CS PART 3

40 5 0
                                    

Sepulang dari sekolah, Senjani bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dia memilih untuk bekerja part time karena Ayahnya dalam kondisi tidak sehat.
Senjani bukan dari kalangan atas yang hidupnya berkecukupan.
Senjani bukan seperti gadis umumnya yang menikmati masa SMA dengan jalan-jalan ataupun nonkrong bersama teman seusianya.
Dia masuk SMA Alfa Jaya saja dengan menggunkan Baesiswa yang ia dapat, bahkan Senjani harus belajar lebih giat lagi untuk dapat menyelesaikan masa SMAnya.

Dengan langkah terburu-buru Senja keluar dari rumahnya, ia mengunci lalu berjalan ke depan kompleks rumahnya untuk mencari ojek, karena jarak rumah dan tempat kerja Senjani cukup jauh dan membuatnya harus memakai ojek.

Selang beberapa lama Senjani sudah sampai di Loplilove kafe.

Bagunan dengan nuansa abu-abu serta terdapat beberapa pajangan dari kayu yang menghiasi atap dan lantai yang terbuat dari kayu itu menambah kekhasan dari bangunan itu.

Senja masuk dan langsung menuju ruang ganti, mengganti pakaian yang ia pakai dengan pakaian kerjanya.
Ia kembali ke ruang depan dan menyapa beberapa temannya yang sudah siap bekerja bahkan ada beberapa yang sudah menggantarkan makanan.

"Hay Sen, baru datang lo?" tanya Irene yang sedang menyiapkan pesanan.

"Iya ni, baru pulang sekolah juga," jawab Senja yang kini duduk di samping Irene.

"Ni antar ya ke meja no 8," ucap Irene sambil menyodorkan Pesanan.

Senja menerimanya, ia membawa pesanannya itu dengan hati-hati.

"Maaf mas, ini pesanannya," ucap Senja meletakkan Pesanan itu pada Meja No 8.

"Loh, bukannya pesannya aku Moca latte ya kok ini Moca cino?" protes seorang laki-laki.

"Udah lah bro lagian apa bedanya si," ucap lelaki dengan gigi kelincinya.

"Ngak gua ngak mau, pokoknya Harus moca latte," ulang lelaki yang tadi.

"Udah lah bro lagian kan biasanya lu itu minum moca cino," tambah temannya.

"Biar saya ganti saja," ucap Senja.

Ia kembali dengan membawakan moca cino yang ditanganya.

"Tu orang ngerepotin aja de," omelnya.

"Lah ngapain balik lagi Sen," tanya Irene.

"Tau tu orang, minta diganti pake moca Latte," ucap Senja kesal.

"Meja No 8 kan? Tadi dia pesan Moca cino kok, ni lihat," ucap Irene sambil menunjukan nota pesanan dari pelanggan.

"Tau tu orang, kayaknya pikun. Udah ganti aja," ucap Senja.

Setelah dibikin Moca latte oleh Irene, Senja pun langsung mengantarkan pesanan itu ke meja.

"Ini pesanan Anda Mas. Astaga maaf ngak sejaga," ucap Senja panik.

Senja tak segaja menumpahkan Moca latte itu pada cowok yang memakia jaket hitam, lelaki itu bangkit dan memarahi Senja, dirinya pun terlihat kepanasan dan mengibas-ngibaskan jaketnya yang terkena tumpahan moca latte tadi.

"Hey! Lu segaja ya mau ngecelakain gua?" Bentak Lelaki itu.

Lelaki itu menatap Senja dengan garang, tatapan sinisnya membuat Senja tak mengangkat muka, sementara teman-temannya hanya menatap Senja dan lelaki itu tanpa mengeluarkan satu suara pun.

"Maaf." Satu kata keluar dari mulut Senja, ia mencoba membersikan tumpahan kopi itu pada jaket Lelaki itu namun di tepis oleh sang empunya.

"Cabut," titahnya lalu diikuti kedua temannya.

Senja menatap kearah lelaki tadi, memang dirinya tak segaja, ia sudah meminta maaf tapi malah diabaikan bahkan tadi dia sempat dibentak.

"Sen, lu ngak papa?" tanya Irene yang memengang pundak Senja.

Senja menggeleng, ia tersenyum kecut lalu kembali ke tempatnya tadi menyimpan kembali nampan.

**
Disisi lain, seorang lelaki tengah mengomel tak jelas, ia menendang mobil kesal, bagaimana tidak kesal Ia ditumpahin kopi oleh pelayan sialan.

"Udah La Rak, lu kesal mulu," ucap Rendy yang duduk di pintu belakang.

"Gimana ngak kesal coba, disirim pake kopi," ucap Raka kesal.

"Jangan marah-marah lu tong, naksir baru tau rasa," ucap Angga yang nembuat Ia dan Rendy tertawa.

"Amit-amit gua ma, tu cewek mukanya kagak ada cantik-cantiknya," balas Raka.

"Cantik kok, apalagi tubuhnya yang munggil gitu, makin tambah imut dia kalau senyum," ucap Rendy membayangkan gadis yang ditemuinya tadi.

"Bacot lo. Eeh si Adhan dirumahnya kan?" Tanya Raka menyalahkan mesin mobilnya.

"Katanya di suru kerumahnya aja," ucap Angga sambil menyetel lagu.

"Berangkat," ucap Raka.

Tbc

Cerita SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang