"Ada toko kue di persimpangan, kau cobalah!"[]
Pesan itu yang membuatku berada di caffe ini. Tadi pagi ku kirimkan paket goodies bagian terakhirku, hanya slogan dan beberapa photocard dan strap hologram. Tidak kujual dalam harga yang mahal juga, khawatir tidak ada yang beli.
"Moccalatte anda, silahkah!" Ucap seorang pelayan dengan bun rambutnya.
Hari ini aku memutuskan untuk menghabiskan waktu diluar, kamarku berantakan akhir-akhir ini. Entah bagaimana, sekarang aku lebih suka berada dikeramaian daripada kesepian. Ah, aku berubah. Aku tahu itu.
"Eoh, photographer puma?" Gumamku spontan, saat melihat papan home twitter. Puma, brand yang cukup terkenal saat ini di Korea. Mereka kekurangan photographer rupanya.
Memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi, detik berikutnya layar laptop-ku sudah menunjukkan form yang harus ku isi. Taapa, akhirnya pun tak akan menjadi photographer kelas atas kok. Hanya mencoba, taada salahnya bukan?
Beberapa kolom biodata sudah kuisi, termasuk kolom "pekerjaan" yang kuisi sekadarnya. Dan berakhir dengan kotak hitam bertulis "send", artinya dalam beberapa hari kedepan aku harus menunggu untuk mendapat balasan.
Sejenak memejamkan mata, pikiranku melayang pada sebuah studio photoshoot. Sepertinya menyenangkan, men-shoot model tanpa kerusuhan disekitar. Akan lebih mudah mendapatkan, nice shoot!
"Aku melakukan hal yang benar, " senyum'ku ukir dengan ringan, "Benar begitu bukan, Jim?"
/to·be·continue/
KAMU SEDANG MEMBACA
Meine Augen ; pjm
Short Story[short chap] Mataku tidak berbinar, tidak memiliki bulu mata yang lentik, dan tidak menarik. Tapi dengan flash, dan berada dibalik lensa. Bolehkah aku merasa mataku indah? Setidaknya, sekali saja. ❝Kau cantik, mana mungkin aku melupakanmu ❞