Cerita senja
Seorang lelaki baru saja menyelesaikan hukuman yang diberikan gurunya. Kini ia mengambil air mineral yang ada di dalam tas.
"Sialan tu Pak Eko, dia pikir ngk capek apa, coba dia aja yang lari biar tahu rasa," omelnya sambil mengelap keringat.
Ting!
Raka tersenyum sambil simpul, diambil tasnya lalu meninggalkan lapangan. kini perutnya sangat lapar ia pun menjuju ke kantin.
Sementara di tempat lain, seorang gadis berkutik dengan buku di sampingnya, membolak-balik setiap halaman yang tertera sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Ini gimana sih ngerjainnya, ngak bakal ngerti ni sampai beuban rambut saya," ngerutunya kesal.
Gadis itu temudian merapikan buku-buknya, mengembalikan buku yang tadi ia pinjam kemabali ke raknya masing-masing.
Awwh!
Sebuah buku yang dipengang gadis itu jatuh tepat pada kaki seseorang, dengan buru-buru Senja mengambil bukunya lalu meminta maaf kepada orang itu.
"Maaf saya tak segaja," ucap Senja pelan.
Lelaki itu menatap Senja datar, ia berlalu meninggalkan Senja tapi masih dengan tertatih-tatih. Senja yang menatapnya merasah bersalah, tapi itu bukan kesalahannya toh ia tidak segaja.
"Pasti sakit de, ini buku tebalnya beribu halaman si, penulisnya yang salah, siapa suruh bukunya setebal ini," ngumamnya sambil menatap cermat buku itu.
***
"Dari mana aja lu?" Tanya Rendi yang menatap Raka prihatin."Dihukum sama Pak Eko, keliling lapangan 12 putaran," tutur Raka.
Sontak semuanya tertawa, sedangkan Raka menatap mereka malas, cowok itu langsung duduk dan meminum jus milik Angga.
"Woi jangan dihabisin dong," cegah Angga.
"Bodoh amat, Haus," balas Raka.
"Kok lu diam aja han, ngak biasanya," tanya Rendi pada Adhan
Cowok dengan Aerphone di teliganya kini memejamkan matanya, mendengarkan lagu tanpa memerdulihkan pertanyaan dari sahabatnya itu.
"Lu ngak tahu aja Ren, si Es batu lu tanya," timpal Angga.
"Astaga gue lupa, dia kan dari kutub utara," jelas Rendi sambil memukul pelan dahinya.
Adhan yang mendengar tertawa dari ketiga sahabatnya itu memilih untuk tak mendengar. Alasanya cuman satu, suara mereka menganganggu pendengaran Adhan.
Adhan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kelas itu.
"Mau kemana lo?" tanya Rendi.
"Berisik!" ucapnya sedikit membentak lalu keluar dari kelas.
"Kaki lu kenapa?" tanya Raka yang melihat Adhan berjalan tertatih.
Tbc