6. Operasi Plastik?

6K 1K 53
                                    

Suasana kediaman keluarga Hamdan sangat ramai, keluarga besar mereka dan juga keluarga besan mereka berkumpul disana. Kekhusuyuan akad nikah sudah berakhir dan saatnya sang mempelai perempuan keluar untuk menemui pria yang baru saja sah menjadi suaminya. Dibandingkan raut bahagia, lebih banyak raut bingung yang mendominasi acara pernikahan itu. Aura ketegangan tidak bisa disembunyikan disekeliling tempat itu meskipun siapapun berusaha untuk tersenyum.

Meidina dituntun adik dan ibunya keluar dari kamar, gadis yang sejak subuh menggerutu karena harus didandani oleh pria setengah matang itu terlihat sangat anggun. Meidina yang jarang mengaplikasikan make up diwajahnya terlihat berbeda dengan Meidina biasanya. Kecantikannya membuat siapapun yang melihatnya pangling termasuk ayahnya sendiri yang hanya bisa menatap haru kearah putrinya. Meidina didudukan disamping pria yang sudah menjadi suaminya untuk menandatangani surat-surat dan menjalani ritual lain dipimpin petugas KUA.

Meidina berbalik menghadap kearah pria yang sudah menjadi suaminya untuk mencium tangan suaminya pertama kali. Gadis yang dihias sedemikian rupa layaknya pengantin sunda itu mengerenyitkan keningnya melihat wajah pria yang menjadi suaminya. Dia mengerejapkan matanya berulang kali memastikan jika penglihatannya sama sekali tidak terganggu efek dari bulu mata palsu yang dikenakannya.

"Ayo Mei salim dulu sama suaminya." Ucap Bu Sita cepat sebelum Meidina mengutarakan apa yang berada didalam kepala cantiknya itu.

Mau tidak mau Meidina mencium tangan pria itu dan meneruti apapun yang diperintahkan pria paruh baya yang sejak tadi terus mengoceh. Meidina masih memasang wajah bingungnya ketika dia dibimbing berjalan menuju pelaminan dan melakukan ritual adat pernikahan. Meidina tidak sempat mengemukakan apa yang berada dipikirannya karena para tamu terlanjur berdatangan. Resepsi pernikahannya memang langsung diadakan langsung setelah prosesi akad nikah selesai.

Para tamu yang didominasi oleh kenalan orangtuanya itu terus berdatangan mengucapkan selamat pada pengantin baru yang sama sekali tidak menampakan raut bahagia seperti pengantin pada umumnya. Jika si mempelai wanita memasang wajah bingung dan sesekali tersenyum partisipaisi. Maka si mempelai pria sejak tadi berwajah datar meskipun ujung bibirnya menampilkan senyum tipis.

Menjelang jam 2 siang tamu yang menyalami pengantin berangsur berkurang tapi rumah keluarga Hamdan masih dipenuhi banyak tamu yang tidak dikenal Meidina. Sejak tadi Meidina mencari Tantra, Abi ataupun Chakra tapi ketiganya tidak juga menampakan batang hidung mereka. Melihat tamu yang sedikit lenggang, Meidina menatap kearah pria yang sudah menjadi suaminya. Meidina beberapa kali melirik kearah pria itu sepanjang mereka duduk atau berdiri berdampingan.  Sepertinya pria itu luar biasa hebat menahan pegal, dari awal mereka berdiri dipelaminan, berganti pakaian hingga menjalani foto pernikahan pria itu masih saja memasang ekspresi dataranya. Meidina memperhatikan pria itu dengan seksama, dilihat dari sisi manapun pria itu sangat berbeda dengan Navis yang terakhir kali dia temui tiga minggu sebelum pernikahan. Seingatnya Navis juga lebih pendek dari pria yang berada disampingnya sekarang.

Kedua orangtuanya dan juga mertua Meidina sudah turun dari pelaminan bebaur dengan para tamu. Meidina melirik kesana kemari memastikan ibunya tidak sedang menatap kearahnya. Si ibu sudah mewanti-wanti jika dia tidak boleh dulu bicara dengan orang yang sudah resmi menjadi suaminya itu sebelum selesai acara. Tapi Meidina tidak kuat menahan rasa penasarannya, kenapa bisa seorang Navis bisa berubah begitu banyak dalam 3 minggu?

"Maaf, apa kamu menjalani operasi plastik?" tanya gadis itu dengan muka penuh penasaran.

Orang yang diajak bicara tidak menjawab dan hanya melirik gadis itu sekilas.

"Apa kamu juga meminum obat peninggi badan? atau memakai sepatu bersol tinggi?" tanyanya lagi tidak menyerah.

Laki-laki itu melotot mendengar pertanyaan dari gadis itu, terlebih gadis itu menyuarakannya cukup keras dan berhasil menarik perhatian orang-orang disekitar mereka.

MEIDINA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang