Ayumi sedang duduk di ruang keluarga, berkali-kali ia menekan nomor telepon seseorang namun ia membatalkannya. Akhirnya ia membulatkan tekad dan melanjutkan menelpon orang tersebut
"Hallo mon amour....apa kabarmu"
Hamilton yang sudah semakin lancar berbahasa jepang menjawab telepon Ayumi dengan semangat.
"Hai Hamil...kemarin hak pentas bidadari merah sudah diumumkan dan jatuh ke pihak Daito, itu artinya aku akan berperan sebagai bidadari merah...berganti-gantian dengan Maya. Kau tentu sudah membaca beritanya'
"Ya...aku sudah membaca berita tersebut, yang aku herankan kenapa tuan Eisuke mengajak sutradara Kuronuma untuk bergabung dengan pihak Daito..."
"Hamil...jujur saja, aku sangat senang mendengar keputusan Daito tersebut. Itu artinya Maya juga tetap bisa mementaskan bidadari merah. Hanya Maya yang kuakui sebagai sainganku sekaligus........sahabatku karena ia sepadan dengan aku dalam bakatnya"
Hamil terdiam mendengar perkataan Ayumi, ia mengerti gadis tersebut memiliki kepribadian yang keras dan unik, hal itulah yang menyebabkan Hamil menyukai gadis tersebut. Ayumi menyukai orang-orang yang apa adanya. Karena semenjak kecil ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mendekatinya dengan maksud tertentu atau karena ia adalah anak dari sutradara dan artis terkenal di Jepang.
"Hamil...aku ingin meminta sesuatu kepadamu, besok aku berencana akan operasi mata, aku tidak tau apa yang akan terjadi nanti....tapi.....bisakah kau menemaniku besok saat operasi?"
"Nona Ayumi....tentu saja aku akan dengan senang hati menemanimu, bahkan jika dibolehkan aku akan menemanimu diruang operasi. Besok pagi-pagi aku akan menjemputmu. Kau tenang saja tidak akan ada yang terjadi dengan dirimu besok, karena kau adalah seorang Ayumi Himekawa.......remember that "
********
Dirumah sakit spesial mata yang sangat terkenal di Jepang, nampak Ayumi dan Utako juga Hamil sedang menunggu di ruang persiapan eksklusif. Tak lama nampak perawat menjemput Ayumi untuk masuk keruang operasi. Hamil ikut berdiri kemudian meremas tangan Ayumi pelan sambil menatap wajah gadis itu.
"Ayumi...percayalah dokter pasti akan bisa membuat matamu melihat kembali. Aku yakin kau tidak takut, karena kau adalah Ayumi yang berani dan pantang menyerah"
Ayumi memandang Hamil, nampak sedikit keraguan di wajah Ayumi namun itu tidak berlangsung lama, kembali terlihat ketegaran dan keteguhan di wajah Ayumi. Ia ikut dengan perawat keruang operasi, tidak terlihat sedikitpun keragu-raguan dalam setiap langkah Ayumi. Ia memang terlahir dengan mental yang kuat dan berani.
********
Sementara itu di villa izu Maya sedang duduk dengan Masumi di kursi taman. Maya ingin menyampaikan berita yang ia dengar kemarin. Ia yakin Masumi belum mendengar perihal berita tersebut, sebab kemarin Masumi sangat sibuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya di Korea.
"Masumi....apakah...apakah kau sudah mendengar kabar mengenai bidadari merah"?
"...hmmmm aku belum ada mendengar mengenai bidadari merah lagi semenjak meninggalkan Daito....apakah ada perkembangan baru sehubungan dengan pementasan bidadari merah"?
"Begini......kemarin hak pentas bidadari merah telah diputuskan, dan pihak Daito mendapatkan kepercayaan untuk memiliki hak pentas bidadari merah. Rei kemarin memberitahuku via telepon"
"Aku sudah menduga hal tersebut dari awal, karena memang hanya pihak Daito yang mampu mementaskan bidadari merah secara layak, mengingat grup Daito kuat dalam segala bidang, dan artis-artis di teater Ondine juga adalah orang-orang yang sudah sering meraih berbagai macam penghargaan dalam ajang drama dan film. Sehingga hal tersebut sangat menunjang pertunjukan bidadari merah ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAN!! YOU HAVE TO CHOOSE
FanfictionKisah ini dimulai saat Masumi sedang berada di villa di pulau Izu (scene terakhir bersatunya dua jiwa 3). Saat itu Masumi sedang membuka surat- surat yang berserakan di mejanya, kemudian Hijiri masuk untuk mengantarkan laporan yang diminta oleh Ma...