F [Masa Lalu]

17 5 0
                                    

AUTHOR POV~

Emma berjalan lemas mengikuti pak guru, saat sampai di ruang guru ia duduk dan langsung bertanya "sebenarnya ada apa ya pak kok saya di panggil ke ruang guru?" kata Emma tersenyum ramah, "jadi gini Emma, kalian ini kan dah kelas 2 SMA dan bentar lagi kakak kelas kalian mau lulus, jadi.... Bapak mau angkatan kalian buat mempersembahkan sesuatu untuk pentas seni kelas 12, g harus semuanya kelas 11 kok, tapi bapak mau kamu sama kawan-kawan kamu berpatisipasi untuk mengikuti acara ini," kata pak guru panjang lebar, lalu Emma berpikir sejenak untuk mencerna maksud dari omongan pak guru, "pak kalo yang kayak gitu mending ngomong ke Liam pak. Bukan saya g mau, tapi Liam kan ketua osis jadi dia tuh lebih mengerti gitu loh pak," kata Emma lalu melihat ke arah sekeliling, "ya bapak udah bilang ke Liam dan dia setuju, tapi dia mau nanya ke kamu mau nya gimana? Kalau kamu mau Liam mau kalau kamu ga mau ya Liam juga g bisa," kata pak guru lalu melncatat sesuatu di kertas, "hm.... Saya pikir-pikir dulu y pak, saya juga lagi ga enak badan jadi masih bingung," kata Emma lemas. Lalu pintu ruang guru pun terbuka dan menampilkan Harry, lalu Harry masuk ke dalam ruang guru, "nah itu dia Harry," Emma langsung melihat ke arah belakang dan y benar itu Harry lalu? "Jadi bapak mau kamu sama Harry jadi panitia acara itu, dan kalian yang bertanggung jawab juga," kata pak guru tersenyum sumringah. "Pardon? Maaf pak maksudnya apa ya? Saya baru masuk jadi saya g ngerti apa maksud bapak," kata Harry keheranan.

~~~~~~~

"Taik! Taik! Taik!" kata Emma kesal setelah keluar dari ruang guru, "pstt jan kenceng-kenceng anjir ngomong taik nya nanti guru denger lo mau kena poin?" kata Harry menutup mulut Emma dengan tangannya, "ini semua salah lo Har!" kata Emma kesal lalu memalingkan wajahnya, "kok gue? Heh kalo misalnya nilai seni lo g Bagus juga kita g bakal kayak gini," kata Harry membenarkan rambutnya, 'sok ganteng najis_-' "y, tapi kenapa tadi lo bilang iya?" , "lah lo kan tadi juga bilang iya Ma lampir," kata Harry, "ya..  Ya gue kan ngikutin lo, karna lo tadi ngomong ya yaudah gue juga iya, coba kalo lo tadi bilang enggak gue pasti juga bilang nggak! Aduh ini gimana kalo misalnya temen-temen tau?! Bisa abis gue, kalo Shafa tau gimana?!  Arghhh pasti dia bakal marah banget ama gue," kata Emma mendorong dorong badan Harry, "ya jangan sampe tau lah, udah ah gue laper mau ke kantin, lu mau kantin juga gak?" kata Harry melirik ke arah Emma, "yaudah ke kantin deh, pasti yang lain juga dah pada di kantin," kata Emma lalu menunduk, "udah muka lo jangan di tekuk-tekuk gitu, nanti yang lain curiga!" kata Harry sambil berjalan ke arah kantin, akhirnya mereka pergi ke kantin.

Dari kejauhan Shafa melihat Emma dan Harry, ia melihat Emma dan Harry berjalan ke arah mereka yaitu Shafa, Liam, Zayn, Key, Ele dan Louis. Shafa bisa melihat dari muka Emma bahwa ia masih tidak enak badan dan murung, kenapa? Apa yang terjadi?

"Emma! Harry! Sinih!" teriak Liam membuat Harry dan Emma menghampiri mereka, Emma duduk di samping Liam dan Harry duduk di samping Louis, "gimana kata pak guru?" tanya Liam kepada Emma, "hm....   Tanya kiting dah, biar dia aja yang jelasin," kata Emma menunjuk Harry, "dih kok gua? Apa bae dah gua gua mulu!" kata Harry mengambil kentang milik Zayn, "eh anjir apaansih lu ngambil-ngambil kentang orang? Beli donk!" kata Zayn lalu merebut kembali kentangnya, "lagi boke kakak," kata Harry cemberut mengeluarkan muka imutnya, Zayn yang melihat itu langsung jijik dan merinding, "ih jijik banget sih lo!  Najis dah, pantes aja adek gue gak mau balikan lagi ma lo," kata Zayn, lalu Shafa langsung menyenggol tangan Zayn sebagai isyarat untuk berhenti. "Mang kalian berdua abis dari mana?" kata Louis menatap Emma, Emma yang ditatap Louis tidak bisa berkata-kata ia sangat nervous, tapi dia ingat saat kejadian di kelas tadi saat Louis bilang kalau ia sudah mempunyai pacar seketika rasanya ia ingin menangis, seperti ada ratusan benda tajam yang menusuk hatinya, "gue tadi ama Emma dipanggil buat jadi panitia acara pentas seni kelas 12," kata Harry lalu berpindah duduk disamping Emma, "y kan Em?" kata Harry merangkul Emma, "apaansih Har, jan sok akrab deh," kata Emma lalu menggeser agar ia menjauh dari Harry, Zayn dan Shafa yang melihat itu merasa panas lalu menatap Harry dan Emma dengan tatapan tajam. Liam yang sedari tadi mengobrol dengan Key merasa ada yang aneh, tapi ia membiarkan hal itu karna ia terlalu sibuk dengan Key. "Kau tau Ele? ku rasa kau sangat cantik hari ini," kata Louis membuat Ele tersipu malu, "hm... Kau tau Emma hari ini kau sangat manis," kata Harry membuat Emma jijik, semuanya langsung menatap ke arah Emma dan Harry, "woah ada apa ini? Apa kalian? Maksudku kau dan Emma..?" tanya Louis menggenggam tangan Ele, "tidak!", "ya?" kata Emma dan Harry bersamaan, "woah jadi yang mana yang benar?" tanya Louis antusias, "aku!" , "gua!" lagi-lagi kata Emma dan Harry bersamaan, Zayn dan Shafa yang melihat ini merasa muak dan akhirnya mengalihkan topik pembicaraan, "bagaimana kondisimu Em? Apa sudah membaik?" tanya Zayn menatap Emma, "y seperti yang kau liat, tadi nya aku sehat lalu entah mengapa aku sepertinya tidak enak badan lagi," kata Emma membuat mukanya seperti muak, lalu melihat ke arah Ele dan Louis yang sedang berbincang mesra, "Kau tau Key, seandainya menikah saar SMA itu wajar aku akan menikahimu sekarang juga," kata Liam merayu Key, Emma yang mendengar itu menahan tawa dan rasa jijiknya, 'astaga Liam kau memang paling bisa meluluhkan hati wanita,' dalam hati Emma.

***

"Harry, ingat kan? Aku tidak mau orang-orang tau tentang kita! Lagi pula ini hanya sandiwara sampai pentas seni selesai," kata Emma berbicara face to face dengan Harry di perpustakaan, "ya aku tau, tapi kan setidaknya aku bisa membela mu di depan Louis dan Ele yang sedang bermesraan, aku tau kau cemburu saat Louis dan Ele bermesraan," kata Harry membawakan buku yang Emma pilih untuk di baca, sambil berjalan mengikuti Emma, "ya tapi.... Aku tidak mau jika Louis mengetahui aku menyukai nya," jawab Emma lalu berhenti membuat Harry berhenti juga, lalu Emma mengambil buku Fantastic Beast dan memberikannya kepada Harry untuk membawakannya. "Lagi pula kita memang pernah memiliki hubungan kan dulu?" kata Harry, lalu Emma langsung menunduk "itu dulu, saat kita masih kecil, saat ini semua belum terjadi," kata Emma berjalan ke meja baca dan Harry mengikutinya, "tapi tetap saja kita pernah memiliki hubungan Emma," kata Harry menekan kata hubungan, "tapi Har, itu sudah lama sekali dan kita sudah melupakannya," kata Emma membuka bukunya, "gue belum," kata Harry membuat Emma terkejut, "Har, itu udah lama banget pas jaman kita SMP, itu cuman cinta monyet, dan gak ada yang tau soal itu okey?" jawab Emma lalu melanjutkan membaca bukunya, ya ini pembicaraan yang serius, "ya orang-orang memang tidak mengetahuinya, tapi aku, nenekmu dan kau mengetahui itu, lagi pula kau adalah pacar pertamaku dan aku adalah pacar pertama mu!" kata Harry memegang tangan Emma, Emma pun langsung menarik tangannya agar tangan-nya dan Harry tidak bersentuhan, "sudah lah Har kita harus melupakan itu! Lagi pula kau sudah memiliki Shafa sebagai pengganti ku dan dia sahabat ku, dan jangan sampai ia mengetahui tentang ini!" ancam Emma, "y, dan kau ingat? Orang-orang mengetahui bahwa Shafa adalah pacar pertamaku dan ia juga Cinta pertamaku, itu salah Em!" kata Harry, membuat Emma menatap Harry, "lupakan pembicaraan ini dan lupakan masa lalu kita!" kata Emma, lalu membawa bukunya dan pergi.


To be continued ~~~

Ps dari author : astaga sorry2 ampe lupa bikin PS gara2 saking ke buru-buru.

Guys jadi ginih ceritanya tuh entah kenapa kyknya Harry ma Emma cute gituh jd deh w bikin agak romance_____ nah dah dlu deh bacotan dr saya;) kurang lbh nya mohon maaf bye;)

Fake Words ~TB-1D (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang