Senja menarik napasnya kasar. Ia sudah capek berbicara dengan kedua lelaki yang pernah ditemuinya di kafe, tempat ia bekerja.
Senja mencoba menyuruh kedua lelaki yang berdiri di samping sepedanya untuk pergi dari situ, namun yang dilakukan Senja rupanya sia-sia.
Kedua lelaki yang tak lain adalah Rendy dan Angga. Saat ini mereka terus berdiri sesekali tersenyum menahan tawa.Raut wajah Senja terlihat kesal, ia tak sanggup menghadapi dua maklhuk alien yang berdiri di hadapanya.
"Angga! Rendy!" Teriakan seseorang membuat kedua lelaki itu menoleh dengan cepat.
Di seberang sana, Raka terlihat menatap datar pada kedua sahabatnya. Ia terlanjut kesal karena omongan darinya tak didengar oleh Angga dan Rendy, alhasil membuat ia kesal.
"Mampus Ren, si Raka ngamuk tu," ucap Angga menoleh pada Rendy.
Sementara itu, Rendy maju dan mencolek Senja dan membuat gadis itu membulatkan matanya.
"Bye, See you manis." Senja bergidik ngeri akan ucapan Rendy.
Setelah kepergian dua lelaki yang mengganggunya, Senja bisa bernapas lega. Ia mengambil sepedanya lalu menyagun keluar dari halaman sekolah. Tak ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya.
***
Senja memarkirkan sepeda di samping halaman Rumah.
Sebuah Rumah berukuran sedang berchat Abu-abu, di depannya terdapat sebuah taman kecil yang sangat terawat. Di samping kiri rumah itu ada sebuah lapangan kecil yang ditumbuhi rerumputan hias, disitu biasanya Senja dan Angkasa bermain bola atau sekedar kejar-kejaran.Senja masuk dan menuju kamarnya, ia melirik Angkasa yang saat itu mencuci piring. Senja bersyukur mempunyai adik seperti Angkasa yang rajin dan sering membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah.
"Sudah pulang kak?" tanya Angkasa disertai anggukan kecil serta senyuman dari Senja.
Dengan teliti Angkasa menyimpan piring bersih itu pada rak piring yang berada di samping meja makan. Senja yang sudah selesai berganti baju, kini telah duduk manis di meja makan sambil menuangkan segelas air putih lalu diteguknya sampai kandas.
"Ayah mana? Sudah makan?" tanyanya yang menatap Angkasa dengan senyuman manisnya.
"Ayah sudah tidur kak. habis makan tadi, langsung minum obat dan tidur," ucap Angkasa yang ikut duduk dengan Senja.
"Kamu sudah makan? kalau belum makan bareng yuk sama kakak!" Ajak Senja yang menyedokkan nasi ke piringnya.
"Aku sudah makan kak. Kak ... ada yang ingin aku bicarakan sama kakak," ucap Angkasa gugup.
"Mau bicara apa? kalau ada apa-apa dek, kasih tau kakak," ucap Senja yang kini menyendok nasi ke mulutnya.
"Uang sekolah aku ... nunggak dua bulan kak," ucap Angkasa gugup.Senja termenung sesaat, ia pun mengambil gelas dan menuangkan sedikit air ke gelas itu lalu meminumnya.
"Nanti kakak bayar ya, kakak janji bakal ngelunasin uang sekolahmu," ucapnya lalu mengelus pelan rambut Angkasa.
Senja terdiam sejenak, ia harus mencari uang lebih banyak lagi entah apa pun caranya, yang penting pekerjaan itu halal.
Setelah selesai makan, ia menghampiri Ayahnya yang tertidur pulas. raut wajah Pak Surto yang nampak pucat membuat Senja menatap sendu pada Ayahnya.
Ia meneteskan airmatanya, menggenggam erat tangan Ayahnya lalu mengecup pelan tangan sang Ayah yang sangat dicintainya.
"Kenapa kamu menagis?" tanya Pak Surto yang membuat Senja menghapus kasar airmatanya.
"Maafkan Senja Yah. Senja janji bakal cari uang yang banyak untuk berobat Ayah." Senja mencium kedua tangan Pak Surto yang membuat Pak Surto meneteskan airmatanya.
"Maafin Ayah Nak. Ayah tidak bisa mencari nafkah untuk kalian," ucap Pak Surto.
Senja memeluk erat Ayahnya lalu, menyelimuti tubuh pak Surto. Semenjak kehilangan Ibunya, Senja tak mau kehilangan Ayahnya.
***
Suara dentuman musik menggema di ruangan itu, Kerlap-kerlip lampuh pun menghiasi suasana malam. Terlihat para anak mudah tengah berjoget ria sambil ditemani lagu yang membuat mereka terbuai oleh malam yang jahanam."Tambah satu botol bro," ucap seseorang yang duduk disebuah kursi bar lalu menyalahkan rokoknya.
"Ini pesanan loh, yang lain mana?" Tanya seorang yang menyodorkan sebotol bir pada lelaki di depannya.
"Biasa, lagi main-main dikit," ucapnya merai botol tersebut.
"Si Rendy mana?" tanya seorang lelaki yang baru saja duduk di samping lelaki berlesung pipit yang tengah mengisap rokok.
"Lagi main sama Lia," jawab Raka yang kini meneguk lagi minumannya.
Semua tengah asyik dengan aktifitas mereka. Berjoget ria dengan diiringi musik dj, atapun ada yang asyik bermesraan bersama pasangannya.
Bug
Semua mata tertuju pada seseorang lelaki yang terkapar di lantai. Terlihat seorang lelaki dengan tatapan tajamnya menatap penuh amarah pada lelaki yang terkapar di depannya.
"Bangun lu! Gua belum puas ngehabisin lu!" bentak Adhan.
Rio menatap Adhan dengan senyum sinisnya. Dengan sekuat tenaga, Rio bangkit dan langsung memukul Adhan tapi langsung di tanggis cowok tampan itu.
"Bangsat! Gua jamin lu ngak bakal selamat malam ini!" Bentak Adhan lalu menendang Rio hingga jatuh terpintal.
Raka dan lainnya hanya menonton perkelahian itu. Mereka tahu Adhan bisa mengatasinya.
Tbc
Hallo readers.
Makasih ya udah ikutin cerita Senja sampai part ini
Plis vote dan coment guys
Nantikan part selanjutnya
![](https://img.wattpad.com/cover/144942218-288-k78524.jpg)