"Kenapa lagi lo?" tanya leo saat gaga duduk disampingnya. Hari ini gaga sedang berada dirumah leo. Entahlah, gaga hanya ingin menemui leo saja. Kebetulan rumah leo pun sedang sepi karena orangtua nya sedang berkunjung kerumah teman lamanya.
"I'm okay"
"Gausah boong. Gue kenal lo luar dalem. Kita temenan dari jaman lo ingusan"
"Serius, gue baik-baik aja"
Leo berdecih. "Lo fikir gue percaya? Tapi yaudahlah, mungkin lo emang belum siap buat cerita"
Ini yang gaga sukai dari leo. Ini alasan gaga menemui leo. Seabsurd apapun leo, leo mampu mengerti dirinya dengan baik.
"Le?" panggil gaga.
"Paan?"
"Kenapa tuh muka? Random amat. Sepet gue liatnya"
Leo meninju lengan gaga pelan. "Sialan lo!"
Gaga hanya terkekeh. "Gue serius elah. Kenapa lo? Kaya gak ada semangat buat idup. Ditinggalin keisya?" tebak gaga.
Leo menegakkan tubuhnya, menatap gaga serius. "Ga."
Gaga menoleh saat mendapati leo menatapnya dengan tatapan serius. "Apa?"
"Kemaren malem gue ketemu sama deva"
Gaga diam. Leo seperti ini hanya karena deva? Ada apa diantara mereka? Tidak biasanya.
"Kenapa emangnya? Gak penting banget"
Leo menghela nafas. "Kayanya dia ada masalah. Dia beda, dia gak kaya biasanya...." leo menggantungkan kalimatnya. "...Dan buat pertama kalinya gue ngerasa simpati sama dia"
Gaga tidak terlalu menanggapi ucapan leo. "Deva keliatan rapuh banget.."
Leo menundukkan kepalanya, membuat gaga mengernyit aneh. Ada apa dengan leo? Kenapa leo terlihat sedih saat menceritakan tentang deva? Bukannya leo tidak menyukai deva?
"Lo... suka sama deva?" leo mengangkat wajahnya, menatap gaga bingung. Apakah ia menyukai deva? Yang benar saja. Ia hanya merasa kasihan terhadap deva. Tidak lebih.
Tidak menyukai? Atau mungkin leo belum menyadari tentang perasaannya?
Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok gadis cantik yang belakangan ini menganggu fikiran gaga. Gaga memperhatikan setiap pergerakan bahkan raut wajahnya. Sedikit heran, kenapa mata dara terlihat sembab?
"Bang..." cicit dara pelan. Nampaknya dara belum menyadari keberadaan gaga disofa yang berjarak cukup jauh dari ranjang, dimana leo sedang berbaring saat ini.
Leo mengubah posisinya menjadi duduk. Sedikit terdorong saat dara berhambur kepelukannya. "Ada apa?"
"Arka... dia jahat, bang" suara dara bergetar bahkan terdengar serak.
Leo melirik gaga sekilas. Lalu membalas pelukan dara. "Gue sayang sama dia, tapi dia bilang kalo dia gak bisa sayang sama gue.."
Leo mengeratkan pelukannya. "Terus dia bilang apalagi sama lo?"
Dara menggeleng. Nafasnya tercekat, "Dia bilang kalo dia gak pernah cinta sama gue. Dia bilang kalo dari awal gue itu mirip sama cinta pertamanya dia dan karena itu dia ngedeketin gue. Tapi faktanya walaupun dia nyoba buka hatinya buat gue, tetep aja dia gak bisa lupain cinta pertamanya" dara menghentikan tangisannya "Dia jahat banget sama gue bang, gue punya salah apa sama dia coba?."
"Clara. Dia alasan kenapa arka nyakitin gue"
Leo menatap gaga sekilas. Ia faham betul clara mana yang dimaksud adiknya. Karena tanpa dara ketahui, leo sudah mengenal arka sama seperti ia mengenal gaga. Ia bahkan tau kisah rumit dan cinta segitiga antara clara, gaga dan arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ga-Ra
FanfictionAku tidak memiliki apapun untuk dibanggakan. Tidak ada yang istimewa dari diriku. sekarang katakan padaku, apakah aku masih layak untuk dicintai? -GaRa-