E

19 5 4
                                    


Aku bangun dan berjalan menuju dapur, y kami sudah pulang dari jalan-jalan kemarin. Gara-gara jalan-jalan kemarin Emma sakit dan harus dirawat karna ternyata ia terkena demam berdarah saat dihutan. Mukaku masih sangat muka bantal, tapi tentu saja tetap seksi dan menggoda.

‌"Bang lu mandi dulu baru sarapan ih jorok najis!" itu Shafa dia cerewet, dia berjalan kearahku dan mendorong ku agar kembali kekamar dan bersih-bersih, sungguh aku sangat malas "tar dulu dek abang mau makan dulu laper," kata gue senyum puppy face biar dia perihatin.

‌"Bang si Emma sekolah kagak yak?" tanya Shafa melamun,

‌"Lah ga tau lu kan temennya, mang ga ad kabar ap?"

‌"Y katanya dia dah pulang, tapi kok w liat kemaren rumah nya sepiiiiii banget," jelas Shafa lalu pergi ke kamar mandi.


‌"Tengnong! Tengnong!" suara bel rumah kami bunyi arghh mengganggu saja, aku berjalan menuju pintu dan membukanya. "Emma?" anjay nih bocah ngapain ke sini pagi2? Dah rapih anjir pake seragam ama bawa tas, anjay ini masih jam 6.

"Bang Jen kata Liam gue tuh disuruh berangkat sekolah bareng kalian, karna si Liam ada urusan hari ini jadi g bisa nganterin," kata Emma lalu tersenyum.

"Lah tapi kan gue bawa motor y masa mau gonceng tiga kek cabe2 an? Yud lu masuk dulu dah di luar dingin!" kata gue, lalu menyuruhnya masuk.

"Ntah coba lu liat HP lo kali aj si Liam bilang sesuatu gituh," kata Emma sambil duduk dan menunduk, sepertinya ia masih lemas dan kurang enak badan.

Saat aku membuka ponsel ku ternyata benar Liam mengirimi ku pesan

From Liam botak-

Bro hari ini Emma berangkat ma lu y plis bgt gw ad urusan penting jadi g bisa nganterin dia, makasih bro maaf y bro merepotkan lo ✌✌

Aku menatap Emma dan menghampiri nya. "Ma lu dah makan?" tanya gue dan dia cuman duduk dan lemas, astaga nanti kalo anak orang mati gimana ini? "Hm..... Aku tidak lapar," katanya lalu memejamkan matanya, "yeuyy gue nanya lu dah makan apa belom? Bukan lu laper apa kagak," kataku lalu membuatkan roti untuk nya, aku tau pasti dia belum makan karna tidak nabsu.

"Bang Jen lu dah mandi belum? Kita kan mau-," y itu suara Shafa, dia memberhentikan omongan nya ketika melihat Emma yang sedang lemas di ruang tamu.

"Emma? Lo kok ad di sini? Yaampun lemes amat, mau gue buatin makanan ga? Ngapa sekolah kalo masih g enak badan?" kata Shafa, lalu menghampiri Emma dan duduk disampingnya, dia sepertinya sangat cemas dan peduli.

"Jadi-,"
"Jadi gini Shaf, si Liam dia pengen gue berangkat bareng Emma karna si Liam ada urusan, nah tapikan gue bingung nanti kalo Emma bareng gue elu ama siapa? Y masa kita boncengan bertiga kek cabe2 an?" kataku panjang dan memotong ucapan Emma.

"Ouh gitchuuuu bilank dund, kalo lo ama Emma gue berangkat ma Louis aja gue tadi diajakin Louis bareng kok," kata Shafa lalu memainkan ponselnya, seketika raut muka wajah Emma berubah dan dia berdiri,

"Mau kemana kau?" kataku membantunya berjalan,

"Aku tidak jadi, aku bersama Niall saja, maafkan aku sudah mengganggu kalian," katanya lalu Shafa langsung melihat ke arah Emma dan berdiri.

‌"Kok Niall sih? Gak boleh mending kamu ama bang Jen!" kata Shafa melarang Emma pergi.

"Lah kamu sendiri kok Louis sih? Kamu kan tau aku tuh-," kata Emma lalu memberhentikan ucapannya dan menunduk, sebenarnya mereka kenapa sih? Pusing gue cowok sendiri disini, ouh gue ngerti nih pasti mereka pada maen cemburu-cemburuan, ouh iy Emma kan pernah bilang kalau Shafa menyukai Niall pantas saja ia tidak suka jika Emma diantar oleh Niall, tapi apa hubungannya dengan Louis? Jangan2 Emma menyukai Louis? Entah mengapa aku merasa kecewa setelah mengetahui itu ada apa denganku?

"Yaudah lu berangkat ma bang Jen gue ma Harry, g jadi ma Louis gue," kata Shafa lalu menelfon Harry. Astatank dek udah mantan itu dek masih aja lu manfaatin.

"Bang Jen lu mandi buruan ini dah jam berapa?!" kata Shafa lalu aku buru-buru ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Skip~~~

Sekarang kita sudah di sekolah, y seperti yang sudah direncanakan Emma bersamaku dan Shafa bersama Harry. Aku, Emma, Shafa dan Niall sekelas, jadi aku menuju kelas bersama Emma, entah mengapa aku merasa ada yang berbeda.

"Zayn," kata Emma sambil duduk di kursinya 'ia duduk di samping Shafa' . "Hm?" kataku melihat ke arahnya, "Ini untukmu," katanya menggenggam tanganku dan memberiku sesuatu, ternyata itu cokelat, "Untuk apa ini Emma? Aku sedang diet aku tidak makan ini," kataku lalu mengembalikan cokelat itu kepadanya. "Ini tuh ucaman terimakasih elah karna dari kemaren lo dah bantuin gue terus," katanya memberikan ku cokelat itu lagi, "yaudah gue terima y? Makasih btw," kata gue lalu pergi ke tempat duduk ku dan duduk disitu, lalu aku melihat Shafa masuk ke dalam kelas dan duduk di samping Emma, sepertinya Shafa sedang menceritakan sesuatu pada Emma karna ia terlihat semangat, tapi seperti orang kesal biasalah wanita suka bergosip, tapi dilihat dari ekspresi Emma ketika mengobrol dengan Shafa ia tampaknya sedih dan kesal ada apa?

Tak lama kemudia masuklah guru kami disusul dengan seorang lelaki dan itu Louis. "Classs kita punya teman baru nih, coba kamu perkenalin diri!" kata pak Andi menyuruh Louis untuk memperkenalkan diri, "hello semuanya! Perkenalkan gue Louis William Tomlinson, gue asal Doncaster dan umur gue 18 tahun, salam kenal," katanya tersenyum ke seluruh kelas, entah mengapa lagi2 pandangan ku tertuju pada Emma dia sepertinya sangat senang Louis masuk ke kelas ini walaupun hanya senyum biasa, tapi dari matanya ia sangat memperhatikan Louis.

"Oke class ada pertanyaan buat Louis g?" kata pak guru, lalu Shafa menunjuk tangan dan ia mulai bertanya "udah punya pacar belom?" what the fck?!  Apa maksudnya menayakan itu? Aku tau dia single sekarang, tapi cepat sekali ini g mungkin. "pertanyaan unfaedah," kata Emma lalu cemberut dan merapikan bukunya, lalu sekelas memperhatikannya dan ia menunduk.

"Gue udah punya pacar," what? Louis dah punya pacar? Terus? Gue liat Emma dan ekspresinya b aja, tapi dia mengeluarkan air mata walaupun ia mencoba untuk menghapusnya, brengsek Louis. Emma jangan sedih cuman karna Louis kek!!  Dia ga pantes buat lo!! 

"Sudah sudah cukup, Louis kamu bisa duduk di sebelah Zayn, bangkunya kosong," kata pak guru, lalu Louis berjalan ke arah ku dan duduk, anjir gue baru sadar bangku samping gue kosong, si gembrot kemana? Dia kan harusnya samping gue.

"Ouh iy anak2 Niall kemana ya? Ada yang tau dia g masuk kenapa?" tanya pak guru, "dia sakit pak," kata Emma, lalu Shafa langsung menatap nya sinis dan Emma hanya membuat ekspresi seperti, 'ada apa?' .

Skip~~~

"Ok anak2 jan lupa PR nya dan sekarang kalian boleh istirahat," Kata pak guru lalu aku berjalan ke arah pintu keluar, "hm.... Emma, bisakah kau ke ruang bapak dulu sebentar? Ada yang ingin bapak omongin ma kamu," gue denger samar-samar kek nya pak guru manggil Emma, "hey Zayn dah lama yak bro kita g maen ginih?" kata Louis merangkul ku dan tersenyum, "ia dah lama banget," kataku lalu kita berdua berjalan ke arah kantin, "kapan maen PS lagi bro? Gue kangen nih adu bola ma lu, tangan gue dah gatel pengen ngalahin lo," katanya percaya diri, y Louis memang terlalu pede, "alah ngomong aje lu, paling juga lu yang kalah," kata ku bercanda dan aku melihat Liam dan Harry lalu kami menghampiri mereka.

To be continued ~~~

Ps dari author masa depan Louis: ok ini udah masuk chapter e dan kayaknya daku g bisa terlalu aktip. ;( besok publish apa kagak g tau dah;( ouh iy kalao ada saran ato apapun itu kalian bilank y kan punya mulut tuh dan jan lupa vote ma comment nya karna itu penting dan berharga banget:( Pa lg y? Udah segitu ajah bye wankawan :)

Fake Words ~TB-1D (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang