"Ga?" gaga menoleh, tersenyum saat tau jika kevan lah yang memanggilnya. Kevan berlari kearah gaga.
Mereka berjalan beriringan sepanjang koridor, koridor bisa dibilang cukup sepi, karena bel pulang berbunyi sekitar 45 menit yang lalu. Parkiran pun terlihat lenggang hanya tersisa beberapa kendaraan siswa yang sedang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler saja.
Gaga baru saja keluar dari ruang guru, karena pak wahyu memintanya untuk membantu memeriksa beberapa berkas untuk persiapan ujian semester.
Kevan sendiri memilih menunggu gaga di perpustakaan. Sebenarnya bukan karena gaga dirinya masih berada disekolah. Ada alasan lain. Angel sedang mengerjakan tugas sastranya diperpustakaan. Dan ia ingin menggunakan kesempatan ini dengan baik. Setidaknya sambil menunggu gaga, kevan bisa memperhatikan angel walau secara diam-diam dari jarak yang cukup jauh. Kevan bahagia, saat melihat angel aman dalam jangkauannya.
Alasan kevan menyukai angel hanya satu. Angel selalu tenang dalam menghadapi situasi apapun, situasi rumit sekalipun. Angel tidak pernah memperlihatkan pada orang jika dirinya sedang dalam masalah, angel kuat dengan caranya. Sekalipun kevan tau dibalik sikap tegarnya angel, gadis itu rapuh. Sangat rapuh.
Wajah kevan merona hanya karena memikirkan seorang clarissa angel.
Gaga menepuk bahu kevan, menyadarkan pria itu dari lamunannya.
"Lo kenapa ngelamun?" mata gaga sedikit memicing.
Kevan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gapapa bro".
Sesampainya diparkiran. Gaga langsung menaiki motor sport kesayangannya. Ia memakai helm hitam polos miliknya.
"Lo yakin ga mau bareng gue?"
Kevan menggeleng. "Gue bawa mobil."
"Lo hagi-hati bro" Setelah mengatakan itu, kevan tersenyum kemudian berlalu. Meninggalkan gaga yang masih merasa bingung dengan sikap sahabatnya itu.
Gaga memandang punggung kevan yang semakin hilang dari pandangannya. Lalu menyalakan mesin motornya dan mulai meninggalkan area sekolah.
###
Lo jangan sedih. Itu buat lo semakin keliatan lemah.
Ucapan kanya terus berputar dikepalanya. Dara Sedikit tertegun. Kanya masih bisa mengatakan itu saat dirinyapun sedang dalam masalah yang begitu rumit. Dara sangat mengenal kanya. Kanya dengan sikap heboh dan pecicilannya. Tapi semua berubah. Kanya berubah setelah masalah datang bertubi-tubi padanya. Sekarang, kanya sudah menjadi gadis dewasa dengan pembawannya yang dingin dan kaku.
Dara mengalihkan pandangannya keluar. Diluar cuaca cukup cerah. Tapi dara merasa sakit saat melihat matahari yang tersenyum begitu cerahnya. Sakit karena suasana hatinya sangat bertentangan dengan sang surya yang menampakkan sinar terbaiknya.
Hatinya berdenyut nyeri. Lagi, dara kembali mengingat Arka. Perasaannya belum berubah. Dara mengacak rambutnya frustasi. Tidak, tidak mudah untuk menghapus rasa cintanya yang besar untuk arka. sangat sulit melupakan seseorang yang pernah membuat dirinya mau berfikir tentang cinta. Sebelumnya dara memang tidak terlalu peduli dengan hal-hal yang berbau asmara. Tapi semua berbeda sejak ia mengenal sosok Arka Aldric.
Pria yang mampu membuat dadanya berdegup kencang dan mampu membuat dara tersipu hanya karena senyumannya yang menawan. Dia Arka, pria yang sudah membuangnya dengan segala harapan indah yang telah dara rangkai dengan sedemikian rupa.
"Kenapa lo harus jahatin gue sih ar?" lirih dara.
Cewe itu menangkup wajahnya. Rasa sakit kembali mendera hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ga-Ra
FanfictionAku tidak memiliki apapun untuk dibanggakan. Tidak ada yang istimewa dari diriku. sekarang katakan padaku, apakah aku masih layak untuk dicintai? -GaRa-