chapter I

28 6 0
                                    

Happy reading guys❤

Aku terbangun dari tidurku dan kulihat jam masih menunjukkan pukul 4 pagi. Aku menoleh dan mendapati Belva masih tertidur lelap. Aku memutuskan untuk duduk dekat jendela sambil melihat pemandangan kota London di dini hari seperti sekarang. Masih terlihat sangat sepi sekali, hanya ada beberapa orang yang berjalan untuk melanjutkan aktivitas mereka. Di saat tengah memandangi, suara adzan di ponsel membuatku sadar.

Aku bergegas mandi kemudian sholat lalu menyiapkan sarapan untuk kami berdua. Matahari mulai muncul bersamaan dengan sarapan yang telah siap. Aku mengayunkan kaki menuju kamar untuk membangunkan Belva agar kami tidak terlambat kuliah hari ini.

"Belva, _wake up_!" seruku sampai Belva pun membuka mata.

"Ada apa, Hannah? Kau membangunkanku pagi-pagi begini."

"Pagi dari mana? Coba kau lihat sekarang jam berapa!" Belva bergegas melihat jam di dinding.
"Oh _shit_, sudah siang ternyata."

Belva pun langsung mencuci muka lalu sarapan bersamaku.

Saat sampai di kampus...

"Hei! Jessie, kemarilah!" seru Belva.

Fyi, Jessie adalah salah satu temanku. Dia berasal dari London dan tinggal bersama kedua orang tuanya.

"Tumben sekali kau datang jam begini, Belva." Jessie meledek sambil tertawa kecil.

"Ah ya, tadi aku membangunkannya karena aku takut dia terlambat lagi," seruku.

Saat asyik bercengkrama, ada dua pria yang berjalan ke arah kami.

"Ah, lihat si tampan itu menuju kemari," teriak Jessie dan Belva.

Mereka adalah Harry dan Zayn yang berasal dari fakultas sebelah.

"Hei, hentikan! Kalian berdua kenapa? Seperti baru melihat pria tampan saja," seruku karena aku memang tidak terlalu akrab dengannya dan mungkin saja mereka tak mengenalku.

"Hei, sedang apa kalian di sinu?" seru salah satu pria tampan itu dengan rambut _curly_nya. Jika aku tidak salah, namanya adalah Harry.

"Ah, kami sedang mengobrol saja di sini," jawab Belva yang sedari tadi sibuk menatap wajah Harry hingga rasanya ia lupa bagaimana caranya berkedip.

"Apa kami boleh bergabung?" tanya Harry yang langsung diangguki oleh Jessie dan Belva secara bersama.

"Ya, tentu," kata mereka berdua.

Namun, belum sempat mereka bergabung, suara bel sudah terdengar seantero kampus. Tanpa menunggu waktu lagi, kami bergegas menuju kelas masing-masing.

"Ah, sial. Belnya sudah berbunyi," decak Harry.

"Tak apa, kita bisa mengobrol di kantin nanti," kata Belva.

Aku tidak banyak bicara sedari tadi karena mereka terlalu asing menurutku.

Saat di kantin kami memesan makanan dan kemudian mengobrol.
"Hannah!kenapa kau dari tadi diam saja?" tanya Belva padaku, yg membuatku gugup.
"E-eum a-aku hanya sedang tidak mood saja bel!" jawabku
"Mungkin Hannah merasa malu" Goda jessie yg membuatku sedikit tersenyum.
"Ah lihat_itu harry dengan zayn" Seru Belva sambil menunjuk ke arah harry dan zayn.
"Hey harry! Kau mau minum?" tanya jessie dengan senyuman.
" Ya_Tentu" jawab harry dengan senyumannya yg khas.

Lalu kami mulai mengobrol,tapi bel kampus sudah berbunyi menandakan bahwa saatnya untuk masuk kelas. Akhirnya kami semua masuk ke kelas masing-masing. Saat jam pelajaran berakhir aku bergegas untuk segera pulang ke apartemen, Hari ini aku pulang sendiri karena Belva mendadak ada urusan, dia tidak memberitahuku urusan apa yg akan dia lakukan, akupun berjalan kaki menuju apartemen karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus ku. sesampainya di apartemen aku langsung merebahkan diriku di atas kasur, karena hari ini aku merasa sangat lelah.

Saat hari mulai gelap, Belva belum juga pulang ke apartemen aku merasa khawatir , lalu aku mencoba untuk menghubunginya .

"Hallo!,Ada apa Hannah?" tanya Belva
"Eum Belva kau dimana? Aku sangat mengkhawatirkan mu?" tanyaku dengan nada gelisah.

"oh sorry hannah aku lupa mengabarimu, kalau malam ini aku menginap di rumah orang tuaku. Karena ibuku sedang sakit." jelas Belva padaku.

"Ah! Baiklah , salam kan untuk ibumu semoga cepat sembuh:)". ucapku sambil tersenyum.

Hari pun mulai malam, aku merasa sedikit kesepian karena tidak ada Belva, dan aku putuskan untuk tidur saja .


Hai:) ini chapter pertamanya ya, jan lupa di vote dan coment, maaf banyak typonya😀

Love Different Religion #LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang