Part 1

5.7K 580 39
                                    

Baekhyun mengayuh sepedanya secepat yang dia bisa. Dia nyaris saja terlambat untuk pergi bekerja di pagi buta seperti ini. Pekerjaannya setiap pagi adalah mengantar susu dan koran pagi.

Baekhyun mengatur nafasnya yang terengah karena mengayuh sepeda tuanya kuat-kuat. Dengan cepat dia melompat turun dan berlari masuk untuk mengambil koran dan susu.

"Selamat pagi! Maaf aku terlambat." sapa Baekhyun pada seorang pria paruh baya yang merupakan atasannya.

"Tidak apa, Baekhyun. Nah, ini jatahmu hari ini." pria itu menyerahkan setumpuk koran dan dua kardus besar susu pada baekhyun.

Baekhyun menerimanya dan segera mengikat kardus susu itu di sepedanya, "Terima kasih. Aku akan segera kembali."

Atasannya melambai ringan pada Baekhyun yang sudah mengayuh sepedanya.

.

.

.

.

Baekhyun mengayuh sepedanya, namun sudah tidak secepat tadi karena bebannya bertambah.

Setiap paginya Baekhyun memang bekerja menjadi pengantar koran dan susu, kemudian dilanjutkan dengan bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran hingga sore, dilanjutkan dengan bekerja di sebuah minimarket hingga tengah malam.

Baekhyun sengaja mengambil banyak pekerjaan karena dia butuh uang. Ibunya sakit keras dan ayahnya adalah seorang pengangguran.

Ayahnya tidak mau mencari pekerjaan dan menyerahkan segalanya pada Baekhyum. Dia tahu bahwa ayahnya gemar sekali berjudi sejak dia pernah menang. Satu kemenangan tapi berakhir dengan kemalangan berkepanjangan untuk keluarga Baekhyun.

Baekhyun adalah anak tunggal, dia hanya punya kedua orang tuanya di Seoul ini. Walaupun mungkin ayahnya adalah ayah paling brengsek di dunia, Baekhyun tidak pernah membenci ayahnya. Baekhyun tidak pernah marah ataupun membenci ayahnya walaupun ayahnya selalu mengambil lebih dari setengah gajinya untuk berjudi. Membiarkan Baekhyun dan ibunya berjuang keras untuk hidup sehari-hari mereka.

Baekhyun menghembuskan nafas lelah. Ya, dia lelah. Dia lelah dengan semua ini. Jika ibunya tidak memintanya untuk tetap tinggal dengan ayahnya, Baekhyun pasti sudah membawa ibunya untuk melarikan diri dari ayahnya. Baekhyun memang tidak membenci ayahnya, dia hanya tidak tega melihat ibunya disiksa oleh ayahnya sendiri.

Baekhyun yakin Tuhan itu ada dan dia akan selalu berdoa semoga ayahnya sadar dan kembali menjadi ayahnya yang dulu, sebelum ayahnya mengenal dunia perjudian seperti sekarang ini.

Baekhyun tersenyum puas saat akhirnya dia selesai mengantarkan seluruh koran dan susu. Baekhyun segera kembali ke toko tempatnya bekerja mengantar susu untuk mengantarkan beberapa botol susu kosong yang tadi diambilnya.

"Oh, kau sudah kembali. Cepat juga." ujar atasan Baekhyun saat Baekhyun muncul di tokonya.

"Aku harus segera ke restoran, Paman. Aku takut terlambat." ujar Baekhyun.

Atasannya mengangguk, "Kalau begitu ambilah ini. Kau butuh sarapan." atasannya menyerahkan sebotol susu dan sebungkus roti.

Baekhyun membungkukkan tubuhnya, "Terima kasih banyak, Paman."

Atasannya mengangguk, "Pergilah. Hati-hati, jangan sampai kau kelelahan dan sakit."

.

.

.

.

.

Baekhyun mengayuh sepedanya kembali dan berhenti di pintu belakang sebuah restoran. Dia menyandarkan sepedanya di sebuah tembok dan bergegas masuk ke dalam.

HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang