Tepat ditengah malam yang sunyi saat itu, ada empat orang yang bernama Yosan, Raka, Yuni dan Alfian, yang mencoba memberanikan diri mereka untuk memasuki gedung kampusnya untuk melakukan sebuah uji nyali malam itu."S-sudah kuduga, aku ti-tidak bisa melakukannya!" Ucap Alfian yang menghentikan langkahnya di depan gerbang kampus.
"Ah, kau ini penakut sekali sih." Ucap Raka.
"Agh.. lagian juga ngapain sih kita melakukan ini?" Tanya Yosan dengan raut wajah jengkel.
"Apa kau takut, anak manja?"
"Huh! Kenapa orang hebat sepertiku harus takut dengan hal semacam ini?" Dengus Yosan sombong.
"Kalau begitu tak perlu mengeluh."
"Yuni bagaimana, apa kau siap?" Tanya Raka."Iya, aku siap." Jawab Yuni
"Apa kau yakin? Diantara kita hanya kau yang perempuan, lho..."
"Walaupun aku seorang perempuan, bukan berarti aku penakut."
"Baiklah, kalau begitu ayo kita masuk."
-"A-aku tunggu disini saja." Ucap Alfian gemetar.
Akhirnya mereka bertiga meninggalkan Alfian dan mulai menyusup ke dalam kampus yang sepi itu. Setelah berhasil melewati pagar kawat, mereka menuju lorong koridor lalu menaiki tangga yang ada disana.
"Tempatnya dimana?" Tanya Yosan.
"Di lantai tiga." Jawab Raka.
Setelah itu, mereka terus menaiki tangga hingga mencapai ke lantai tiga. Setelah sampai, mereka menyusuri lorong koridor sambil sesekali melirik tiap-tiap pintu kelas.
Setelah cukup lama mereka berjalan, akhirnya Raka yang memimpin barisan didepan langsung menghentikan langkahnya dihadapan sebuah pintu yang warnanya sudah cukup kusam dan berbeda dari pintu-pintu lain.
"Ini dia tempatnya."
Dengan mengangguk setuju, Raka membuka pintu itu secara perlahan.
Krietttt...
Udara dingin menusuk kulit mereka. Gelapnya seisi ruangan membuat mereka tak mampu melihat apapun kecuali jendela yang tersinari oleh cahaya bulan yang redup tertutup awan.
Raka menyalakan korek api dan menyulutkan ke lilin yang sejak tadi ia pegang. Setelah itu, mereka melangkah masuk ke dalam ruangan. Sesampainya di tengah ruangan, mereka langsung duduk dilantai yang sudah berdebu tersebut.
"Kau sudah bawa itu kan?" Tanya Yuni.
"Iya."
Kemudian Raka mengeluarkan benda-benda yang dibutuhkan dari dalam tasnya, seperti sesajen, kertas, pulpen merah, dan yang terakhir adalah sebuah boneka batok."Baiklah, kalau begitu ayo kita mulai."
Mereka memegang dengan erat boneka batok itu bersama-sama."Kalian siap?" Ucap Raka serius.
"Iya, sudah ayo cepat lakukan saja." Pinta Yosan.
Mereka bertiga akhirnyapun mulai menyanyikan mantranya.
"Jalangkung, jalangset~"
"Disini ada pesta kecil-kecilan~"
"Jalangkung, jalangset~"
"Datang tak dijemput, pulang tak diantar~"
-
-
-"Tidak terjadi apa-apa." Ucap Yosan.
Setelah Yosan berbicara seperti itu, tiba-tiba saja lilinnya mati. Akibat hal itu, pandangan mereka jadi gelap gulita.
"Cih, kenapa ini?! Cepat nyalakan lilinnya."
Namun, tiba-tiba saja salah satu kaca jendela didalam ruangan itu pecah dengan sendirinya.
Prangg!!
Setelah itu, ada sesuatu yang jatuh menggelinding.
"A-apa yang terjadi?!" Teriak Yosan.
"A-apa itu?!" Yuni pun menjadi panik.
"Sepertinya sudah ada hantu yang datang." Ucap Raka.
"Siapa kau?! Keluarlah..!!"Setelah berbicara seperti itu, Raka mencoba menyalakan lilinnya kembali.
"Hey, lihat itu!" Teriak Yuni.
Mereka langsung terkejut ketika melihat kertas yang tadinya kosong, tiba-tiba saja berisi tulisan merah yang berantakan.
H A N N A
"Ha-hanna?!"
"J-jangan-jangan.."
----Tolong..
Tiba-tiba saja terdengar suara lirih seperti seseorang yang meminta tolong. Seketika bulu kuduk mereka langsung berdiri.---Matilah...
Suara itu tiba-tiba menjadi menggeram."Uwaaghhh!!"
Suasana berubah menjadi mencekam setelah terdengar suara teriakan Alfian yang berasal dari lantai bawah."Alfian!"
Mereka langsung segera berlari menuju kebawah, untuk melihat apa yang terjadi dengan temannya itu.
Namun, sesampainya mereka di lantai dua. Terlihat begitu banyak tetesan darah yang tercecer di lantai."K-kenapa banyak darah?!" Ucap Yosan gemetar.
Kemudian mereka mengikuti arah tetesan darah tersebut hingga akhirnya mereka terhenti setelah melihat sebuah ponsel yang tergeletak di lantai dalam keadaan layar yang masih menyala.
"I-ini kan ponsel milik Alfian." Ucap Yuni.
"J-jangan-jangan darah ini juga..."
Kemudian Raka mangambil ponsel tersebut. Dengan rasa penasaran, Yosan dan Yuni pun ikut mencoba mengintip apa yang terlihat di layar ponsel tersebut.
Di layar ponsel tersebut tertera sebuah kata yang tertulis di note.H A N N A
"T-tunggu, ini tidak mungkin kan?" Ucap Yosan gemetar.
-
----Tolong....
"Suara itu lagi.."
Yuni mencoba mencari asal suara itu."S-sepertinya dia terus mengikuti kita." Ucap Raka.
----Matilahhhh!!
Teriakan mengerikan pada malam itu seketika membuat mereka menjerit ketakutan dan berlari tunggang langgang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTiVE LOLiPOP 2 : Follow The Blood
Mystery / Thriller[Mystery&Romance] High Rank : #4 - Detective [21/08/2018] #24 - Mystery/Thriller [16/06/2018] Status : On going Note : Sequel of DETECTiVE LOLiPOP : Unlock Mystery Genre : Mystery, Thriller, Detective, Romance, Crime, Psychological ...