Sekarang aku masih ada dalam rumah tepatnya di ruang tamu lagi duduk sama kaasan, obaasan, dan.juga si setan merah bernama Sasori yang katanya udah punya jodoh yang nggak tau kebenarannya ada atau enggak.
"Jadi inget itu ya, Sakura"ucap Sasori yang membuat aku merasa risih.
Aku tau apa yang dia maksud dan itu jelas menyangkut tentang jodoh.
Sebenarnya mau apa sih setan satu ini? Bikin orang smosi aja dari tadi udah jadi kayak orang pms aja gue nya tapi untung aja dia baik plus udah kasih aku oleh-oleh kalo enggak mah udah aku usir dari tadi.
"Oh iya, kami ke sini juga ingin mengatakan sesuatu dengan kalian, bisa di bilang ini kabar baik yang datang dari Jerman" kata Obaasan membuat aku penasaran.
Kabar baik? Kira-kira kabar baik apa itu? Hmm, bikin penasaran banget sih, apa aku tanya aja ya? Tapi enggak ah ntar keliatan banget penasaran nya, mending diem aja sampe keluar jawabannya kan jadi nggak perlu keluar tenaga buat ngomong.
"Kira-kira kabar baik apa itu?"tanya kaasan ku.
Ku lihat Sasori dan ibunya tampak saling pandang sambil tersenyum penuh arti membuat aku atau mungkin kaasan ku juga bingung, aku saja sampai berpikir bila mungkin otak mereka sudah miring karena terlalu lama berada di dalam pesawat atau mungkin kebentur pas lagi ngambil koper di pesawat.
"Jadi begini, sebenarnya kabar baik itu adalah tentang Sasori, sekarang dia sudah memiliki kekasih dan akan segera bertunangan bulan depan" jawab Obaasan membuat aku ternganga sambil membulatkan mata lebar, Sasori yang melihat reaksi ku hanya tersenyum penuh kemenangan membuat aku merasa ingin mencakar wajah baby face nya itu.
"Benarkah? Bila benar berarti selamat untuk kau Sasori, obaasan ikut senang dengan kabar ini" ucap kaasan ku sambil tersenyum lalu memeluk Sasori sedangkan aku hanya membuang muka melihat itu terjadi.
Huft, andai saja aku punya pacar pasti bisa ngalahin si setan itu biar dia nggak sombong kayak gini.
"Kau tidak memberi ucapan selamat kepada Sasori?" Tanya kaasan ku, aku yang mendengar itu langsung menghela nafas lalu tersenyum kepada Sasori.
"Selamat ya Sasori, aku harap pacar mu bisa betah dengan mu dan aku juga berharap agar tak ada pria lain yang lebih tampan dari mu agar pacar mu tidak pergi dari mu" ucap ku pada Sasori membuat kaasan ku dan ibu Sasori tertawa sedangkan Sasori tampak memperlihatkan wajah geram nya pada ku yang sama sekali tidak membuat ku takut malahan wajahnya itu membuat ku tertawa karena saking lucunya, hmm mungkin sekarang dia tengah malu tapi tak apa lah toh aku tak peduli, mau dia malu atau marah, bodo amat eh tapi kan dia udah beliin aku ponsel mahal masa' aku bikin dia marah sih kan jadi nggak enak, ah tapi udahlah udah telanjur juga nanti kan bisa minta maaf.
"Kau memang menyebalkan" ujar Sasori.
"Memang, baru tau?" balasku yang membuat dia tambah geram, aku yang melihat itu hanya santai lalu setelah itu berdiri dari duduk ku.
"Aku ijin pergi ke kamarnya, kaasan, obaasan, Sasori" ijin ku kepada mereka.
"Ya, nanti jangan lupa turun lagi" kata kaasan ku, aku yang memdengar itu hanya memgangguk lalu segeta pergi ke kamarku dengan membawa ponsel baruku yang dibelikan oleh Sasori.
.
Sesampainya di kamarku, aku pun langsung cepat-cepat mengunci pintu lalu setelah itu segera duduk di atas ranjang empuk kesukaanku untuk segera membuka kotak yang berisi ponsel itu.
Membuka kotak itu membuat aku jengah karena plastik yang menutupi kotak nya agak sulit dibuka membuat aku rasanya ingin menghempaskan kotak yang berisi ponsel itu ke lantai, untung saja itu ponsel mahal kalau bukan mungkin aku sudah menghempaskannya dari tadi.
Tak lama kemudian setelah hampir setengah jam akhirnya aku bisa membuka kotak plastik ponsel merek mahal itu. Aku pun membuka kotaknya hingga menjumpai ponseo mahal itu dan segala barang pendukung lainnya.
Aku yang melihat ponsel itu pun memekik senang lalu segera mengambilnya dan membukanya.
Setelah setting setting sebentar akhirnya aku dapat membuka ponsel itu dan seketika pula mataku berbinar. Aku pun mengecek fitur-fitur yang ada di ponsel baruku itu dan hal yang pertama yang ku cek adalah penyimpanannya.
Ya, tidak seperti orang kebanyakan yang akan mengecek kamerannya terlebih dahulu, aku bahkan langsung mengecek penyimpanannya karena itu sangan penting bagiku.
Alasan aku mengecek penyimpanan nya karena aku takut bila nanti penyimpanan yang ada di ponsel ini cepat habis karena pasti aku akan banyak mendownload nantinya.
Saat aku mengecek penyimpanannya akhirnya aku bisa bernafas lega karena penyimpanannya sangat banyak yang membuat aku pasti akan bisa mendownload banyak aplikasi dan juga video ataupun foto terutama video dan foto oppa oppa korea, aku akan banyak mendownloadnya.
"Sakura! Cepat turun!" pekik kaasan ku yang membuat aku yang dari tadi senyum-senyum sendiri gara-gara ponsel baruku langsung cemberut karena pekikan keras dari kaasan ku.
"Baiklah kaasan! Tunggu sebentar!" balas ku, aku pun cepat-cepat keluar dari kamarku tentu dengan membawa ponsel baruku, aku tak ingin bila nanti ponsel baruku hilanh secara tiba-tiba atau kotor karena sedikit debu sebab aku sangat menyayangi ponsel baruku ini.
.
.
Aku pun sudah sampai kembali di ruang tamu dengan membawa ponsel baruku, Sasori yang saat itu tengah duduk santai tanpa sengaja melihat ponsel yang ia belikan berada di genggaman ku lalu setelah itu ia tersenyum.
"Wahh, ternyata kau sudah membuka kotak ponsel baru mu ya Sakura" katanya sambil tersenyum.
"Ya, aku sudah tidak sabar dengan isinya makanya aku cepat membukanya" balas ku.
"Bagaimana? Apa ponselnya bagus?" tanya Sasori.
"Bahkan melebihi kata bagus, aku sangat menyukai ponsel ini karena penyimpanannya sangat banyak" jawab ku senang.
"Bagus kalau begitu, aku senang karena melihatmu senang" balas Sasori.
Aku yang mendengar itu hanya terdiam sambil tersenyum, walau pun Sasori sangat menyebalkan tapi dibalik sifat menyebalkannya itu dia juga menaruh sifat seorang kakak yang membuat aku merasa bila dia seperti kakakku, ya kakak laki-laki ku yang menyebalkan.
"Sakura" panggil kaasan ku saat baru keluar dari dapur, aku pun langsung menoleh ke kaasaku.
"Ya, kaasan" balasku.
"Minggu depan, kekasih Sasori akan datang ke sini, aku harap kau dapat membawanya jalan-jalan" ucap kaasan ku.
"Itu hal yang mudah, lagipun bulan depan masih lama" kataku enteng.
"Minggu depan itu sebentar lagi, bodoh. Aku tak mau ya bila nanti kekasih ku yang sudah datang dari jauh tak kau ajak jalan-jalan, dia itu masih belum pernah ke sini kau tau?" sahut Sasori membuat aku jengkel, aku merasa bagai pesuruh yang disuruh untuk mengajak seorang ratu dari kerajaan lain yang ingin jalan-jalan melihat-lihat kerajaan.
"Iya iya, nanti aku akan mempersiapkan acara jalan-jalan kami" ujarku yang membuat Sasori tersenyum senang.
"Bagus kalau begitu, pastikan kekasih ku aman di sini" katanya.
"Kenapa tidak kau saja yang mengajak nya jalan-jalan kalau begitu?" tanyaku kesal karena dia banyak maunya.
"Karena aku sibuk, aku sibuk mengurus pernikahan kami" jawab Sasori santai membuat aku menggeram kesal lalu setelah itu menghela nafas mencoba menenangkan diri.
Andai saja Sasori bukan orang yang baik karena membelikan aku ponsel baru pasti sudah aku pukul dia dari tadi dengan pukulan mautku. Lihat saja nanti, ketika aku memiliki kekasih orang luar negeri maka aku juga akan menyuruh dia untuk mengajaknya jalan-jalan tapi kalo nanti pacar aku orang luar negri kalo bukan yaudah nggak papa yang penting ada pacar walau cuman orang biasa.
Maklum ya aku ngomong kayak gini karena ini efek kelamaan menjomblo, kalian yang jomblo pasti juga pernah ngerasain yang kayak gini karena setiap jomblo pernah merasakannya kecuali mungkin beberapa jomblo yang udah biasa dengan kejombloannya tapi bukan aku karena aku udah nggak tahan ngejomblo terus.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/131143635-288-k949705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type
FanfictionSakura adalah salah satu dari sekian banyak jomblo yang ada di dunia ini yang suka sama kpop, drakor, dan anime. Dia juga memiliki cita-cita ingin memiliki seorang pria yang tampan seperti oppa oppa korea tapi pria itu nanti harus masuk ke dalam tip...