Fajar sudah tinggi namun ia masih betah berada di kasurnya yang empuk itu. Selimut putih membungkus tubuh atletisnya rapat hingga sejuknya udara pagipun tak bisa menembusnya.
Matanya masih saja tertutup rapat walau sinar mentari menerobos masuk lewat gorden kamar.
"GARAA!!" Seru seorang wanita paru baya membangunkannya.
Pemuda itu tersentak, menggosok matanya yang masih lengket itu. Ia kembali menjatuhkan tubuhnya di kasur yang nyaman, membenamkan kepalanya di antara bantal, dan membungkus tubuh dengan selimutnya kembali.
"HANIS SAGHARA PUTRAA!!" Seru wanita itu lagi, kali ini ia tampak geram.
Fitri tidak habis pikir, ngidam apa dia dulu, punya anak kok bandelnya minta ampun. Ia benar-benar jengkel.
"Apa sih ma, pagi-pagi buta udah brisik." ucap Gara dengan mata yang masih tertutup.
"Pagi-pagi buta apanya. Udah jam 7 ini kamu nggak sekolah!!" Seru Fitri.
"Hah !, udah jam 7. Kenapa mama nggak bangunin Gara dari tadi" Sagara tersentak kaget.
"Mama itu udah bangunin dari tadi, kamunya aja molor mulu" Sahut Fitri.
Fitri sebenarnya sudah membangunkan Sagara sejak Subuh tadi, tapi... bukan Sagara namanya kalau mudah dibangunkan. Apalagi setelah ia kelayapan semalaman entah kemana.
"Terus Gara harus ngapain ?" Tanya Gara polos dan dengan ekspresi cengoo nya.
"Main futsal!!" Sahut Fitri asal.
"Lah kok main Futsal, Gara udah telat mama..."
"Udah tau telat, cepet mandi, sarapan abis itu berangkat"
Tanpa pikir panjang Sagara langsung berlari ke kamar mandinya.
***
Seorang gadis berhijab putih tampak sedang berdiri di halte. Ia berkali-kali ia menengok jam tangannya. Hari mulai siang dan tidak ada angkot lewat.
"Ya Allah... kok nggak ada angkot sih".
Drrtt... drrtt...
Ponselnya bergetar, gadis itu mencari benda tersebut di saku tasnya.
Rizqya Nur A (3)
Yanaa!!
Astaghfirhullah... Ayana Istiqa...
Kamu dimana sih...
Assalamu'alaykum Qy
Qiya bisa jemput Yana nggak ?
Yana masih di halte nggak ada angkot
Aduuh Yana...
Aku nggak bisa jemput, motor aku rusak, tadi aku bareng Andin.
Kamu cepetan, kamu nggak inget hari ini ada ulangan
---
Yana menepuk jidatnya. Ia baru ingat kalau jam pertama nanti ada ulangan.
Kalau saja ia tidak ketiduran setelah subuh tadi, pasti ia tak akan kesiangan.
***
Sagara langsung menyambar tasnya. Tanpa pikir panjang ia langsung menaiki motor sport warna merahnya.
"Eh... nggak sarapan dulu" Seru Fitri.
"Nggak ma, beli di sekolah aja" saru Sagara dilanjutkan melesat dengan motornya.
Fitri berlari menuju pintu. Berharap anaknya itu mencium tangannya namun nyatanya ??. Sagara memang begitu, jangankan mencium tangan, mengucap salampun tak pernah. Terlebih lagi setelah adanya rencana tentang perjodohannya.
Sagara melaju cepat. Hari pertama di sekolah barunya dan ia hampir terlambat. Mantap!! Kesan pertama yang sangat buruk. Padahal ia sudah berencana untuk berangkat pagi hari ini, Tepe-tepe pada siswi-siswi disana. Namun nyantanya, Kacau!!.
Saking cepatnya Gara, ia hampir saja menyerempet seorang gadis yang sepertinya akan menyebrang.
"Woy!! Nyari mati lu!! Jalan pake mata!!" Gerutu Gara.
"Afwan, afwan tadi aku nggak lihat, afwan" ucap gadis itu sambil tertunduk.
"Gua bukan afwan!!" Seru Gara. Gara bingung dengan gadis itu. Kenapa dari tadi ia mengucap afwan memang siapa afwan ??.
"Eh maaf" sahut gadis itu.
Gara memperhatikan sang gadis, ia tahu kalau seragam yang dipakai gadis itu sama dengan yang dikenakannya. Bisa di ambil kesimpulan bahwa mereka satu hati. Ralat. Satu sekolah maksudnya.
"Elu anak SMA Merah Putih ?" Tanya Gara.
"Iya" sahut gadis itu samar.
Ia masih saja menunduk. Diam dan tanpa melihat Sagara.
'Cantik juga kayaknya nih cewek, modusin dikit boleh lah' Gumam Sagara.
"Mau nebeng nggak ?" Tanya Gara.
Tak ada jawaban dari gadis itu. Ia hanya menunduk dan meremas ujung bajunya.
Sagara yang gemas pun berinisiatif. Inisiatif apa ?? Ya apalagi kalau bukan inisiatif modus bin jail.
Gara mendongakkan dagu gadis itu. Mata mereka saling bertemu. Benar dugaannya tadi, gadis itu lumayan cantik. 'Dasar playboy cap kaki gajah !! 😡' *Author Voice.
"Mau nebeng kagak ?" Tanyanya lagi.
Gadis itu menepis tangannya, dan kembali menunduk. 'Aneh' gumam Gara.
***
Jantung Yana belum berhenti meloncat setelah kejadian barusan. Ia hampir saja di tabrak oleh seorang pemuda aneh. Bukannya minta maaf pemuda itu malah memarahinya.
Dan kini pemuda itu memperhatikannya intens. Jantung Yana seperti menari sekarang. Ia benar-benar gugup. Ia tak pernah sedekat ini dengan laki-laki kecuali ayahnya dan sahabatnya tanpa bersentuhan sedikitpun. Apalagi tiada orang lain selain mereka.
"Mau nebeng nggak ?" Tanya pemuda itu.
Yana masih menunduk. Berpikir dan mencerna tawaran pemuda itu. Mengingat mereka bukan mukhrim.
Yana terkejut bukan main. Pemuda itu mendongakkan dagunya. Yana menatap bola mata kopi pemilik pemuda itu.
"Mau nebeng kagak ?" Tanya pemuda itu lagi.
Yana terlihat kebingungan. Perlu beberapa detik baginya untuk mengetahui kenapa tangan pemuda itu bisa ada di dagunya.
Yana menepis tangan pemuda itu dari dagunya dan kembali menunduk. Ia yakin pasti sekarang wajahnya memerah.
***
Gimana ?? Suka nggak ??
Ikutin terus perjalanan Sagara dkk ya.
Jangan lupa vote dan coment
Terima kasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
HeRohis
Teen Fiction-Hanis Sagara Putra- Aku akan terus berusaha. Untuk menjadi orang yang menurut-Nya pantas, untukmu... -Ayana Istiqa- Kita berpisah karena Allah. Insyaa Allah, kita juga dipertemukan karena Allah. *** "Kenapa kamu mau dijodohin ?" Tanya Sagara. Ia me...