warna terang itu membuat matanya terlihat seperti mata kucing yang menyal saat gelap tiba. Kau sampai di koridor menuju kelasmu, dan mendapati bahwa dia masuk ke dalam kelas yang hendak kau masuki. Kau semakin penasaran, Apa dia teman sekelasku? Kau tidak ingat namanya, kau tidak pernah menyadari keberadaannya sebelum...

Ash (Boku No Hero Academia x Male!Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang