#4
Setelah mengantarkan Leo ke Universitas tempat Fano berkuliah, Pak Bagas pergi menuju rumah sakit tempat ia dirawat kemarin.
Walau ia diperbolehkan untuk pulang lebih cepat saat itu, namun tetap saja ia harus memeriksa lukanya itu sampai benar-benar sembuh total. Dan setelah urusannya selesai, ia bermaksud untuk pergi melaksanakan tugasnya. Yaitu, menangani kasus aneh yang sering terjadi di kota ini. Namun saat ia masuk ke dalam mobil, tiba-tiba saja ponselnya berdering.
"Bella?"
Pak Bagas segera mengangkat ponselnya.<Apa Leo sudah sampai disana?> Tanya lawan bicaranya diujung telepon
"Ya, dia baru saja sampai."
<Syukurlah kalau begitu. Berikan teleponnya pada Leo, aku ingin mendengar suaranya.>
"Tidak mau bertanya soal keadaanku terlebih dahulu?" Goda pak Bagas.
<Aku tidak perduli.>
Hoi, aku ini suamimu lho!
Mendengar kata-kata menusuk hati seperti itu memang sudah menjadi hal biasa bagi pak Bagas. Bukan karena sedang bertengkar atau terjadi masalah diantara mereka. Akan tetapi, memang begitulah sikap istrinya terhadap dirinya.
"Dia sedang pergi." Balas pak Bagas.
<Hah?! Kau ini bagaimana sih! Seharusnya kau menyuruhnya istirahat, ia pasti lelah seharian berada di perjalanan.>
"T-tapi.."
<Itulah alasan mengapa aku tak membiarkan Leo tinggal bersamamu.>
"Tenanglah, Leo hanya ingin bertemu dengan Fano."
<........>
Seketika lawan bicaranya diujung telepon langsung terdiam.
<Bagaimana keadaan anak itu sekarang?>
"Yah, dia itu tidak banyak berubah sih. Malah semakin tidak sopan." Ucap pak Bagas sambil tertawa kecil.
Namun, lagi-lagi tak ada balasan dari istrinya diujung telepon.
<.........>
"Apa kau masih merasa bersalah soal kematian Milena?"
<Itu memang kesalahanku.. andai saja waktu itu aku bisa menangkap pembunuhnya.>
"Bella, sudah cukup. Kejadian itu sudah tiga belas tahun yang lalu."
<Tidak, itu memang kesalahanku.>
<Aku ini benar-benar orang yang egois ya? Aku malah pergi dari indonesia setelah kejadian itu.> Nada bicaranya seakan penuh penyesalan."Kalau begitu, kenapa kau tidak kembali saja kesini?"
<Aku tidak sanggup.. lagipula, pekerjaanku disini juga cukup merepotkan.>
"Kejahatan di Amerika sepertinya juga tidak jauh berbeda dengan di Indonesia ya?"
<Huh, sepertinya kau juga cukup kerepotan disana ya?>
"Yah, akhir-akhir ini memang banyak penjahat yang cukup sadis dan mengerikan, tapi untung saja ada Fano yang membantuku."
<Sepertinya dia memang mewarisi bakat ibunya.>
"Ya, mereka berdua memang hebat."
<Baiklah kalau begitu, aku hanya minta tolong jaga Leo disana.>
"Serahkan saja padaku."
<Terima kasih.>
-
-Setelah telepon berakhir pak Bagas langsung menyulutkan sebatang rokok kemulutnya, lalu mengepulkan asapnya ke luar kaca jendela mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTiVE LOLiPOP 2 : Follow The Blood
Детектив / Триллер[Mystery&Romance] High Rank : #4 - Detective [21/08/2018] #24 - Mystery/Thriller [16/06/2018] Status : On going Note : Sequel of DETECTiVE LOLiPOP : Unlock Mystery Genre : Mystery, Thriller, Detective, Romance, Crime, Psychological ...