#12
"Cih! ada-ada saja. Gara-gara mereka kerjaanku jadi bertambah begini." Gerutu pak Bagas, lalu melemparkan bungkus rokoknya yang kosong itu ke dasbor mobil.
Walau ia terlihat begitu kesal, semua petunjuk terlihat begitu jelas dari penyelidikannya yang sudah 3 jam berlalu di TKP.
Pelaku bernama Alfian, menurut kesaksian Fano dan yang lainnya. Wanita yang menjadi korbannya saat di pameran busana itu ternyata adalah temannya sejak sekolah. Namun untung saja salah satu tembakannya meleset dan yang satu lagi hanya mengenai bagian pundaknya.
Setelah itu dia kabur lalu bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri di dalam gang yang lumayan jauh dari lokasi kejadian. Senjata yang ia pakai untuk bunuh diri juga masih pistol yang sama.
Pak Bagas terus melihat selembar demi selembar foto mayat Alfian yang tersebar dikursi mobilnya, mencoba mencari jawaban atas keraguannya.
Mengapa orang ini bunuh diri? Apa dia menyerah karena tak mampu membunuh korbannya? Pikir pak Bagas.
Lalu tatapannya terhenti di sebuah foto senjata yang digunakan pelaku saat itu. Menurut keterangan penyidik, pistol yang ditemukan di TKP kosong tanpa peluru sebutirpun. Maka dari itu mereka menyimpulkan pelaku menggunakan peluru terakhirnya untuk menembak kepalanya sendiri.
"Tapi aneh sekali, mengapa ia tak menggunakan peluru terakhirnya itu untuk segera membunuh korbannya saja dari pada menggunakannya untuk bunuh diri." Gumam pak Bagas sambil mengetukan jari telunjuknya ke setir mobil.
"Itu karena pistol yang dipegangnya tak punya peluru lagi untuk menembak korban."
Suara itu seolah membalas gumamnya barusan, pak Bagas sontak terkejut dan melempar pandangannya kearah jendela mobil disampingnya. Disana terlihat wajah orang paling menyebalkan sedunia menatapnya dengan sayu."K-kau ini!! Kenapa kau ada disini?!" Bentak pak Bagas.
"Hufftt.. gimana yah pak. Sebenarnya saya khawatir bapak jadi stress gara-gara menangani kasus yang banyak, jadi lebih baik saya menawarkan bantuan." Ucap Fano santai. Namun lagi-lagi ucapannya itu dengan nada yang menyebalkan.
"Tidak perlu! Lagipula memangnya aku terlihat begitu stress apa?!"
"Kalau dilihat dari banyaknya uban bapak sih nampaknya beban hidup bapak berat sekali."
"Sudah! Jangan menggangguku, kau tidak perlu ikut campur lagi."
"Lhoo.. bukannya bapak sendiri yang bilang harus memecahkan kasus bersama-sama agar tidak terjadi hal yang lebih buruk."
Orang ini tak ada habis-habisnya membuatku jengkel!
"Sudahlah pak, tidak usah marah terus.. nanti bapak bisa kena hipertensi lho." Fano membuka pintu belakang lalu masuk kedalam mobil dengan santai.
Pak Bagas hanya bisa pasrah dengan orang itu, dan membiarkannya membantu penyelidikan. Walaupun hatinya jengkel, dirinya sangat percaya dengan Fano jika berurusan dengan kasus-kasus yang aneh.
Pak Bagas melirik jam tangannya, sudah menunjukan pukul sembilan malam. Ia melirik Fano seraya tersenyum kecil.
"Kau menghabiskan berjam-jam hanya untuk mencariku ya? Hebat sekali kau bisa menemukanku disini." Ucap pak Bagas.
"Tidak juga, aku menghabiskan beberapa jam menjenguk orang dirumah sakit. Lagipula jarang ada orang yang memiliki mobil jadul kayak bapak dikota ini." Jelas Fano, lalu ia mengambil dokumen penyelidikan yang tersebar dibangku depan.
Orang ini gak ada bagus-bagusnya kalau bicara.
"Ngomong-ngomong pasien yang kau jenguk itu..""Ya, aku menjenguk Yuni. Akhirnya wanita itu mau menjelaskan semuanya padaku, dan sepertinya aku sudah menemukan garis besarnya." Fano tersenyum puas setelah selesai dengan dokumen yang dibacanya.
-
-
-
![](https://img.wattpad.com/cover/145235539-288-k746674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTiVE LOLiPOP 2 : Follow The Blood
Mistério / Suspense[Mystery&Romance] High Rank : #4 - Detective [21/08/2018] #24 - Mystery/Thriller [16/06/2018] Status : On going Note : Sequel of DETECTiVE LOLiPOP : Unlock Mystery Genre : Mystery, Thriller, Detective, Romance, Crime, Psychological ...