Chapter 7

1.1K 80 24
                                    

Pagi hari yang indah mengawali hari ku yang cerah walau tak secerah hari orang yang sedang berpacaran saat ini. Hari ini hari Minggu, hari untukku bermalas-malasan di kamar sambil memainkan ponsel ku.

Hari ini aku terbebas dari suara kaasan ku yang selalu memekakkan telinga ku karena hari ini ibuku sedang pergi ke rumah keluarga yang berada tak jauh dari kota Konoha dan akan pulang malam nanti. Ya, kaasan ku memang suka pergi ke sana setiap hari Minggu karena di sana nenek ku sedang sakit, bukan nenek dari ibu kaasan ku tapi dia adalah adik nenek ku sedangkan nenek ku dari ibuku sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu.

Baiklah, saat ini aku sedang bersantai di ranjang kamarku sambil memainkan ponsel baru ku. Jika kalian ingin tau apa yang sedang aku mainkan maka aku akan menjawab bila aku sedang memainkan sebuah aplikasi kesukaan ku yaitu wattpad.

Aku ke aplikasi wattpad bukan untuk membaca tapi aku ke aplikasi itu karena aku harus menyelesaikan cerita ku yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pembaca ku. Aku bukannya bermaksud sombong tapi memang benar itulah kenyataannya.

Saat ini aku sedang menulis sebuah cerita tentang diriku. Ya, diriku. Aku sedang menulis cerita tentang diriku yang saat ini masih sendiri dan tentang cerita hidup ku yang lain.

Cerita yang kubuat ini nyata tapi ada juga yang aku rekayasa, itu kubuat hanya untuk mewujudkan impianku yang tak terpenuhi, itu saja.

Sebenarnya cerita yang aku tulis ini awal mula nya ingin menceritakan kisah hidup ku yang sebenarnya tapi setelah sekian lama aku berpikir akhirnya aku tak memilih ide cerita ku itu karena aku takut bila nanti tak ada yang mau membaca cerita ku. Agak lebay memang tapi itulah diriku. Seorang gadis lebay dan alay yang selalu berpikir berlebihan bahkan hanya untuk sekedar baterai ponsel.

Tapi walau aku lebay dan alay aku tetap mensyukuri semua itu karena yang terpenting sekarang aku bisa bernafas dan hidup seperti manusia sewajarnya. Ya, manusia yang wajar.

Drrtt drttt

Saat aku sedang asyik membuat cerita tiba-tiba ada seseorang yang mengirim pesan singkat di whatsapp ku. Pesan itu tentu langsung aku buka karena aku penasaran dengan isinya.

08xx-xxxx-xxxx
Hai Sakura

Sakura
Ini siapa?

08xx-xxxx-xxxx
Kau tidak ingat aku?

Sakura
Tidak, memangnya kau siapa?

08xx-xxxx-xxxx
Dasar pelupa

Sakura
Memang siapa kau?

08xx-xxxx-xxxx
Aku Sasuke, pria tampan yang kemarin bertemu dengan mu di taman bunga

Saat melihat pesan terakhir itu aku langsung menutup ponsel dengan wajah terkejut.

Sasuke? Aku ingat! Dia adalah pria tampan yang aku temui di taman kota setelah pulang sekolah kemarin. Dari mana dia mendapatkam nomor whatsapp ku? Padahal aku akan baru membeli nomor ponsel ini kemarin tidak mungkin kan dia menguntit ku lalu melihat nomor ponselku?.

Astaga, ini sungguh gila! Darimana ia mendapatkan nomor ponsel ku!.

Tok tok tok

Ck, siapa lagi yang datang itu, mengganggu ku saja.

"Masuk" ujar ku malas.

Seseorang pun langsung masuk dan oranh itu adalah Sasori dengan wajah baby face nya dan senyum menggodanya tapi sayang itu tidak memikat hatiku.

"Halo Sakura" sapa Sasori kepada ku.

"Halo juga" balas ku santai, Sasori yang mendengar balasan dari ku pun langsung duduk di ranjang tidur ku dengan senyumannya.

"Kenapa kau ke sini?" tanya ku penasaran karena melihat kedatangan Sasori yang tak diundang.

"Terserah aku lah, aku kan ingin datang ke sini" jawab Sasori santai yang membuat aku menghela nafas kesal. Pria ini memanh menyebalkan tapi sayangnya dia juga seorang pria baik yang sudah membelikan aku ponsel tanpa harus menjual ginjal.

"Oh iya, tadi apa ada orang yang mengirim pesam dengan mu?" tanya Sasori yang membuat aku menatapnya curiga.

"Darimana kau tau tadi ada seseorang yang mengirim pesan kepada ku?" tanya ku curiga.

"Kan tadi aku hanya bertanya, aku tidak tau apa-apa di sini" balas Sasori.

Aku yang mendengar balasan darinya itu masih fokus menatapnya dengan tatapan  curiga.

"Kau mengenal Sasuke" tanya ku penasaran sambil menatap wajah Sasori lekat-lekat.

"Ya aku mengenal nya, dia adalah adik teman ku dan kami cukup akrab. Kemarin dia meminta nomor mu kepada ku dengan upah akan membawa ku ke salon kecantikan untuk merawat wajah baby face ku agar terjaga keasliannya" jawab Sasori jujur.

Aku yang mendengar pernyataan dari Sasori langsung menyeringai sambil menatapnya sedangkan dia tampak menatap ku dengan tatapan bodoh yang sangat lucu bagiku. Sasori memang orang yang jujur, bahkan saking jujurnya ia sering dibodohi oleh orang.

"Ternyata kau yang memberikan nomor ponsel baruku kepada Sasuke" ujar ku dengan nada suara yang mengerikan membuat Sasori terlihat menelah kasar air ludahnya.

"A-aku hanya korban di sini" katanya, aku yang mendengar itu langsung menatap nya dengan tatapan mematikan membuat dia terjungkal ke belakang.

"Keluarlah dari kamarku, aku marah dengan mu" ucap ku sambil langsung mengambil ponsel ku yang ada di ranjang lalu memainkannya sambil membelakangi Sasori.

"Aishh, kenapa kau jadi marah denganku?" ujarnya dengan wajah menyedihkan.

"Karena kau telah memberikan nomor ponsel ku kepada orang secara sembarangan" balas ku ketus.

"Ta-tapi Sasuke yang minta" bela nya.

"Sama saja" ujar ku.

"Sudahlah, lebih baik kau pulang lalu maskeran, wajah mu saat ini sangat menyeramkan seperti boneka bayi hantu" kataku membuat Sasori langsung memegang wajahnya.

"Benarkah? Berarti aku harus pulang lalu maskeran trus mandi susu, bai" ucap Sasori cepat lalu langsung berlari keluar pintu. Aku yang melihat itu hanya tertawa geli lalu telah itu berbaring terlentang di atas tempat tidur ku sambil menatap langit-langit kamarku.

Sebenarnya aku masih bingung mengapa Sasuke meminta nomor ponsel ku kepada Sasori yang bodoh itu. Apa karena dia menyukaiku? Atau ingin mempermainkan ku? Atau hanya sekedar ingin mengajak ku berkenalan? Aku harap salah satunya dapat terjadi karena jujur aku sangat mengagumi Sasuke, itu karena dia terlalu tampan hingga membuat jomblo karatan seperti ku tertarik.

Tapi apakah dia sudah memenuhi tipe ku? Apakah dia adalah seorang pria berengsek yang aku cari? Atau seorang pria baik-baik? Hmm, aku harap dia adalah seorang brengsek tapi bila dia adalah orang baik pun tidak apa-apa yang penting dia menghilangkan gelar jomblo ku, aku tak perduli walau dia bukan tipe ku yang jelas aku harus menghilangkan gelar jomblo ini.

Ya, gelar yang membuat aku tampak menyedihkan dan mengenaskan.

TBC

Hai hai hai...
Apa kabar semua? Semoga baik ya😊.
Hari ini aku sudah update, aku harap kalian seneng walau ceritanya pendek, maklum aja nih ya guys otak aku lagi buntu hehe.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya...

Arigatou💞

My TypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang