Part 3

4.3K 525 29
                                    


Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun setelah Sehun menutup pintu ruang kerjanya. Chanyeol mendudukkan dirinya di sebelah Baekhyun, jemarinya bergerak mengelus kepala Baekhyun. "Baekhyun? Hei, kau tertidur?"

Baekhyun mengerang nyaman merasakan elusan di kepalanya dan dia membuka matanya perlahan. Chanyeol memperhatikan mata Baekhyun yang sayu, kemudian pandangannya beralih ke arah gelas dan botol wine yang kosong di meja.

"Kau mabuk." gumam Chanyeol sambil mengelus pipi Baekhyun.

Baekhyun memejamkan matanya saat merasakan elusan di pipinya dan dengan gerakan cepat dia bergerak lalu mendudukkan dirinya di pangkuan Chanyeol. Baekhyun sedang mabuk saat ini jadi dia sama sekali tidak menyadari gerakannya, dia hanya bergerak dengan mengandalkan instingnya.

Chanyeol menatap Baekhyun yang berada di pangkuannya, Baekhyun terlihat sangat menggoda dengan matanya yang sayu, wajah Baekhyun memerah, dan rambut yang berantakan karena berbaring di sofa. Wajah Baek semakin merona karena menatapnya dengan intens dan dia menggigit bibirnya pelan.

Oke cukup, Chanyeol tidak akan bisa menahan diri jika dia melihat Baekhyun menggigit bibirnya. Chanyeol menarik tengkuk Baekhyun dan melumat bibirnya. Baekhyum mengerang nyaman dan langsung melingkarkan tangannya di leher Chanyeol, kalau saja Baekhyun masih memiliki kesadarannya, dia pasti akan mendorong Chanyeol menjauh.

.

.

.

Samar-samar cahaya bulan mengenai tepat ke wajah berkeringatnya. Ia menggeliat dengan mata tertutup, bergerak gelisah sambil mencengkram pinggiran sofa tak berdosanya dengan kuat.

"Aakhh.." Ia memekik dan menggigit bibirnya. Matanya masih setia terpejam.

Rambut berwarna hitam kelam dan rahang wajah yang tegas. Bibir penuhnya terlihat sangat menggoda, apalagi setiap kali ia membasahi permukaan bibirnya dengan ujung lidahnya.

Lelaki tanpa pakaian itu bangkit dan merangkak ketubuh yang lebih mungil. Mengecup permukaan bibir mungil itu dengan lembut, menyesapnya dan memainkan lidah yang lebih kecil.

"Euummhh.." yang lebih kecil mendesah berulang. Lehernya menjadi sasaran berikutnya oleh yang lebih tinggi.

Hisapannya cukup kuat, hingga meninggalkan bekas memerah yang cukup kentara. Bibirnya menuruni dada yang lebih kecil memainkan benda mencuat yang sudah menegang itu. Melahapnya seperti bayi besar.

"Oohh.." desahan itu kembali mengalir dari bibir yang lebih kecil.

Lelaki tinggi itu bangkit, melumuri batang kemaluannya yang sudah tegak dengan liurnya lalu mencoba menerobos lubang yang menjadi favoritnya. Memasukkannya perlahan, pekikan terdengar jelas ditelinganya, jadi ia mencium lawan bermainnya agar rasa sakitnya berkurang.

"Aaah.. saa..kit.."

"Tahan sayang! Aaassshh.." Junior itu berhasil masuk dengan sempurna. Lelaki itu terdiam sebentar mencoba membuat yang lebih kecil nyaman dan tenang.

Di menit berikutnya ia mulai bergerak,sangat pelan seolah ia sedang menyetubuhi anak kecil dibawah umur dengan lubang yang amat sangat kecil. Gerakannya semakin cepat dimenit berikutnya. Menumbuk dengan dalam dan pasti, membuat getaran pelan pada sofa empuk yang mereka tiduri, menciptakan decitan.

"Aaahh.. sempit baek..aaahh...oooohhh.."

"Euuumm..aaahh...teruss..oohh.." yang lebih pendek mendesah sedikit tertahan.

"Oooh Baekkk... inihh..nikmathh..aaahh..aaahh..oohh.."

"Eumm,... aah..ahh..ahh.."

Penyatuan tubuh mereka semakin memanas, sofa itu berdecit tersebut ikut bergeser membuat goresan kecil pada lantai.
Pergerakan yang konstan dan kuat. Yang lebih tinggi mengangkat kedua kaki yang lebih kecil dan menghujam lebih dalam. Bergerak semakin cepat dan cepat, desahan mereka beradu.

HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang