FROM THIS MOMENT

1.2K 34 9
                                    

Masumi yang sudah tidak dapat mengendalikan dirinya, mencium Maya di hadapan Shiori dan semua yang masih ada disitu.  Dapat dibayangkan efek yang ditimbulkan atas apa yang dilakukan Masumi.  Semua yang ada disitu terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Masumi.

Koji yang terkejut melihat Masumi menarik Maya dari rangkulan tangannya dan kemudian mencium Maya, segera mendapatkan kesadarannya.  Ia lantas berusaha mendorong Masumi dengan keras, Koji hendak melayangkan tinju kerasnya ke arah Masumi, namun tepat saat itu ia merasa ada yang menahan tangannya.  Ternyata Hijiri yang telah menahan tangan Koji yang hendak memukul Masumi.  Sementara itu Shiori yang melihat Masumi mencium Maya didepan matanya, spontan terkejut.  Ia tidak bisa berkata apa-apa, nafasnya terasa berkumpul didada dan ia pun pingsan karenanya.

Masumi sudah tidak perduli lagi dengan keadaan disekelilingnya. Saat Hijiri menahan badan Koji, Masumi langsung memeluk Maya dan membawanya sedikit menjauh dari Koji yang masih tidak dapat bergerak karena masih ditahan oleh Hijiri. Kemudian Masumi menunduk dan berbisik perlahan ditelinga Maya

"Maya...maafkan aku memperlakukanmu seperti ini.  Tapi....saat ini bersediakah engkau mempercayaiku dan ikut pergi bersamaku sekarang?"

Maya yang masih belum bisa menguasai pikirannya atas kejadian yang baru saja ia alami spontan menganggukan kepala.  Walaupun Maya masih merasa bingung dan tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, tapi ia mempercayai Masumi dengan sepenuh hatinya.  Seketika itu juga Masumi merangkul Maya dan membawanya menuju pintu keluar.  Saat mereka berjalan menuju pintu, terdengar Eisuke yang berteriak marah memanggil Masumi.

"Masumi!!!!  Apa yang kau pikir dan kau lakukan??? Jika kau berani keluar dari pintu itu dengan membawa gadis itu....aku akan menghapus namamu dari warisanku.  Dan aku akan memutuskan hubungan keluarga kita.  Kau tau akibatnya bagimu kalau sampai itu terjadi". 

Masumi berhenti sejenak dan ia menjawab dengan suara yang sedikit bergetar karena berusaha mengendalikan emosinya

"Tuan Eisuke Hayami...sejak kapan kita menjadi keluarga?  Pernahkah Tuan menganggapku sebagai anak tuan? Pernahkah tuan walaupun sedikit saja memperhatikan keadaanku bahkan saat aku sakit?  Hubungan keluarga kita hanya sebatas dokumen saja.  Bagi tuan Eisuke Hayami surat nikah yang tuan dan ibuku tanda tangani itu hanyalah cara mudah untuk mengontrak aku dan ibuku. Aku telah menjadi pegawai tuan sejak aku masih kecil, aku selalu menuruti semua yang tuan perintahkan".

"Tuan bahkan tidak perduli sama sekali saat aku juga hampir ikut terbakar bersama ibu.  Apakah tuan tau bagaimana parahnya luka bakar yang dialami oleh ibuku saat itu? Dan tolong ingat-ingat kembali...apakah tuan pernah menjenguk ibuku atau sekedar menanyakan luka yang dialaminya saat itu?"

Masumi menarik nafas berat kemudian ia berkata dengan suara yang dingin dan tajam kepada Eisuke

"Saat ini ibuku sudah tiada...tapi aku ingin tau, pernahkah tuan perduli pada ibuku saat ia sekarat karena menyelamatkan barang-barang koleksi bidadari merah tuan? Menurut anda....manakah yang lebih penting, nyawa ibuku atau koleksi tuan?"

Kemudian Masumi memandang ke arah bu Tsukikage dengan tatapan yang penuh arti, dan sepertinya bu Tsukikage memahami arti tatapan Masumi. Beliau hanya tersenyum dan ia berbicara tanpa suara

"Pergilah..."

Eisuke yang marah lantas terdiam membisu saat mendengar perkataan demi perkataan yang diucapkan Masumi.  Ucapan Masumi barusan seolah menampar keras dirinya.  Ia tersadar bahwa selama ini ia tidak pernah memperlakukan Masumi sebagai keluarga. Selama ini ia memperlakukan Masumi seolah-olah ia adalah barang milik perusahaan yang harus mengikuti perintah dan rencananya.

Saat itu didepan pintu lobby, sopir Masumi sudah siap menunggu dengan mesin mobil yang tetap menyala.  Masumi tau seketika itu juga, pasti Hijiri yang entah bagaimana telah menyuruh sopirnya untuk menunggu di depan pintu lobby.  Masumi langsung membukakan pintu mobil dan menyuruh Maya masuk.  Masumi kembali menuju pintu lobby dan ia mendatangi komisaris Takamiya

"Tuan komisaris Takamiya maafkan aku yang kembali menyakiti cucu tuan.  Tapi aku mohon agar tuan dapat mengajari Shiori untuk hidup mandiri dan latihlah ia menjadi wanita tegar.  Tolong...jangan terlalu memanjakannya".

Terlihat ibu Shiori dan beberapa orang yang ada di situ telah mengangkat Shiori yang pingsan dan menidurkannya di sofa.  Ayah Shiori menghampiri Masumi dan melayangkan tinjunya sekali ke wajah Masumi.  Hijiri yang melihat hal tersebut langsung menghampirinya dan menahan ayah Shiori.

"Hijiri biarkan saja.  Aku pantas menerima pukulan ini.  Aku telah menyakiti perasaan mereka".

"Baiklah tuan...tapi mereka juga harus paham bahwa tuan juga berhak atas kebahagiaan tuan sendiri".

Kemudian Masumi memandang ayah Shiori dan berkata

"Maafkan saya Tuan.....membuat Shiori menjadi seperti ini.  Tuan tadi sudah dengar sendiri, saya tidak punya apa-apa sekarang.  Saya sudah bukan penerus perusahaan tuan Eisuke Hayami, sepertinya pernikahan atas dasar bisnis antara saya dan Shiori ini jika diteruskan akan merugikan pihak keluarga Takamiya".

"Saya harap pak komisaris takamiya dapat mempertimbangkan hal ini" ujar masumi kepada kakek Takamiya".

Ayah Shiori berteriak dengan marah ke arah Masumi

"Enyah kau dari siniiiii!!!! Jangan pernah menunjukan batang hidungmu dihadapanku lagi"

Masumi segera berbalik dan keluar. Saat ia hampir masuk di dalam mobil, Rei mengejarnya dan menahan pintu mobil.

"Pak Masumi...aku tau engkau pasti sadar dengan apa yang kau perbuat. Aku juga percaya engkau pasti dapat menyelesaikan permasalahan ini.  Aku hanya mohon satu hal kepadamu...tolong jaga Maya dan tolong jangan sakiti dia lagi"

"Baiklah Rei aku berjanji padamu.  Aku akan menjaganya dan tidak akan menyakiti hatinya"

Rei menatap Maya sambil mengatakan

"Maya....jaga dirimu baik-baik.  Sampai ketemu nanti ya"

"Baiklah Rei...jangan khawatirkan aku"

Ujar Maya sambil tersenyum.  Kemudian mereka berdua bersama sopir Masumi pergi meninggalkan gedung Daito.

********

Setelah Masumi dan Maya pergi, Hijiri yang tadi menahan ayah Shiori, akhirnya melepaskan kuncian tangannya.

"Maafkan saya tuan, saya juga akan segera pergi dari sini"

Hijiri kemudian membungkuk ke arah ayah Shiori dan akhirnya keluar dari gedung tersebut, tiba-tiba dia mendengar ada yang memanggil namanya.  Namun ia tidak memperdulikannya

"Tuan...saya tau tuan sering menemui Maya, dan saya juga tau tuan ada hubungannya dengan tuan Masumi.  Tolong beritahukan kepada saya, sebenarnya ada apa antara pak Masumi dan Maya? Dan kemana mereka pergi?"

Koji bertanya dengan wajah memohon kepada Hijiri sambil mensejajarkan langkahnya dengan langkah Hijiri. Akhirnya Hijiri menghentikan langkahnya sesaat dan memandang Koji.  Ia dapat memahami perasaan anak muda tersebut.  Karena sedikit banyak ia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Koji.

"Anak muda...maafkan saya karena saya tidak dapat menjelaskan hal ini kepadamu, tapi nanti saya jamin nona Maya pasti akan menghubungimu.  Pada saat itu, tanyakanlah langsung semua pertanyaanmu tadi kepadanya".

Ujar Hijiri dengan suara yang bijak kepada Koji.  Sambil tersenyum Hijiri berkata kembali

"Sekarang saya akan pergi, karena masih banyak urusan yang harus saya selesaikan saat ini".

Setelah Hijiri pergi, Koji akhirnya memutuskan untuk pulang.  Ia pergi ketempat parkir dan mengambil motornya.

Baiklah Maya....aku akan menunggumu menjelaskan semuanya kepadaku.

*End part 8*

MAN!! YOU HAVE TO CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang