(Suka banget sama lagu ini...cocok dengan ceritanya )
Masumi sedang dalam perjalanan mengejar Hijiri. Perasaan cemburu, marah dan khawatir menjadi satu dalam hati Masumi. Egonya menuntut ia untuk berusaha mempertahankan Maya sebagai cinta sejati dan miliknya...hanya miliknya saja. Sialan kau Hijiri...akan kubunuh kau kalau sampai kau mengaku sebagai mawar ungu dihadapan Maya.
Maya sedang berlatih bersama dengan anggota teater Kuronuma. Mereka diajak oleh pak Kuronuma ke peron kereta api yang sudah tidak terpakai lagi. Sebagian anggota teater yang baru saja bergabung terheran-heran melihat tempat latihan drama mereka. Tidak pernah terbayangkan dalam benak mereka akan berlatih drama di peron tua seperti ini. Seperti biasa pak Kuronuma memberikan instruksi terlebih dulu kepada seluruh pemeran.
"Kita akan berlatih ditempat ini, jangan lihat tempat ini sebagai bekas peron kereta api yang rusak-rusak, tapi coba kalian berimajinasi membayangkan ini adalah lokasi kampung dimana bidadari merah berada. Bayangkan kalian sedang bermain-main di atas bukit, atau sedang menanam di kebun, sedang memandikan anak atau sedang membersihkan halaman rumah kalian. Bayangkan di jalur sebelah kanan ini adalah pemukiman penduduk. Pakailan imajinasi kalian".
Para anggota teater mulai mengamati lokasi tempat mereka berlatih, tiba-tiba ada yang berseru
"Pak Kuronuma sepertinya di atas situ cocok untuk dijadikan sebagai dunia para roh"
"Setuju sekali!! Dan sebalah kiri peron ini bisa dijadikan sebagai dunia manusia, jadi manusia tidak bisa pergi kesebelah situ"
"Ditengah- tengah peron ini bisa dianggap sebagai lembah plum tempat bidadari merah berada"
Anggota teater yang ada dengan penuh semangat mulai membayangkan setiap sudut peron tua itu menjadi sebuah pemandangan yang mereka inginkan.
"Baiklah mulailah kalian berlatih peran kalian sambil bermain pura-pura. Seperti yang pernah saya katakan."
"Maya mulailah berlatih bidadari merah mu disini sekarang".
Aku akan segera menunjukan bidadari merahku, akan kuperlihatkan kepadamu bidadari merahku pak Masumi . Jika benar kau Isshinku kau pasti akan merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan. Mayapun mulai mempersiapkan dirinya untuk berlatih bidadari merah.
Koji mengamati Maya yang sedang berlatih perannya, setiap dialog yang diucapkan oleh Maya membuat Koji merasa sengsara sekaligus bahagia. Sengsara karena Koji merasa Maya semakin susah untuk dijangkau hatinya, namun bahagia karena Maya akan menjadi miliknya seorang saat mereka beradu acting di tempat latihan atau diatas panggung nanti. Koji menatap sendu kearah Maya, Ah....Maya entah apa yang ada dihatimu saat ini. Siapapun dia orangnya, saat di panggung engkau adalah milikku Maya, engkau adalah kekasihku. Koji kembali berusaha fokus dengan latihannya. Ia mulai memainkan perannya sebagai Isshin yang menjadi pasangan dan belahan jiwa Akoya.
Maya sementara mengucapkan dialognya sebagai Akoya sewaktu Hijiri muncul di tempat mereka sedang berlatih. Hijiri berdiri sambil bersandaran di bekas tiang peron yang berada tidak terlalu jauh dari tempat anggota teater Kuronuma berlatih, sehingga ia masih bisa mendengar semua dialog yang diucapkan oleh para pemain. Ia memperhatikan dengan seksama saat Maya dan Koji beradu acting. Saat itu Maya sedang mengucapkan dialog saat pertama kali ia bertemu dengan Isshin dan bagaimana Isshin memuja Akoya dengan sangat mendalam.
"Kekasihku...kamu gadis yang pandai, kamu dapat menjalin komunikasi dengan pohon, burung dan dapat memerintahkan air"
(Koji menggegam tangan Maya dan menatapnya mesra dan merangkul pundak Maya. Maya pun bersandar di dada Koji dengan ekspresi wajah dan tatapan seorang wanita yang sedang kasmaran berat)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAN!! YOU HAVE TO CHOOSE
FanfictionKisah ini dimulai saat Masumi sedang berada di villa di pulau Izu (scene terakhir bersatunya dua jiwa 3). Saat itu Masumi sedang membuka surat- surat yang berserakan di mejanya, kemudian Hijiri masuk untuk mengantarkan laporan yang diminta oleh Ma...