CS PART 5

26 3 0
                                    

Malam semakin larut, Kini Adhan berdiri tepat di sebuah halaman pemakaman. Ia mengambil jaket dari mobilnya dan memakainya. Helaan napas  yang membuatnya sesekali melirik ke kanan dan kekiri.

Mungkin jika ada yang melihatnya, mereka akan mengiri Adhan hantu, pasalnya lelaki berkulit putih itu duduk berjongkok dan membuat  tubuhnya terkena cahaya remang dari lampu jalan yang tak jauh dari tempatnya.

Saat selesai berdoa, Adhan bangkit dan ingin pergi tapi saat ia membalikan badanya, ia mendapati seorang gadis tengah berjalan terburu-buru keluar dari Area pemakamman itu.

"Ada orang lain di tempat ini juga, tapi kok dia kayak ketakutan gitu?" gumam Adhan.

Ia pun melangkah pergi dari tempat itu pasalnya hari sudah larut malam, Adhan menaiki motornya dan membelah jalanan Jakarta.

***
Pagi menyapa dengan lembutnya, bahkan membuat embun ikut merasakan kebahagian pagi ini.
Gadis manis dengan buku yang ada di genggamannya sudah siap berangkat ke Sekolah, di temani dengan sepeda yang dibeli dengan uangnya sendiri. ia pergi sepagi ini untuk menjalankan hukuman dari Bu Elvi karena tidak mengerjakan tugas Matematinya dengan benar.
Senjani bukanlah tidak mampuh mengerjakan hanya saja waktu mengerjakan ia kesulitan dan agak malas, apalagi waktu itu ia kepikiran soal Ayahnya yang sakit membuat ia hilang konsentrasi.

Kini gadis itu sudah sampai di Sekolah. Ia pun memarkirkan sepedanya pada parkiran sepeda yang bersebelahan dengan Parkiran motor dan setelah itu, ia langsung menuju ke kelasnya untuk melaksakan hukumam dari Bu Elvi.

Senja terlihat sibuk menyapu ruang Bk, seharusnya bukan tugasnya untuk menyapu, tapi karena ini hukuman dengan terpaksa ia menyapu bahkan mengepel laintai itu dengan tidak bersemangat.

"Coba aja saya tidak males, pasti jam sengini saya di dalam kelas sambil dengerin musik," tuturnya yang masih menyapu lantai.

"Kerja jangan malas-malasan, tu masih ada yang kotor," ucap seseorang di belakang Senja.

"Eh, Ibu. Ini lagi disapu bu," ucap Senja dengan senyum yang terpaksa dikeluarkannya..

"Habis ini ngepel ya, saya mau ke ruang Kepsek dulu," ucapnya lalu meninggalkan Senjani.

"Huft! untung saja sudah selesai," ucap Senja lalu duduk di sebuah kursi panjang setelah beberapa menit menyelesaikan hukumannya.

Senja melihat jam yang ada di pergelangan Tangannya yang menunjukan pukul tujuh lewat lima belas menit, ia pun langsung membereskan ember dan sapu serta kain pel yang tadi di pakainya.

Setelah semuanya dibereskan ia pun langsung kembali ke kelas, namun saat melewati tangga tiba-tiba saja ia jatuh karena ulah seseorang.

Terdengar  suara tawa dari beberapa siswi yang membuatnya jatuh. Senja berusaha untuk bangkit lalu mengibaskan roknya lalu menatap sinis pada gadis yang berdiri di pingir tangga sambil mengibaskan rambutnya.

"Makanya jalan tu pake mata biar ngak jatuh," ucap seseorang gadis yang memakai kacamata.

"Bisa tidak, kalian janggan nganggu saya?" Ucapnya yang masih menatap sinis pada Anjeline.

"Siapa yang nganggu elu? Lu nya aja yang jalannya ngak pake mata," ucap gadis yang bernama Anjeline.

Senjani menarik napasnya kasar, lalu meninggalkan Anjeline bersama kedua temannya itu. Sementara Anjeline dan teman-temannya tertawa mengejek Senjani yang tadi jatuh.

Senjani merasa sakit di bagian kaki kirinya, bahkan ia tertatih saat melangkah ke kelasnya. Beruntung ia sampai dikelasnya dan langsung duduk di bangkunya lalu memijit pelan kakinya yang sakit.

"Sen, kaki kamu kenapa?" tanya Elisa yang duduk didepan Senja.

Senja tidak menjawab, ia masih memijit dengan pelan kakinya itu, tiba-tiba saja Nita datang dan membantu Senja untuk memijit kaki Senja.

"Kok bisa si kaki lu terkilir," tanya Nita yang kini duduk di samping Senja.

"Ngak papa, mungkin semalam aku kepeleset di toilet, tanks ya udah mau bantu," ucap Senja yang tersenyum kearah Nita.

Nita menngangguk cewek dengan rambut terurai itu menempelkan wajahnya pada mejah lalu memejamkan matanya perlahan.

"Astaga Nit, jangan molor, gurunya bentar masuk," ucap
Elisa menepuk bahu Nita.

Senja tertawa sambil memperhatikan Nita dan Elisa yang saat itu tengah sibuk dengan aksi Elisa yang mengganggu Nita yang sedang tertidur.

Tbc

Cerita SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang